Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Tuberkulosis Paru di Puskesmas Jatiasih Kota Bekasi

Dhisa Cantika, Tommy J. F Wowor, Nita Sukamti

Sari


 

ABSTRACT

 

Pulmonary tuberculosis is an infectious disease caused by Mycobacterium tuberculosis. Tuberculosis is one of the causes of death worldwide. Indonesia is recorded as being on the list of 30 countries with the highest burden of tuberculosis and is in the top 3 in the world with the most sufferers after India and China in 2021. Tuberculosis is also still the highest cause of death after HIV/AIDS. This study aims to determine how the factors are related to the incidence of pulmonary tuberculosis at the Jatiasih Health Center, Bekasi City.

This research is a quantitative study with a cross-sectional approach. The research was conducted at the Jatiasih Health Center, Bekasi City, from November to December 2022. The population in this study were patients with pulmonary tuberculosis at the Jatiasih Health Center, Bekasi City, with a total of 139 samples taken using the Accidental Sampling technique. The data collection process used medical record measuring instruments, weight scales, microtose, and structured questionnaire. Data were analyzed using the Chi-Square test to determine the relationship between variables. The results of this study showed that there was a significant relationship between nutritional status (p-value = 0.035) and environment (p-value = 0.012) with the incidence of pulmonary tuberculosis, there was no significant relationship between a history of comorbidities (p-value = 0.665) with the incidence pulmonary tuberculosis. Factors that influence the incidence of pulmonary tuberculosis in the Jatiasih Health Center, Bekasi City, are nutritional status and the environment.

 

Keywords: Pulmonary Tuberculosis, History of Comorbidities, Nutritional Status, Environment

 

 

ABSTRAK

 

Tuberkulosis paru merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Tuberkulosis merupakan salah satu dari penyebab kematian di seluruh dunia. Indonesia tercatat berada pada daftar 30 negara dengan beban tuberkulosis tertinggi dan masuk 3 besar di dunia dengan penderita terbanyak setelah negara India dan China pada tahun 2021. Tuberkulosis juga masih menjadi penyebab kematian tertinggi setelah HIV/AIDS. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian tuberkulosis paru di Puskesmas Jatiasih Kota Bekasi. ini merupakan penelitian kuantitaif dengan pendekatan cross sectional. Penelitian dilakukan di Puskesmas Jatiasih Kota Bekasi pada bulan November-Desember 2022. Populasi dalam penelitian ini adalah penderita tuberkulosis paru di Puskesmas Jatiasih Kota Bekasi dengan sampel berjumlah 139 sampel yang diambil menggunakan teknik Accidental Sampling. Proses pengambilan data menggunakan alat ukur rekam medik,timbangan berat badan, microtoise, dan kuesioner terstruktur. Data dianalisis menggunakan uji Chi Square untuk mengetahui hubungan antar variabel. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa adanya hubungan yang signifikan antara status gizi (nilai p = 0,035) dan lingkungan (nilai p = 0,012) dengan kejadian tuberkulosis paru, tidak ada hubungan yang signifikan pada riwayat penyakit penyerta (nilai p = 0,665) dengan kejadian tuberkulosis paru. Faktor yang mempengaruhi kejadian tuberkulosis paru di Puskesmas Jatiasih Kota Bekasi adalah status gizi dan lingkungan.

 

Kata Kunci: Tuberkulosis Paru, Riwayat Penyakit Penyerta, Status Gizi, Lingkungan


Teks Lengkap:

Download Artikel

Referensi


Apriliani, N. A., Rahayu, U., & Narwati. (2020). Hubungan Kondisi Fisik Rumah Dengan Kejadian Penyakit Tbc Paru Di Wilayah Kerja Puskesmas Simomulyo Kota Surabaya Tahun 2019. Gema Lingkungan Kesehatan, 18(1), 33–38. https://doi.org/10.36568/kesling.v18i1.1103

Darmo, R. S., & Rahmayanti, H. (2021). Pendidikan Lingkungan Hidup (S. Ramadhan (ed.)). PT. Nasya Expanding Management.

Irwan. (2017). Epidemiologi Penyakit Menular (1st ed.). Absolute Media.

Jaya, H., & Mediarti, D. (2017). Faktor-FaktoryangBerhubungan dengan Tuberkulosis Paru Relaps pada Pasien di Rumah Sakit Khusus Paru Provinsi SumateraSelatanTahun20152016.JurnalKesehatan Palembang, 12, 71–82.

Jumiati, I., Tosepu, R., & Sety, L. M. (2021). Analisis Faktor Risiko Kejadian Tuberculosis Paru di Kota Kendari. Jurnal Kendari Kesehatan Masyarakat (JKKM), 1(1), 1–8.

Kemenkes RI. (2018). InfoDatin. Tuberkulosis, 1(april), 10. www.kemenkes.go.id

Kemenkes RI. (2020). Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Tuberkulosis. https://tbindonesia.or.id/wp-content/uploads/2021/06/UMUM_PNPK_revisi.pdf

Kemenkes RI. (2021). Profil Kesehatan Indonesia 2020. In Kemenkes RI. https://doi.org/10.1524/itit.2006.48.1.6

Khotimah, KK, I. F. J., Sihombing, K. P., Shintya, L. A., Purnamasari, N., Hidayah, N., Saputra, B. A., Panjaitan, M. D., & Siringoringo, S. N. (2022). Penyakit Gangguan Sistem Tubuh. In A. Karim (Ed.), Yayasan Kita Menulis. Yayasan Kita Menulis.

Mardjoen, M. M., Kepel, B. J., & Tumurang, M. N. (2019). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Tuberkulosis (TB) Paru di Puskesmas Tuminting Kota Manado. Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-Journal), 53(9), 45–53.

Parlaungan, J. (2021). Monograf Faktor Yang Mempengaruhi Penderita TB Paru Drop Out Minum Obat Anti Tuberkulosis. In Yayasan Penerbit Muhammad Zaini.

Rokhmah, L. N. (2022). Pangan dan Gizi. Yayasan Kita Menulis.

Santoso, D. (2016). Pemeriksaan Klinik Dasar. Pusat Penerbitan dan Percetakan (AUP).

Somantri,I.(2009).AsuhanKeperawatan pada Pasien dengan Gangguan Sistem Pernapasan. In Penerbit Salemba Medika. Salemba Medika.

Sutriyawan, A., Nofianti, N., & Halim, R. (2022). Faktor Yang Berhubungan dengan Kejadian Tuberkulosis Paru. Jurnal Ilmiah Kesehatan (JIKA), 4(1), 98105.https://doi.org/10.36590/jika.v4i1.228




DOI: https://doi.org/10.33024/mnj.v5i9.9225

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.


Penerbit: Universitas Malahayati


 Creative Commons License

Semua artikel dapat digunakan dibawah lisensi Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License