REVIEW ARTIKEL: TATALAKSANA SYOK HIPOVOLEMIK PADA LUKA BAKAR DERAJAT II
Abstract
Abstrak: Review artikel: Tatalaksana Syok Hipovolemik Pada Luka Bakar Derajat II. Luka bakar merupakan salah satu jenis luka yang hingga saat ini masih tetap menjadi salah satu penyebab utama kematian dan kecacatan di dunia yang dapat berdampak terhadap fisik, fisiologi dan psikologi penderita. World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa angka kematian di dunia ini setiap tahunnya sekitar 300.000 di sebabkan oleh luka bakar. Di Indonesia prevalensi luka bakar sebesar 0.7%. Luka bakar merupakan suatu trauma atau kerusakan jaringan tubuh yang terjadi pada kulit atau jaringan organik lainnya akibat dari sentuhan atau kontak langsung dengan sumber panas yaitu api, cairan panas, radiasi, radioaktivitas, listrik atau bahan kimia. Penatalaksanaan awal pada syok hipovolemik mencakup survei primer yang dilakukan secara simultan dengan resusitasi dengan urutan Airway, Breathing, Circulation, Disability dan Exposure. Untuk mencapai resusitasi cairan yang cukup dapat digunakan beberapa jalur intravena sekaligus. Pasang kateter untuk memantau urine output. Resusitasi Cairan Berdasarkan Prinsip Parkland: Resusitasi cairan berdasarkan prinsip Parkland digunakan untuk luka bakar sedang atau luas luka bakar <25% tanpa syok. Rumus menghitung kebutuhan cairan 24 jam berdasarkan Parkland adalah 4 ml per kgBB per luas % luka bakar Pada 24 jam pertama, 50% diberikan pada 8 jam pertama dan 50% diberikan pada 16 jam berikutnya. Pada 24 jam kedua, kebutuhan cairan diberikan secara merata.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Abdullahi A, Amini-Nik S, Jeschke MD. (2015). Animal Model In Burn Research. Cellular and Molecular Life Science; 71(17):3241–3255
Arno AI, Amininik S. (2017). Human wharton’s jelly mesenchymal stem cells promote skin wound healing through paracrine signaling. Stem Cell Research and Therapy;5(1):1-16.
Aydemir I, Ozturk S, Sonmez PK, Tuglu MI. (2016). Mesenchymal stem cells for wound healing. International journal of experimental and clinical anatomy. 10(3):228-234
Becker, JM. 2006. Essentials of surgery.Philadelphia: Saunders Elsevier;
Dahlan, MS. (2009). Besar sampel dan cara pengembalian sampel dalam penelitian kedokteran dan kesehatan. Jakarta: Salemba Medika.
David, S. 2007. Anatomi fisiologi kulit dan penyembuhan luka. Surabaya: Universitas Airlangga;
Doherty, GM. 2014. Current Surgical Diagnosisand Treatment. Edisi ke-12. New York;
Jong, WD. 2015. Luka Bakar: buku ajar ilmubedah. Edisi ke-2. Jakarta: EGC;
Lee DE, Ayoub N. (2016). Mesenchymal stem cells and cutaneous wound healing: novel methods to increase cell delivery and therapeutic efficacy. Stem Cells Research and Therapi;7(1):1-14.
Liu L, Yu Y, Chai J. (2014). Human umbilical cord mesenchymal stem cells transplantation promotes cutaneous wound healing of severe burned rats. Plos One. 2014;9(2):1-10
Nielson CB, Duethman NC, Howard JM. (2017). Burns: pathophysiology of systemic complications and current management. Journal Burn Care Research;38(1):469–481
Padeta I, Nugroho WS, Budipitojo T. (2017). Mesenchymal stem cell-conditioned medium promote the recovery of skin burn wound. Asian J and Veterinary Advances. 2017;12(3): 132– 41
Savitri NMA, Ayu PR. (2017). Sel punca mesenkimal sebagai terapi dermatitis atopik yang menjanjikan. Majority;7(1): 83-87.
Suratman, Gozali, D., 2018, Pengaruh Ekstrak Antanan dalam Bentuk Salep, Krim, dan Jelly Terhadap Penyembuhan Luka Bakar Cermin Dunia Kedokteran, (108), 31-36.
Tang QL, Han SS. (2014). Moist exposed burn ointment promotes cutaneous excisional wound healing in rats involving VEGF and bFGF. Molecular Medicine Report; 9(4):1277-1282.
DOI: https://doi.org/10.33024/jmm.v7i3.12036
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2023 Jurnal Medika Malahayati
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.