Hubungan Angka Kejadian OMSK Terhadap PHBS Di Poliklinik THT-KL Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin Kota Bandar Lampung

Muslim Kasim, Selvia Anggreani, Fatah Satya Wibawa, Eunike Kusuma Yanti

Sari


ABSTRACT: RELATIONSHIP RELATIONSHIP OF CSO EVENTS TO PHBS IN THT-KL POLICLINIC PERTAMINA BINTANG AMIN HOSPITAL BANDAR LAMPUNG CITY

 

Background: Chronic suppurative otitis media (CSOM) is an inflammation of middle ear and mastoid occurs more than 2 months, characterized by tympanic membrane perforation and the presence of fluid coming out of the ear canal. Clean and Healthy Living Behavior (PHBS) is the basis for health development to improve public health status. PHBS is a protection against the threat of diseases such as CSOM.

Method: This study is a quantitative study. The method is using medical records and questionnaires. Data analysis method Chi square test.

Result: The study was conducted at Pertamina Bintang Amin Hospital with a total of 54 respondents, 32 (59.3%) male and 22 (40.7%) female. The incidence of OMSK with good PHBS was 18 people or 33.3% of the total, which included 16 people or 88.9% of whom did not experience OMSK, while as many as 2 people or 11.1% experienced OMSK. Respondents with bad PHBS were 36 people or 66.7% of the total, which included 7 people or 19.4% did not experience OMSK, while 29 people or 80.6% experienced OMSK. Then, a bivariate analysis was performed and p value was obtained = 0.001. Thus, there was a significant relationship between OMSK and PHBS in the ENT-KL polyclinic at Bintang Amin Hospital, Bandar Lampung City.

Conclusion: There is a significant relationship between the incidence of CSOM and PHBS in the ENT-KL polyclinic at Bintang Amin Hospital, Bandar Lampung City.

 

Keywords: CSOM, PHBS, Ears, Nose, Throat.

 

INTISARI: HUBUNGAN ANGKA KEJADIAN OMSK TERHADAP PHBS DI POLIKLINIK THT-KL RUMAH SAKIT PERTAMINA BINTANG AMIN KOTA BANDAR LAMPUNG

 

Latar Belakang: Otitis media supuratif kronik (OMSK) merupakan suatu peradangan di telinga tengah dan bagian mastoid yang terjadi lebih dari 2 bulan ditandai dengan perforasi membran timpani dan adanya cairan yang keluar dari liang telinga. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah dasar pembangunan kesehatan untuk meningkatkan status kesehatan masyarakat. PHBS merupakan pelindung terjadinya ancaman penyakit seperti OMSK.

Metode Penelitian: Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Cara pengumpulan dengan meggunakan rekam medis dan kuesioner. Metode analisis data Uji Chi square.

Hasil: Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin dengan jumlah responden sebanyak 54 orang dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 32 (59,3%) orang lebih banyak daripada jenis kelamin perempuan sebanyak 22 (40,7%) orang. Angka kejadian OMSK dengan PHBS yang baik sebanyak 18 orang atau 33,3% dari total keseluruhan yang mencakup 16 orang atau 88,9% diantaranya tidak mengalami OMSK sedangkan sebanyak 2 orang atau 11,1% mengalami OMSK. Responden dengan PHBS yang buruk sebanyak 36 orang atau 66,7% dari total keseluruhan yang mencakup 7 orang atau 19,4% tidak mengalami OMSK sedangkan sebanyak 29 orang atau 80,6% mengalami OMSK. Kemudian, dilakukan analisis bivariat dan didapatkan nilai p = 0,001. Dengan demikian, terdapat hubungan bermakna antara OMSK dengan PHBS di poliklinik THT-KL Rumah Sakit Bintang Amin Kota Bandar Lampung.

Kesimpulan : Terdapat hubungan yang signifikan antara angka kejadian OMSK dengan PHBS di poliklinik THT-KL Rumah Sakit Bintang Amin Kota Bandar Lampung.

Kata Kunci: OMSK, PHBS, Telinga, Hidung, Tenggorokan


Teks Lengkap:

PDF

Referensi


DAFTAR PUSTAKA

Adams G, Boies L, Higler P. 2014. Buku Ajar Penyakit THT. Jakarta: EGC.

Adenosum AA, Ibekwe TS, Olowookere SA. 2012. Pattern of tympanic membrane perforation in Ibadan: a retrospective study. Annals of Ibadan Postgraduate Medicine. 6(2): p. 31-3.

Aduda DS, Macharia IM, Mugwe P, Oburra H, Farragher B, Brabin B, et al. 2013. Bacteriology of chronic suppurative otitis media (CSOM) in children in Garissa district, Kenya: a point prevalence study. Into; Pediatri Otorhinolaryngology. p. 77: 1107-11.

Adisasmito, Wiku. 2007. Sistem Kesehatan. PT Raja Grafindo Persada: Jakarta

Agus S, Christanto A, Soepomo S. 2010. Pendekatan molekular (RISA) untuk membedakan spesies bakteri otitis media supuratif kronik benigna aktif. Cermin Dunia Kedokteran. 115(81):6.

Ahmed Z, Khan TZ, Rahim DU. 2016. Otogenic complications of otitis media : experience at tertiary care hospital. Pak J Surg.32(1):49– 53.

Anggrainy R. 2010. Cuci tangan menggunakan sabun dalam program mendukung perilaku hidup bersih dan sehat. From http://www.perilakuhidupbersih(PHBS).com. Diakses pada tanggal 12 Juli 2020.

Arikunto. 2010. Prosedur penelitian: suatu pendekatan praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Baysal E, Erkutlu I, Mete A, Alptekin M, Oz A. 2013. Complications and Treatment of Chronic Otitis Media. J Craniofac Surg. 24(2):464–7

Bluestone, C.D., Klein, J.O. 2007. Otitis media, atelektasis, and eustachian tube dysfunction. In Bluestone, Stool, Kenna eds. Pediatric otolaryngology. 3rd ed. London: WB Saunders, Philaselphia, 388-582.

Chole RA, Nason R. 2009. Chronic otitis media and cholesteatoma. In: Ballenger’s manual of otorhinology head and neck surgery. Connecticut: BC Decker; p. 217-27.

Dahlan MS. 2009. Besar sampel dan cara pengambilan sampel dalam penelitian kedokteran dan kesehatan. Jakarta: Salemba Medika.

Duke T, Kelly T, Weber M, English N dan Campbell H. 2018. Otitis media supuratif kronik (OMSK). Indonesia: IHRC.

Gross ND, McMenomey SO. 2008. Aural complications of otitis media. In: Glasscock ME, Gulya AJ, editors. Surgery of the ear. 5th ed. BC Decker: Ontario; p.435-4.

Guyton, A. C., Hall, J. E., 2014. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 12. Jakarta : EGC.

Iskandar, N., Soepardi, E., & Bashiruddin. 2014. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorokan Kepala dan Leher. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2011. Pedoman PHBS. Kemenkes RI, Jakarta.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2013. Pedoman PHBS. Kemenkes RI, Jakarta.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2014. Prevalensi OMSK. Kemenkes RI, Jakarta.

Kong K dan Coates H. 2009. History, definitions, risk factors and burden of otitis media. MJA. Australia. 191(9). p S39-S43.

Kvestad E, Kvaener K and Mair I. 2008. Labyrinthine fistula detection: The predictive value of vestibular symptoms and computerized tamography. Actaotolaryngologica ; p. 622-26.

Maryunani A. 2013. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, Jakarta : Trans Info Media.

Mittal R, Lisi CV, Gerring R, Mittal J, Mathee K, Narasimhan G, et al. Current concepts in the pathogenesis and treatment of chronic suppurative otitis media. J Med Microbio. 2015; 64:1103-16.

Napu, Nur’ain. 2012. Gambaran perilaku kepala keluarga tentang PHBS di desa Tunggulo Selatan KecamatanTilong Kabila Kabupaten Bone Bolango. Program studi kesehatan masyarakat peminatan kesehatan lingkungan, fakultas ilmu- ilmu kesehatan dan keolahragaan. Universitas Negeri Gorontalo.

Neogi R, Dan A, Maity K, Basak B, Basu D, Acharya M, et al. 2011. Clinico-epidemiological profile of chronic suppurative otitis media patients attending a tertiary care hospital. J Indian Med Assoc. 109(5):324-6.

Notoatmodjo S. 2012. Pendidikan dan perilaku kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Ocalan R, 2013. Hearing Results in Patients Undergoing Canal Wall Down Mastoidectomy with Type III Tympanoplasty, J Med Updates. 3(2), pp.77–81.

Paulsen F. & J. Waschke. 2013. Sobotta Atlas Anatomi Manusia : Anatomi Umum dan Muskuloskeletal. Penerjemah : Brahm U. Penerbit. Jakarta : EGC.

Prakash M, Lakshmi K, Anuradha S, Swathi GN. 2013. Bacteriological profile and their antibiotic susceptibility pattern of cases of chronic suppurative otitis media. Asian Journal of Pharmaceutical and Clinical Research 6(3): 210-212

Razooqi, Salim, Khefi, Al-Kadhimiya. 2012. Sensorineural Hearing Loss in Chronic Suppurative Otitis Media. Iraqi J Med Sci. 10(1):1-5.

Riskesdas. 2012. Hasil riset kesehatan dasar tahun 2011. Jakarta. Kemenkes.

Ristin M, 2015. Hubungan tingkat pengetahuan dengan perilaku mencegah kekambuhan pada pasien otitis media supuratif kronik (omsk) di instalasi rawat jalan THT RSD Balung. (skripsi). Jawa Timur: Universitas Muhammadiyah Jember.

Rout MR, Mohanty D, Vijaylaxmi Y, Kamalesh B, Chakradhar M. 2009. Prevalence of cholesteatoma in chronic suppurative otitis media with central perforation. Indian Journal of Otology 2012; 18: 7-10.

Sari. 2018. Hubungan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) terhadap Angka Kejadian Otitis Media Supuratif Kronik (Omsk) di Poliklinik THT-KL RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung. Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung [skripsi]. Bandar Lampung: Fakultas Kedokteran Unila.

Sherwood L. 2011. Fisiologi Manusia. Jakarta: EGC.

Shrestha BL, Amatya RCM, Shrestha I, Ghosh I. 2011. Microbiological profile of chronic suppurative otitis media. Nepalese Journal of ENT Head and Neck Surgery 2(2): 6-7

Soepardi EA, Iskandar N, Bashiruddin J. 2007. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga, Hidung, Tenggorokan, Kepala & Leher. Edisi VI. Jakarta : FK UI.

Tortora G dan Derrickson B. 2014. Dasar Anatomi dan Fisiologi. Jakarta: EGC.

Trihendradi C. 2013. Step by step IBM SPSS 21: Analisis Data Statistik. Penerbit CV. Andi Offset. Yogyakarta.

Utami TF, Bambang U, Kartono S. 2010. Rinitis alergi sebagai factor risiko otitis media supuratif kronik. Cermin Dunia Kedokteran. 179(428):9

World Health Organization. 2012. Suppurative otitis media burden of illness and management options. Geneva, Switzerland: WHO.

Yousuf M, Majumder KA, Kamal A, Shumon AM, Zamans Y. 2011.Clinical study on chronic suppurative otitis media. 17(1): 42-47. Bangladesh J Otorhinolaryngology.

Zhang Y, Min X, Jin Z, et al. 2014. Risk factors for chronic and recurrent otitis media – A meta Analysis. Plosone; 1: p. 1-7.




DOI: https://doi.org/10.33024/mnj.v3i1.3280

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.


Penerbit: Universitas Malahayati


 Creative Commons License

Semua artikel dapat digunakan dibawah lisensi Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License