Perbandingan Nilai Laju Endap Darah Antara Pengukuran Metode Manual Westergren Dan Alat Automatik Pada Sampel Darah Sitrat Penderita Tb Paru Di Rsud. Dr. Dradjat Prawiranegara Serang

Destri Siti Juleha, Deviani Utami, Ade Utia Detty

Sari


ABSTRACT

Background: Erythrocytes Sedimentation Rate (ESR) is a test to determine the rate of erythrocytes settling blood containing anticoagulants in a vertical tube within a certain time. ESR is generally used to check and monitor for tissue damage, inflammation and indicate disease. ESR examination can be done by manual and automatic methods. LED levels in pulmonary TB patients generally have increased.

Objectives: Knowing the difference in the measurement results of the erythrocytes sedimentation rate (ESR) between the Westergen manual and automatic methods in patients with pulmonary tuberculosis.

Methods: Laboratory experiments with a post-test-only approach. The number of samples was 30 people and was taken by purposive sampling. The research data were obtained from the results of the ESR examination using the Westergren manual and automatic methods.

 

Results: Examination of the sedimentation rate of healthy respondents used the Westergren method had an average of 9,40 mm/hour while in the automatic method 10,15 mm/hour. The examination of sedimentation rate of pulmonary tuberculosis respondents with the Westergren method had an average of 66,13mm/hour, while the Automatic method was 67,80 mm/hour. There was no significant difference in the mean value of ESR between the measurement method used manual Westergren and Automatic methods in patients with pulmonary tuberculosis ( p = 0,878). 

 

Conclusion: There is no significant difference in the mean value of ESR between measurements using the manual Westergren method and automatic in patients with pulmonary tuberculosis.

 

Keywords: Erythrocytes Sedimentation Rate, Method, Westergren, Automatic

 

PERBANDINGAN NILAI LAJU ENDAP DARAH ANTARA PENGUKURAN METODE MANUAL WESTERGREN DAN ALAT AUTOMATIK PADA SAMPEL DARAH SITRAT PENDERITA TB PARU DI RSUD. Dr. DRADJAT PRAWIRANEGARA SERANG TAHUN 2020

 

Latar Belakang: Laju Endap Darah (LED) adalah pemeriksaan untuk menentukan kecepatan eritrosit mengendap dalam darah yang berisi antikoagulan pada suatu tabung vertikal dalam waktu tertentu. LED pada umumnya digunakan untuk mendeteksi dan memantau adanya kerusakan jaringan, inflamasi dan menunjukan adanya penyakit. Pemeriksaan LED dapat dilakukan dengan metode manual dan automatik. Kadar LED pada penderita TB Paru umumnya mengalami peningkatan.

Tujuan: Mengetahui perbedaan hasil pengukuran Laju Endap Darah (LED) antara metode manual Westergen dan Automatik pada Penderita TB Paru.

 

Metodologi: Eksperimen laboratorik dengan pendekatan post test only. Jumlah sampel 30 orang dan diambil dengan purposive sampling. Data penelitian diperoleh dari hasil pemeriksaan LED menggunakan metode manual Westergren dan Automatik.

 

Hasil: Pemeriksaan Laju Endap Darah pada responden sehat metode Westergren memiliki rata-rata 9,40 mm/jam sedangkan pada metode Automatik 10,15 mm/jam. Pemeriksaan Laju Endap Darah pada responden TB Paru metode Westergren memiliki rata-rata 66,13 mm/jam sedangkan pada metode Automatik 67,80 mm/jam. Tidak terdapat perbedaan rata-rata nilai LED yang signifikan antara pengukuran menggunakan metode manual Westergren dan Automatik pada penderita TB Paru (p = 0,878).

 

Kesimpulan: Tidak terdapat perbedaan rata-rata nilai LED yang signifikan antara pengukuran menggunakan metode manual Westergren dan Automatik pada penderita TB Paru.

Kata kunci: Laju Endap Darah, Metode, Westergren, Automatik


Teks Lengkap:

PDF

Referensi


Abul, A., Andrew, L. and Shiv, P. (2012) Celluler and Molecular Immunology. Philadelphia: Elsevier.

Amin, Z. and Bahar, A. (2014) “Tuberkulosis Paru,” in Sudoyo, A. W. et al. (eds.) Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. VI. Jakarta: Interna Publishing, pp. 2230–2239.

Bakta, I. M. (2016) Hematologi Klinik Ringkas. Jakarta: EGC.

DHiru (2013) Live Blood Analysis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan RI (2014) Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulosis. Edited by T. N. Dinihari and V. Siagian. Jakarta.

Djojodibroto, D. (2013) “Tuberkulosis Paru,” in Perdan, T. I. M. and Susanto, D. (eds.) Respirologi. 1st ed. Jakarta: EGC, pp. 151–168.

Gandasoebrata, R. (2013) Penuntun Laboratorium Klinik. Jakarta: Dian Rakyat.

Guyton, A. C. and Hall, J. E. (2012) Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. 11th ed. Edited by L. Y. Rachman et al. Jakarta.

Hartwig, M. S. (2012) “Penyakit Serebrovaskular,” in Hartanto, H., Wulansari, P., and Mahanani, D. A. (eds.) Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. 6th ed. Jakarta, pp. 1105–1132.

Hasnawati (2018) “Pengaruh Infeksi Mycobacterium Tuberculosis Terhadap Nilai Laju Endap Darah Penderita Tuberculosis Paru di Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Makassar,” Jurnal Media Analis Kesehatan, 1(1), pp. 8–13. doi: 10.32382/mak.v1i1.119.

Ibrahim, N. et al. (2006) “Hasil Tes Laju Endap Darah Cara Manual Dan Automatik,” Indonesian Journal of Clinical Pathology and Medical Laboratory, 12(2), p. 45. doi: 10.24293/ijcpml.v12i2.840.

Kementerian Kesehatan RI (2011) Pedoman Interpretasi Data Klinik. Jakarta.

Kiswari, R. (2014) Hematologi dan Transfusi. Jakarta: Erlangga.

Kurniawan, F. B. (2016) Hematologi Praktikum Analis Kesehatan. Jakarta: EGC.

Liswanti, Y. (2014) “Gambaran Laju Endap Darah (Metode Sedimat) Menggunakan Natrium Sitrat 3,8% dan EDTA Yang Ditambah NaCl 0,85%,” Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada, 12(1), p. 226. doi: 10.36465/jkbth.v12i1.83.

Ningrum, W. L. (2017) “Profil Laju Endap Darah Pada Pasien Tuberkulosis Paru Kasus Baru di RSU Kota Tangerang Selatan,” pp. 1–48.

Nofiyanti, I. (2017) Perbedaan Hasil Pemeriksaan Laju Endap Darah Metode Manual dan Automatik. Universitas Muhammadiyah Semarang.

Notoatmodjo, S. (2012) Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Nugraha, G. (2015) Panduan Pemeriksaan Laboratorium Hematologi Dasar. Jakarta: Trans Info Media.

Rinaldi, I. and Sudoyo, A. W. (2009) “Tuberculosis Paru,” in Sudoyo, A. W. et al. (eds.) Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. V. Jakarta: Interna Publishing, pp. 1163–1164.

Riswanto (2013) Pemeriksaan Laboratorium Hematologi. Yogyakarta: Alfamedika.

Satri, E. (2016) Perbandingan Metode Konvensional dan Otomatik untuk Mengukur Nilai Laju Endap Darah di Rumah Sakit Sumber Waras Jakarta. Universitas Trisakti.

Seran, Y. B. (2018) Perbedaan Hasil Pemeriksaan Laju Endapan Darah Metode Manual dan Automatik (Alifax Roller 20 LC) di Laboratorium RSUD. Prof. Dr. W Z Johhanes Kupang. Universitas Muhammadiyah Semarang.

Subowo (2013) Imunologi Klinik. 2nd ed. Jakarta: Sagung Seto.

Sukarmin, M. and Iqlima, D. (2019) “Perbandingan Hasil Pengukuran Laju Endap Darah Dengan Metode Manual dan Automatic,” Jurnal Manajemen Kesehatan Yayasan RS.Dr. Soetomo, 5(1), p. 1. doi: 10.29241/jmk.v5i1.109.

Wallach, J. (2006) Interpretation of Diagnostic Test. 8th ed. New York: Lippincott Williams & Wilkins.

WHO (2013) “Global Tuberculosis Report 2013,” World Health Organization, p. 306. doi: 10.3917/spub.092.0139.

Wijayanti, W. A. (2018) Perbedaan Pengukuran Laju Endap Darah Menggunakan Metode Westergreen Manual dan Automatic. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika Jombang.




DOI: https://doi.org/10.33024/mnj.v3i3.4372

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.


Penerbit: Universitas Malahayati


 Creative Commons License

Semua artikel dapat digunakan dibawah lisensi Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License