Hubungan Pendapatan dan Asi Eksklusif dengan Kejadian Stunting pada Balita

Ni Wayan Erviana Puspita Dewi, Ni Komang Sri Ariani

Sari


ABSTRACT

 

Stunting is the nutritional status of toddlers based on the height index for age. The maximum stunting standard according to World Health Organization (WHO) is 20% or one-fifth of the total number of children under five. The problem of stunting needs attention from all parties because of the high number of stunting cases. WHO in 2018 reported that the prevalence of stunting in Asia was higher than Africa. Various aspects can affect the high incidence of stunting, including education, social culture, pregnancy history, exclusive breastfeeding, health services, economy, political environment and others. The purpose of this study was to analyze the correlation between income and exclusive breastfeeding with the incidence of stunting in toddlers in the UPTD Work Area of Gianyar Health Center. Methods This research uses a correlation analytic design with a cross sectional approach. The sample in this study were mothers who had toddlers who met the inclusion criteria as many as 120 respondents. The data collection tool is a questionnaire related to factors related to stunting in toddlers. Bivariate analysis with Chi-Squere. Based on the results of the statistical analysis test with the chi square test, it shows that there is a significant relationship between income and the incidence of stunting in toddlers with a p-value of 0.007 (p value <0.05). The same thing is true with exclusive breastfeeding which states that there is a significant relationship between exclusive breastfeeding and the incidence of stunting, p-value = 0.036 (p value < 0.05). Family income and exclusive breastfeeding are related to the incidence of stunting in toddlers

 

Keywords: Stunting, Income, Exclusive Breastfeeding

 

 

ABSTRAK

 

Stunting merupakan status gizi balita yang berdasarkan pada indeks tinggi badan menurut umur. Standar stunting maksimal menurut World Health Organization (WHO) yaitu 20% atau seperlima dari jumlah total anak balita.  Masalah stunting perlu mendapatkan perhatian dari semua pihak karena tingginya kasus stunting. WHO tahun 2018 melaporkan bahwa prevalensi stunting di Asia lebih tinggi di bandingkan dengan Afrika Berbagai aspek dapat mempengaruhi tingginya kejadian stunting antara lain pendidikan, sosial budaya, riwayat kehamilan, ASI Eksklusif, pelayanan kesehatan, ekonomi, lingkungan  politik dan lainnya. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis hubungan antara pendapatan dan pemberian ASI Eksklusif dengan kejadian stunting pada balita di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Gianyar. Metode Penelitian ini menggunakan design analitik korelasi dengan pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian adalah ibu yang mempunyai balita yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak 120 responden. Alat pengumpulan data adalah kuesioner terkait factor-faktor yang berhubungan dengan stunting pada balita. Analisis bivariat dengan uji korelasi Chi-Squere. Berdasarkan hasil uji analisis statistic dengan uji chi square menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pendapatan dengan kejadian stunting pada balita dengan p-value 0.007 (p value<0.05). Hal yang serupa juga dengan pemberian ASI Eksklusif yang menyatkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pemberian ASI Eksklusif dengan kejadian stunting p-value= 0.036 (p value < 0,05). Pendapatan keluarga dan pemberian ASI Eksklusif berhubungan dengan kejadian stunting pada balita

 

Kata Kunci: Stunting, Pendapatan, ASI Eksklusif


Kata Kunci


stunting, pendapatan, ASI Eksklusif

Teks Lengkap:

Download Artikel

Referensi


Agustin, L., & Rahmawati, D. (2021). Hubungan Pendapatan Keluarga dengan Kejadian Stunting. Indonesian Journal of Midwifery (IJM), 4(1), 30.

Amelia, F. (2022). Jurnal Biology Education Volume. 10 Nomor 1 Edisi Khusus 2022. Jurnal Biology Education, 2018, 12–22.

Amin, N. A., & Julia, M. (2016). Faktor sosiodemografi dan tinggi badan orang tua serta hubungannya dengan kejadian stunting pada balita usia 6-23 bulan. Jurnal Gizi Dan Dietetik Indonesia (Indonesian Journal of Nutrition and Dietetics), 2(3), 170. h

Asean, Unicef, W. (2016). Regional Report On Nutrition Security In Asean. 2.

Cynthia, C., Bikin Suryawan, I. W., & Widiasa, A. . M. (2019). Hubungan ASI eksklusif dengan Kejadian Stunting pada Anak Usia 12-59 bulan di RSUD Wangaya Kota Denpasar. Jurnal Kedokteran Meditek, 25(1), 29–35.

Damayanti, R. A., Muniroh, L., & Farapti, F. (2017). Perbedaan Tingkat Kecukupan Zat Gizi Dan Riwayat Pemberian Asi Eksklusif Pada Balita Stunting Dan Non Stunting. Media Gizi Indonesia, 11(1), 61.

Dinkes. (2018). Dinas Kesehatan Provinsi Bali 2018. Profil Kesehatan Provinsi Bali. https://www.diskes.baliprov.go.id/profil-kesehatan-provinsi-bali/

Edita, L. (2019). ASI EKSKLUSIF - Google Books. In Asi Eksklusif (p. 38). https://www.google.co.id

Fikawati. S. (2017). Gizi Anak dan Remaja. PT. RajaGrafindo Persada.

Ibrahim, I. A., & Faramita, R. (2015). The relationship between family socio-economic factors and the incidence of stunting in children aged 24-59 months in the working area of the Barombong Health Center Makassar City in 2014. Al-Sihah : Public Health Science Journal, 7(1), 63–75.

Illahi, K. R., & Zki. (2017). Hubungan_Pendapatan_Keluarga, Berat Lahir Dan Panjang Badan. Manajemen Kesehatan, 3(1), 1–14.

Kementrian Kesehatan RI (2020). Profil Kesehatan Republik Indonesia. In IT - Information Technology (Vol. 48, Issue 1)

Kawulusan, M., Walalangi, R. G. M., Sineke, J., & Mokodompit, R. C. (2019). Pola Asuh Dan Pendapatan Keluarga Dengan Kejadian Stunting Pada Anak Usia 2-5 Tahun Di Wilayah Kerja Puskesmas Bohabak. Jurnal GIZIDO, 11(2), 80–95.

Kemenkes. RI. (2018a). Cegah Stunting itu Penting.

Kemenkes RI. (2018). Hasil Riset Kesehatan Dasar Tahun 2018. Kementrian Kesehatan RI, 53(9), 1689–1699.

Kementrian Kesehatan RI. (2018). Kementrian Kesehatan RI.

Kementrian Kesehatan RI. (2019). Profil Kesehatan Republik Indonesia. In Kementerian Kesehatan RI.

Klik S.M & Nuwa M.S. (2018). Stunting dengan pendekatan Framework WHO -

Novayanti, L. H., Armini, N. W., & Mauliku, J. (2021). Hubungan Pemberian ASI Eksklusif dengan Kejadian Stunting pada Balita Umur 12-59 Bulan di Puskesmas Banjar I Tahun 2021. Jurnal Ilmiah Kebidanan (The Journal Of Midwifery), 9(2), 132–139.

Pangkong, M. (2017). Hubungan Antara Pemberian Asi Eksklusif Dengan Kejadian Stunting Pada Anak Usia 13-36 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Sonder. Kesmas, 6(3), 1–8.

Paramashanti, B. A., Hadi, H., & Gunawan, I. M. A. (2016). Pemberian ASI eksklusif tidak berhubungan dengan stunting pada anak usia 6–23 bulan di Indonesia. Jurnal Gizi Dan Dietetik Indonesia (Indonesian Journal of Nutrition and Dietetics), 3(3), 162.

Rahmaniah. (2020). Hubungan Frekuensi Pemberian Makanan Dan Riwayat Asi Eksklusif Dengan Kejadian Stunting Pada Baduta Di Desa Parappe. Journal of Health, Education and Literacy, 2(2), 81–86.

Sampe, A., Rindani, C. T., & Monica, A. M. (2020). Hubungan Pemberian ASI Eksklusif Dengan Kejadian Stunting Pada Balita Relationship between Exclusive Breastfeeding and Stunting in

Setiawan, E., Machmud, R., & Masrul, M. (2018). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Stunting pada Anak Usia 24-59 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Andalas Kecamatan Padang Timur Kota Padang Tahun 2018. Jurnal Kesehatan Andalas, 7(2), 275.

Taguri et all. (2018). Risk Factor for Stunting Among Under Five in Libya. Publich Health Nutrition, 12(8), 1141–1149.

UNICEF, W. (2018). Levels and Trends in Child Malntrition.

WHO. (2013). Chilhhood Stunting : Context, Causes and Consequennces.

Yuliana & Hakim. (2019). Darurat Stunting dengan Melibatkan Keluarga (pp. 4–5).




DOI: https://doi.org/10.33024/mnj.v4i8.7095

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.


Penerbit: Universitas Malahayati


 Creative Commons License

Semua artikel dapat digunakan dibawah lisensi Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License