Analisis Dampak Lingkungan Fisik terhadap Kejadian Malaria di Desa Hanura
Sari
ABSTRACT
Malaria remains a significant health problem in coastal areas, including Hanura Village, Teluk Pandan Subdistrict, Pesawaran Regency. Physical environmental factors such as light intensity, air temperature, humidity, and water pH play a role in the development of Anopheles vectors and malaria incidence. This study aimed to analyze the relationship between physical environmental factors and malaria occurrence in Hanura Village in 2024. A cross-sectional study was conducted involving 339 households in Hanura Village. Environmental variables were directly measured in the field: light intensity (lux meter), air temperature (digital thermometer), humidity (hygrometer), and water pH (pH meter). Malaria occurrence data were obtained from medical records and Rapid Diagnostic Tests (RDT). Data were analyzed using univariate, bivariate (Chi-Square test), and multivariate (logistic regression) analyses, including interaction tests. Bivariate analysis showed that air temperature and water pH were associated with malaria occurrence. Multivariate analysis indicated that air temperature (OR = 0.193; p = 0.010) was the dominant factor influencing malaria incidence, followed by water pH (OR = 0.563; p = 0.025). Light intensity was not directly significant but acted as a confounding variable. The interaction between air temperature and water pH was also not significant. Air temperature and water pH are significant environmental factors influencing malaria incidence in Hanura Village. The findings of this study can be utilized for environmentally based control strategies in efforts to prevent malaria in Hanura Village.
Keywords: Malaria, Air Temperature, Water pH, Light Intensity, Hanura Village.
ABSTRAK
Malaria merupakan masalah kesehatan di Desa Hanura, Kecamatan Teluk Pandan, Kabupaten Pesawaran. Faktor lingkungan fisik seperti intensitas cahaya, suhu udara, kelembapan udara, dan pH air berperan dalam perkembangan vektor Anopheles dan kejadian malaria. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan faktor lingkungan fisik dengan kejadian malaria di Desa Hanura tahun 2024. Penelitian menggunakan desain cross-sectional dengan pengambilan sampel sebanyak 339 rumah di Desa Hanura. Variabel lingkungan diukur langsung di lapangan: intensitas cahaya (lux meter), suhu udara (termometer digital), kelembapan udara (hygrometer), dan pH air (pH meter). Data kejadian malaria diperoleh dari rekam medis dan pemeriksaan RDT. Analisis data dilakukan secara univariat, bivariat (uji Chi-Square), dan multivariat (regresi logistik), termasuk uji interaksi antarvariabel. Analisis bivariat menunjukkan bahwa suhu udara dan pH air berhubungan dengan kejadian malaria. Analisis multivariat memperlihatkan bahwa suhu udara (OR = 0,193; p = 0,010) merupakan faktor dominan yang memengaruhi kejadian malaria, diikuti pH air (OR = 0,563; p = 0,025). Intensitas cahaya tidak berpengaruh signifikan secara langsung, tetapi berperan sebagai variabel confounding. Uji interaksi antara suhu udara dan pH air juga tidak signifikan. Suhu udara dan pH air merupakan faktor lingkungan fisik yang signifikan memengaruhi kejadian malaria di Desa Hanura. Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk strategi pengendalian berbasis lingkungan dalam upaya pencegahan malaria di wilayah Desa hanura.
Kata Kunci: Malaria, Suhu Udara, PH Air, Intensitas Cahaya, Desa Hanura
Kata Kunci
Referensi
Avichena, A., & Anggriyani, R. (2023). Pengaruh Infeksi Plasmodium Sp. Terhadap Trombosit Manusia: Tinjauan Literatur. Ekotonia: Jurnal Penelitian Biologi, Botani, Zoologi Dan Mikrobiologi, 8(1), 30–37. Https://Doi.Org/10.33019/Ekotonia.V8i1.4128
Basten, J. Van, Sorisi, A. S. H., & Tuda, J. S. B. (2024). Survei Nyamuk Anopheles Spp. Di Desa Kalait Raya Kecamatan Touluaan Selatan. Jurnal Kedokteran Komunitas Dan Tropik, 12(1), 539–544
Buhungo, R. A. (2012). Faktor Perilaku Kesehatan Masyarakat Dan Kondisi Lingkungan Rumah Dengan Kejadian Malaria. Jurnal Health And Sport, 5(2).
Centers For Disease Control And Prevention, & Kementerian Kesehatan Ri. (2022). Petunjuk Teknis Pengendalian Faktor Risiko Malaria. Https://Malaria.Kemkes.Go.Id
Elbands, E. S., Fatriyadi, J., & Suharmanto. (2022). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Malaria Vivax. Jurnal Penelitian Perawat Profesional, 4(2), 655–662.
Hidayah, N., & Rahmawati, D. (2019). The Water Ph Levels In Breeding Places Associated With The Presence Of Aedes Aegypti Larvae. Https://Doi.Org/10.4108/Eai.26-10-2018.2288706
Kemenkes Ri. (2023). Buku Saku Tata Laksana Kasus Malaria. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Komba, E. B., Balan, R. T., & Ismail, D. A. (2024). Contributions Of Time, Temperature And Humidity On The Biting Behaviour Of Anopheles Funestus At Lupiro Village In Morogoro, Tanzania. Acta Entomology And Zoology, 5(2), 47–53. Https://Doi.Org/10.33545/27080013.2024.V5.I2a.155
Mmbando, A. S., Bradley, J., Kazimbaya, D., Kasubiri, R., Knudsen, J., Siria, D., Von Seidlein, L., Okumu, F. O., & Lindsay, S. W. (2022). The Effect Of Light And Ventilation On House Entry By Anopheles Arabiensis In Tanzania: An Experimental Hut Study. Malaria Journal, 21(1), 1–11. Https://Doi.Org/10.1186/S12936-022-04063-3
Mordecai, E. A., Paaijmans, K. P., Johnson, L. R., Balzer, C., Ben-Horin, T., De Moor, E., Mcnally, A., Pawar, S., Ryan, S. J., Smith, T. C., & Lafferty, K. D. (2013). Optimal Temperature For Malaria Transmission Is Dramatically Lower Than Previously Predicted. Ecology Letters, 16(1), 22–30. Https://Doi.Org/10.1111/Ele.12015
Perdana, A. A. (2021). Karakteristik Kondisi Lingkungan Penderita Malaria Terhadap Kejadian Malaria. Jurnal Medika Hutama, 3(01 Oktober), 1696-1702.
Rasyid, Z., Widodo, M. D., & Candra, L. (2019). Analisis Lingkungan Fisik Dengan Kejadian Malaria Di Desa Sekip Hilir Kecamatan Rengat. Econews, 2(2), 38-43.
Sains, M. P. F., Coto, I. Z., & Hardjanto, I. (2005). Pengaruh Lingkungan Terhadap Perkembangan Penyakit Malaria Dan Demam Berdarah Dengue.
Sari, S., Nurtjahya, E., & Suwito, A. (2022). Bioekologi Nyamuk Anopheles Di Kecamatan Jebus Kabupaten Bangka Barat. Ekotonia: Jurnal Penelitian Biologi, Botani, Zoologi Dan Mikrobiologi, 7(1), 44–60. Https://Doi.Org/10.33019/Ekotonia.V7i1.3142
Sutarto, S. T. T. (2017). Faktor Lingkungan, Perilaku Dan Penyakit Malaria. Agromedicine Unila, 4(1), 173-184.
Wahistina, R., Lazuardi, L., & Umniyati, S. R. (2018). Distribusi Spasialtemporal Faktor Lingkungan Fisik Malaria Di Banjarnegara. Ber Kedokt Masy, 34(4), 159-66.
Wardani, D. W. S., & Arifah, N. (2016). Hubungan Antara Faktor Individu Dan Faktor Lingkungan Dengan Kejadian Malaria. Jurnal Majority, 5(1), 86-91.
Watofa, A. F., Husodo, A. H., Sudarmadji, S., & Setiani, O. (2018). Risiko Lingkungan Fisik Terhadap Kejadian Malaria Di Danau Sentani, Papua. Jurnal Manusia Dan Lingkungan, 24(1), 31–39. Https://Doi.Org/10.22146/Jml.28481
Widjaja, J., Sumolang, P. P. F., & Nurjana, M. A. (2016). Determinan Kejadian Malaria Di Wilayah Sulawesi. Aspirator: Journal Of Vector-Borne Disease Studies, 8(1), 17–28. Https://Doi.Org/10.22435/Aspirator.V8i1.4292.17-28
Widyati, A. S., & Mukono, J. (2022). Hubungan Antara Temperatur Udara Dengan Kasus Malaria Di Kabupaten Ende Tahun 2017. Preventif: Jurnal Kesehatan Masyarakat, 13(3), 401–409. Https://Doi.Org/10.22487/Preventif.V13i3.408
World Health Organization. (2017). World Malaria Report 2017. Who. Http://Apps.Who.Int/Iris/Handle/1066259492
DOI: https://doi.org/10.33024/mnj.v8i1.23597
Refbacks
- Saat ini tidak ada refbacks.
Penerbit: Universitas Malahayati
Semua artikel dapat digunakan dibawah lisensi Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License


Panduan Penulisan






