GAMBARAN KADAR KREATININ PADA PASIEN TUBERKULOSIS PARU DENGAN PENGOBATAN OAT KATEGORI 1

Jumria Herman, Sri Wahyunie, Nursalinda Kusumawati

Abstract


Abstrak: Gambaran Kadar Kreatinin pada Pasien Tuberkulosis Paru dengan Pengobatan OAT Kategori 1. Penyakit tuberkulosis paru merupakan salah satu penyakit infeksi paru yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberkulosis Tatalaksana pengobatan tuberkulosis yaitu dengan mengkonsumsi Obat Anti Tuberkulosis (OAT) secara rutin selama 6 bulan masa pengobatan. Konsumsi obat secara terus menerus dalam jangka waktu lama akan memberikan pengaruh terhadap fungsi ginjal yang ditandai dengan peningkatan kadar kreatinin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kadar kreatinin pada pasien tuberkulosis paru dengan pengobatan OAT kategori 1. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif observasional dengan teknik total sampling sebanyak 28 sampel. Sampel berupa serum darah diambil pada pasien yang sedang menjalani pengobatan dan dianalisis menggunakan fotometer dengan panjang gelombang 520 nm menggunakan metode Jaffe reaction. Hasil penelitian menunjukkan terdapat pasien dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 50% dan perempuan sebanyak 50%. Pasien dengan kategori usia dewasa muda sebanyak 39,3% dan kategori usia dewasa tua sebanyak 60,7%. Kadar kreatinin pasien yang menjalani fase intensif 100% dalam batas normal. Sedangkan sebanyak 77,8% pasien pada fase lanjutan memiliki kadar kreatinin dalam batas normal dan sebanyak 22,2% pasien mengalami peningkatan. Mayoritas pasien tuberkulosis paru yang mengkonsumsi OAT kategori 1 memiliki kadar kreatinin dalam batas normal baik pada fase intensif maupun pada fase lanjutan.


Keywords


Tuberkulosis paru, Kadar kreatinin, Ginjal

Full Text:

PDF

References


Andayani, S. (2020). Prediksi Kejadian Penyakit Tuberkulosis Paru Berdasarkan Jenis Kelamin. Jurnal Keperawatan Muhammadiyah Bengkulu, 8(2), 135–140. https://doi.org/10.36085/jkmu.v8i2.1063

Arifa, S. I., Azam, M., & Handayani, O. W. K. (2017). Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Penyakit Ginjal Kronik pada Penderita Hipertensi di Indonesia. Jurnal MKMI, 13(4), 319–328.

Baharuddin, R. M. (2018). Perbandingan Panduan Nasional Tatalaksana Tuberkulosis Tahun 2014 di Indonesia dan Panduan Terbaru Terapi untuk Terduga TB menurut WHO Tahun 2017. JIMKI: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia, 6(1), 1–8.

Denrison, & Erdiana. (2019). Analisa Kadar Kreatinin Darah pada Penderita TB Paru yang Telah Mengkonsumsi Obat Anti Tuberkulosis Lebih dari 4 Bulan Di Upt Kesehatan Paru Masyarakat Medan. Analis Laboratorium Medik, 4(2), 40–45.

Dinkes Kota Samarinda. (2021). Jumlah Terduga Tuberkulosis, Kasus Tuberkulosis, Kasus Tuberkulosis Anak, Case Notification Rate (CNR) Per 100.000 Penduduk dan Case Detection Rate (CDR) menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas Samarinda.

Dotulong, J. F. ., Sapulete, rgareth R., & Kandou, G. D. (2015). Hubungan faktor risiko umur, jenis kelamin, dan kepadatan hunian dengan kejadin TB paru di desa wori. Jurnal Kedokteran Tropik, 1(3), 1–10.

Farhanisa, Untari, E. K., & Nansy, E. (2015). Kejadian Efek Samping Obat Anti Tuberkulosis (OAT) Kategori 1 pada Pasien TB Paru di Unit Pengobatan Penyakit Paru-Paru (UP4) Provinsi Kalimantan Barat. Jurnal Mahasiswa Farmasi Fakultas Kedokteran UNTAN, 1–12. https://doi.org/10.16285/j.rsm.2007.10.006

Fuhrman, D. Y. (2021). The Role of Renal Functional Reserve in Predicting Acute Kidney Injury. National Library of Medicine, 37(2), 399–407. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC7988060/

Kemenkes RI. (2017). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 67 Tahun 2016 Tentang Penanggulangan Tuberkulosis. In Dinas Kesehatan.

Kustiana, U. (2018). Gambaran Kadar Kreatinin pada Penderita

Tuberkulosis Paru yang Mendapat Terapi Obat Anti Tuberkulosis (OAT) di RS. Khusus Paru Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2018.

Mustifa, & Sugireng. (2019). Fungsi Ginjal Penderita Tuberkulosis Paru (TB Paru) setelah Penggunaan Obat Anti Tuberkulosis Kategori 1 (OAT Kat. 1) Di Puskesmas Katobu Kabupaten Muna. Jurnal MediLab Mandala Waluya Kendari, 3(1).

Ningsih, A. S. W., Ramadhan, A. M., & Rahmawati, D. (2022). Kajian Literatur Pengobatan Tuberkulosis Paru dan Efek Samping Obat Antituberkulosis di Indonesia. Proceeding of Mulawarman Pharmaceuticals Conferences, 15, 231–241.

https://doi.org/10.25026/mpc.v15i1.647

Odden, M. C., Shlipak, M. G., & Tager, I. B. (2009). Serum Creatinine and Functional Limitation in Elderly Persons. The Journals of Gerontology Series A:Biological Scieces and Medical Sciences, 64A(3), 370–376.

Probandari, A., Harbianto, D., Meyanti, F., & Houben, R. (2020). Strategi Nasional Penanggulangan Tuberkulosis di Indonesia 2020-2024.

Risma, & Rahman, A. (2020). Pengaruh Lama Waktu Konsumsi Obat Pada Penderita TB Terhadap Kadar Kreatinin dan Ureum diLaboratorium RSUW UIT Makassar 2018. Jurnal Media LAboran, Vol 10. No(November), 48–52.

Samsugito, I., & Hambyah. (2018). Hubungan Jenis Kelamin Dan Lama Kontak Dengan Kejadian Tuberkulosis Paru Di Rumah Sakit A. Wahab Sjahranie Samarinda. Jurnal Kesehatan Pasak Bumi Kalimantan, 1(1), 28–40.

Sejati, A., & Sofiana, L. (2015). Faktor-Faktor Terjadinya Tuberkulosis. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 10(2), 122–128. https://doi.org/10.15294/kemas.v10i2.3372

Sukmana, D. J., Mentari, I. N., & Anjelin, D. P. (2021). Study of Creatinin Levels of Patients Receiving Antipsycotic Treatment at Mutiara Sukma Psychiatric Hospital, Nusa Tenggara Barat. Medicra (Journal of Medical Laboratory Science/Technology), 4(2), 78–82. https://doi.org/10.21070/medicra.v4i2.1613

Tangkin, C. P., Mongan, A. E., & Wowor, M. F. (2016). Gambaran Protein Urin pada Pasien Tuberkulosis Paru Dewasa di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Jurnal E-Biomedik, 4(2).

Wahdi, A., & Puspitosari, D. R. (2021). Mengenal Tuberkulosis. Pena Persada.




DOI: https://doi.org/10.33024/jmm.v7i4.11839

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2024 Jurnal Medika Malahayati

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.

PRODI KEDOKTERAN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI