HUBUNGAN KEBIASAAN SARAPAN PAGI DAN KADAR HEMOGLOBIN TERHADAP KONSENTRASI BELAJAR PADA MAHASISWI PROGRAM STUDI KEDOKTERAN ANGKATAN 2014 UNIVERSITAS MALAHAYATI BANDAR LAMPUNG
Abstract
Latar Belakang : Tumbuh kembang anak usia sekolah yang optimal tergantung pemberian nutrisi dengan kualitas
dan kuantitas yang baik serta benar. Sarapan adalah suatu kegiatan yang penting dilakukan sebelum melakukan aktivitas
belajar mengajar. Tanpa sarapan seseorang akan mengalami hipoglikemia atau kadar glukosa di bawah normal.
Hipoglikemia mengakibatkan susah berkonsentrasi dalam belajar. Itu semua karena kekurangan glukosa yang merupakan
sumber energi bagi otak. Seseorang yang mempunyai kadar hemoglobin di dalam darah lebih rendah dari nilai normal,
menyebabkan gangguan dalam berkonsentrasi. Untuk bisa mempertahankan daya ingat maupun kemampuan
berkonsentrasi diperlukan energi yang tersedia dalam tubuh. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencari hubungan
kebiasaan sarapan pagi dan kadar hemoglobin terhadap konsentrasi belajar pada mahasiswi program studi kedokteran
angkatan 2014 universitas malahayati bandar lampung.
Metode : Penelitian ini menggunakan metode cross sectional. Subjek berjumlah 146 responden pengukuran kadar
hemoglobin menggunakan easy touch nesco GHb dan pengukuran konsentrasi menggunakan tes Wechsler Adult
Intelligence Scale (WAIS) . Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari-Maret 2015. Analisis data menggunakan uji
Spearman dengan program SPSS versi 16.00.
Hasil : Responden dengan katakteristik sarapan pagi tertinggi sebanyak 57 orang (39,0%), karakteristik kadar
hemoglobin rendah paling banyak 84 orang (57,5%), konsentrasi belajar kurang paling banyak 81 orang (51,5%). Hasil uji
Chi-square didapatkan ada hubungan antara kebiasaan sarapan pagi (p = 0,000) dan kadar hemoglobin (p = 0,000)
terhadap konsentrasi belajar.
Kesimpulan : Terdapat hubungan yang signifikan antara kebiasaan sarapan pagi (p = 0,000) dan kadar hemoglobin
(p = 0,000) terhadap konsentrasi belajar pada mahasiswi program studi kedokteran angkatan 2014 universitas malahayati
bandar lampung.
dan kuantitas yang baik serta benar. Sarapan adalah suatu kegiatan yang penting dilakukan sebelum melakukan aktivitas
belajar mengajar. Tanpa sarapan seseorang akan mengalami hipoglikemia atau kadar glukosa di bawah normal.
Hipoglikemia mengakibatkan susah berkonsentrasi dalam belajar. Itu semua karena kekurangan glukosa yang merupakan
sumber energi bagi otak. Seseorang yang mempunyai kadar hemoglobin di dalam darah lebih rendah dari nilai normal,
menyebabkan gangguan dalam berkonsentrasi. Untuk bisa mempertahankan daya ingat maupun kemampuan
berkonsentrasi diperlukan energi yang tersedia dalam tubuh. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencari hubungan
kebiasaan sarapan pagi dan kadar hemoglobin terhadap konsentrasi belajar pada mahasiswi program studi kedokteran
angkatan 2014 universitas malahayati bandar lampung.
Metode : Penelitian ini menggunakan metode cross sectional. Subjek berjumlah 146 responden pengukuran kadar
hemoglobin menggunakan easy touch nesco GHb dan pengukuran konsentrasi menggunakan tes Wechsler Adult
Intelligence Scale (WAIS) . Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari-Maret 2015. Analisis data menggunakan uji
Spearman dengan program SPSS versi 16.00.
Hasil : Responden dengan katakteristik sarapan pagi tertinggi sebanyak 57 orang (39,0%), karakteristik kadar
hemoglobin rendah paling banyak 84 orang (57,5%), konsentrasi belajar kurang paling banyak 81 orang (51,5%). Hasil uji
Chi-square didapatkan ada hubungan antara kebiasaan sarapan pagi (p = 0,000) dan kadar hemoglobin (p = 0,000)
terhadap konsentrasi belajar.
Kesimpulan : Terdapat hubungan yang signifikan antara kebiasaan sarapan pagi (p = 0,000) dan kadar hemoglobin
(p = 0,000) terhadap konsentrasi belajar pada mahasiswi program studi kedokteran angkatan 2014 universitas malahayati
bandar lampung.
Keywords
sarapan pagi, hemoglobin, konsentrasi belajar
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)DOI: https://doi.org/10.33024/jmm.v1i3.1922
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2019 Jurnal Medika Malahayati