Perbaikan Skor Self Reporting Questionnaire (SRQ 29) pada Pasien Gangguan Jiwa yang Melakukan Transcranial Magnetic Stimulation (TMS) dan Neurofeedback

M. Ichsan Attafani Fillah, Lahargo Kembaren

Sari


ABSTRACT

 

Mental disorders are medical illnesses, not magic or mysticism (many Indonesian people still regard mental disorders as non-medical illnesses). The organ that is disturbed in people with mental disorders is the brain. The purpose of this study was to identify improvements in the SRQ score in mental patients undergoing TMS and Neurofeedback at the Marzoeki Mahdi Mental Hospital, Bogor. This study used a descriptive cross-sectional study, a sample of 30 patients in the TMS and Neurofeedback therapy rooms at Marzoeki Mahdi Mental Hospital, Bogor, West Java Province, using a purposive sampling technique. Data collection tools are SRQ 29 before and after TMS and Neurofeedback therapy. In a study conducted on 30 patients at the Marzoeki Mahdi Mental Hospital in Bogor, it can be concluded that there was an increase in the value of Self Reporting Questionnaire 29 (SRQ 29) after Transcranial Magnetic Stimulation (TMS) and Neurofeedback therapy for each interpretation. (Mental Emotional Disorders, Addictive Disorders, Psychotic Disorders and Post Trauma Syndrome (PTSD)), although the increase in SRQ scores was not very significant, this was partly due to the patient's irregularity in undergoing TMS and Neurofeedback therapy according to the scheduled time, and could also be due to medication inadequate pharmacological, psychoeducational & other therapies.

 

Keywords: Self Reporting Questionnaire, Mental Disorders, Transcranial Magnetic Stimulation

 

 

ABSTRAK

 

Gangguan jiwa adalah penyakit medis, bukan gaib atau mistis (masyarakat Indonesia masih banyak yang menganggap gangguan jiwa adalah penyakit non medis). Organ yang terganggu pada orang dengan gangguan jiwa adalah otak. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi perbaikan skor SRQ pada pasien gangguan jiwa yang melakukan TMS dan Neurofeedback di RS Jiwa Marzoeki Mahdi, Bogor. Penelitian ini menggunakan cross sectional deskriptif, sampel penelitian berjumlah 30 pasien di Ruang terapi TMS dan Neurofeedback RS Jiwa Marzoeki Mahdi Bogor Provinsi Jawa Barat dengan teknik teknik purposive sampling. Alat pengumpul data berupa SRQ 29 sebelum dan sesudah terapi TMS dan Neurofeedback. Penelitian yang telah dilakukan pada 30 pasien di Rumah Sakit Jiwa Marzoeki Mahdi Bogor dapat disimpulkan bahwa didapatkan perbaikan nilai Self Reporting Questionnaire 29 (SRQ 29) setelah dilakukan terapi Transcranial Magnetic Stimulation (TMS) dan Neurofeedback untuk setiap interpretasi (Gangguan Mental Emosional, Gangguan adiksi, Psikotik dan Post Trauma Syndrome Disorder (PTSD)) walaupun perbaikan nilai SRQ tersebut tidak terlalu signifikan, hal ini disebabkan salah satunya karena tidak teraturnya pasien dalam menjalani terapi TMS dan Neurofeedback sesuai waktu yang sudah dijadwalkan, dan dapat juga dapat dikarenakan tidak adekuatnya pengobatan farmakologis, psikoedukasi & terapi lainnya.

 

Kata Kunci: Self Reporting Questionnaire, Gangguang Jiwa, Transcranial Magnetic Stimulation


Teks Lengkap:

Download Artikel

Referensi


Abdullah, E. S. (2019). Pengaruh Neurofeedback Terhadap Gangguan Atensi Dan Fungsi Eksekutif Pada Skizofrenia UNS (Sebelas Maret University)].

Amir, N. (2016). Depresi Aspek Neurobiologi: Diagnosis dan Tatalaksana Edisi Kedua. Universitas Indonesia Publishing.

Aryani, F. (2016). Stres Belajar" Suatu Pendekatan dan Intervensi Konseling". In: Edukasi Mitra Grafika.

Endi, A. I. M. D. (2013). Meditate & Grow Rich. Elex Media Komputindo.

Losyk, B. (2007). Kendalikan stres anda. Gramedia Pustaka Utama.

Lubis, W. H., Nasution, H. H., & Siahaan, B. (2016). Depresi Pada Post Infark Miokardium.

Maramis, M. M. (2022). Gangguan Bipolar dan Psikoedukasi Sebuah Kumpulan Materi untuk Petugas Kesehatan dalam Melakukan Psikoedukasi pada Pasien dan Keluarga. Airlangga University Press.

Muliana, S. (2022). Analisis Asuhan Keperawatan Pasien Post Hemoroidektomi dengan Masalah Nyeri Menggunakan Intervensi Kombinasi Kompres Dingin dan Terapi Murottal Al-Qur’an di Ruang ICU RSUD Labuang Baji Kota Makassar Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar].

Muntahar, D. (2018). Therapeutic Community Bagi Remaja Penyalahguna Narkoba (Studi Kasus di Yayasan Dhira Sumantriwintoha Serang Banten) Universitas Islam Negeri" Sultan Maulana Hasanuddin" Banten].

Ningrum, S. W., Setyaningsih, I., & Asmedi, A. Manfaat neurofeedback dalam terapi gangguan kognitif pasca cedera kepala. Berkala NeuroSains, 15(2), 66-74.

PAPDI, S. K. U. P. Buku Ajar Ipd Jilid.

Purba, M. M., & Utama, N. R. (2019). Disabilitas klien pasca stroke terhadap depresi. Jurnal Kesehatan, 10(3), 346-353.

Putra, Y. P. (2010). Hipnosis ericksonian. Elex Media Komputindo.

Santoso, T. A. (2020). Pengaruh Binaural Beat Gelombang Beta Terhadap Peningkatan Fungsi Memori Jangka Pendek Dan Atensi Pada Orang Dewasa Muda Yang Sehat Universitas Hasanuddin].

Simanjuntak, J. (2013). Konseling gangguan jiwa & okultisme. Gramedia Pustaka Utama.

Sovitriana, R., & Psi, M. S. (2019). Dinamika Psikologis Kasus Penderita Skizofrenia. Uwais Inspirasi Indonesia.

Timotius, K. H. (2018). Otak dan perilaku. Penerbit Andi.

Tunggal, V. P. Mengenal Kesehatan Jiwa.

Yudhantara, D. S., & Istiqomah, R. (2018). Sinopsis skizofrenia. Universitas Brawijaya Press.




DOI: https://doi.org/10.33024/mnj.v5i2.7967

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.


Penerbit: Universitas Malahayati


 Creative Commons License

Semua artikel dapat digunakan dibawah lisensi Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License