Hubungan Antara Akses Pelayanan Kesehatan Dan Kepatuhan Pengobatan Tb Dengan Stunting Di Bandar Lampung

Ergo Esa Muharram Hermawan, Tessa Sjahriani, Rakhmi Rafie, Dessy Hermawan

Abstract


Stunting adalah masalah gizi kronis yang bisa berdampak signifikan kepada pertumbuhan dan perkembangan balita, serta memiliki konsekuensi jangka panjang terhadap kualitas hidup dan produktivitas manusia. Salah satu faktor yang berkontribusi terhadap stunting adalah penyakit kronis seperti Tuberkulosis (TB) dan akses terhadap layanan kesehatan. Akses yang memadai ke layanan kesehatan memungkinkan deteksi dini dan penanganan cepat masalah gizi dan penyakit infeksi, termasuk TB, yang dapat mempengaruhi status gizi anak. Selain itu, kepatuhan terhadap pengobatan TB sangat penting untuk mencegah komplikasi dan penyebaran penyakit yang dapat memperburuk kondisi kesehatan anak dan menyebabkan stunting. Membuktikan hubungan antara akses pelayanan Kesehatan dan kepatuhan pengobatan TB dengan stunting di Bandar Lampung. Penelitian ini menggunakan pendekatan analitik kuantitatif dengan desain cross-sectional. Sebanyak 107 pasien diambil sebagai sampel menggunakan metode total sampling. Pengambilan data dengan rekam medis. Data yang terkumpul diolah menggunalan uji Rank Spearman’s guna mencari hubungan antara kedua variabel. Akses pelayanan Kesehatan yang dikategotikan dekat dengan persentase 83.3%. Kepatuhan pengobatan TB terbanyak dengan kategori patuh dengan persentase 77.6%. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara akses pelayanan Kesehatan dengan stunting dengan nilai p 0.211 (p≥0,05) dengan angka koefisien  -0.122. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kepatuhan pengobatan TB dengan stunting dengan nilai p 0.30.6 (p≥0,05) dengan angka koefisien -0.100. Tidak ditemukan hubungan yang signifikan antara akses layanan kesehatan dan kepatuhan dalam pengobatan TB dengan kejadian stunting di Bandar Lampung.


Keywords


Akses Pelayanan Kesehatan; Kepatuhan Pengobatan TB; Stunting

Full Text:

PDF

References


Ade, G. V. A. K., Hidayah, N., & Eriyanti, N. (2022). Gagasan Aplikasi Smart TB untuk Meningkatkan Manajemen Tuberkulosis Di Indonesia Demi Terwujudnya Universal Health Coverage. In Jurnal Citra Keperawatan (Vol. 10, Issue 1).

Adhanty, S., & Syarif, S. (2023). Kepatuhan Pengobatan pada Pasien Tuberkulosis dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya: Tinjauan Sistematis. Jurnal Epidemiologi Kesehatan Indonesia Artikel Penelitian, 7(1).

Bello, S. I., & Itiola, O. A. (2010). Drug adherence amongst tuberculosis patients in the University of Ilorin Teaching Hospital, Ilorin, Nigeria. African Journal of Pharmacy and Pharmacology, 4(3), 109–114. http://www.academicjournals.org/ajpp

Diantara, L. B., Hasyim, H., Septeria, I. P., Sari, D. T., Wahyuni, G. T., & Anliyanita, R. (2022). Tuberkulosis Masalah kesehatan Dinia : Tinjauan Literatur. Jurnal’Aisyiyah Medika, 7(2). https://doi.org/10.36729

Dinas kesehatan Bandar Lampung. (2020). Profil Kesehatan Provinsi Lampung Tahun 2020. https://dinkes.lampungprov.go.id/download/profil-kesehatan-

provinsi-lampung-2020-2/

Dinkes Prov. Lampung. (2022). Profil Kesehatan Kota Bandar Lampung| 2022.

Hasanah, R., Aryani, F., & Effendi, B. (2023). Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pencegahan Stunting Pada Anak Balita. Jurnal Masyarakat Madani Indonesia, 2(1), 1–6.

https://doi.org/10.59025/js.v2i1.54

Husna, N., & Ali Amin, F. (2023). Hubungan asupan energi, protein, penyakit infeksi, akses pelayanan terhadap stunting di Puskesmas Cubo. Jurnal Kesehatan Tambusai, 4(3). http://journal.universitaspahlawan.ac.id/index.php/jkt/article/view/17

Kementrian kesehatan Republik Indonesia. (2020). Strategi Nasional Penanggulangan Tuberkulosis di Indonesia. https://tbindonesia.or.id/wp-content/uploads/2021/06/NSP-TB-2020-2024-Ind_Final_-BAHASA.pdf

Kementrian kesehatan Republik Indonesia. (2022). Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tentang Tata Laksana Stunting. https://yankes.kemkes.go.id/unduhan/fileunduhan_1673400525_335

pdf

Mashar, S. A., Suhartono, & Budiono. (2021). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Stunting pada Anak: Studi Literatur. Serambi Engineering, VI(3).

Mentari, T. S. (2020). Pola Asuh Balita Stunting Usia 24-59 Bulan. HIGEIA (Jounal of Public Health Research and Development), 4(4), 610–620. https://doi.org/10.15294/higeia/v4i4/34767

Nadila, N. N. (2021). Hubungan Status Gizi Pada Balita Dengan Kejadian Tuberkulosis. Jurnal Medika Hutama, 2(2). www.jurnalmedikahutama.com

Nurwitasari, A., & Wahyuni, C. U. (2015). The Effect of Nutritional Status and Contact History toward Childhood Tuberculosis in Jember. Jurnal Berkala Epidemiologi. https://e-

journal.unair.ac.id/JBE/article/download/1658/1275/3151

Oktaviani, D. (2011). Hubungan kepatuhan minum obat anti tuberkulosis dengan status gizi anak penderita tuberkulosis paru. http://eprints.undip.ac.id/32598/1/396_Dini_Oktaviani_G2C007023.pdf

Setyawati, I., Handayani, B. N., & Supinganto, A. (2022). Faktor risiko balita stunting di Provinsi Nusa Tenggara Barat. JOMIS (Journal of Midwifery Science), 6(1), 21–29. https://doi.org/10.36341/jomis.v6i1.1957

Sidabutar, B., Soepardi, S., & Tumbelaka, A. (2004). Nutritional status of under-five pulmonary tuberculosis patients before and after six-month therapy. Paediatrica Indonesiana, 44(1), 21–24.

Widianingrum, T. R. (2019). Hubungan pengetahuan dan motivasi dengan kepatuhan minum obat anti tuberkulosis pada pasien TB di wilayah kerja puskesmas Perak Timur Surabaya.




DOI: https://doi.org/10.33024/jmm.v8i4.16171

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2024 Jurnal Medika Malahayati

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.

PRODI KEDOKTERAN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI