HUBUNGAN ANTARA PARITAS DAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN KEJADIAN RUPTUR PERINEUM PADA PERSALINAN PERVAGINAM DI RSUD Dr. H. ABDUL MOELOEK BANDAR LAMPUNG PERIODE 2012-2014
Abstract
Kehamilan dan persalinan adalah suatu proses fisiologis, diharapkan ibu akan melahirkan secara normal, ibu
maupun bayinya. Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya ruptur perineum antara lain: paritas, janin
besar, ekstraksi vakum atau forseps, dan cara pimpinan persalinan yang salah. Tiga faktor utama kematian ibu melahirkan
adalah perdarahan, eklampsia, dan infeksi. Mengetahui hubungan antara paritas dan berat badan lahir dengan kejadian
ruptur perineum pada persalinan normal di RSUD. dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung periode 2012-2014. Metode
jenis penelitian yang digunakan adalah analitik observasional dengan rancangan penelitian cross sectional. dengan
pendekatan retrospektif. Sampel penelitian ini sebanyak 76 ibu dengan teknik total sampling. .Analisis data yang digunakan
adalah analisis univariat dan analisis bivariat diolah menggunakan SPSS Versi 16.0 dengan menggunakan uji spearman’s.
Dari 76 sampel, didapatkan distribusi frekuensi paritas ibu paling banyak adalah primipara dengan jumlah 41 ibu (53,9%)
dan multipara 35 ibu (46,1%), dan distribusi frekuensi berat badan lahir 1500-2499 gram berjumlah 4 bayi (5,3%), 2500-
2999 gram 41 (53,9%), 3000-3499 gram 26 (34,2%), dan > 3500 gram 5 (6.6). distribusi frekuensi ruptur perineum ada 25
ibu (32,9%) tidak mengalami ruptur dan 51 ibu (67,1%) mengalami rupture. Hasil penelitian dengan menggunakan uji
Spearman’s didapatkan ada hubungan secara bermakna antara paritas dengan ruptur perineum pada persalinan
pervaginam dengan nilai p-value = 0.027. Dan di diperoleh juga nilai contingency coefficient sebesar 0.254 yang
menunjukkan keeratan hubungan lemah. Dan didapatkan hubungan yang bermakna berat badan lahir dengan ruptur
perineum dengan nilai p-value= 0.000 dan nilai contingency coefficient sebesar 0,497 yang menunjukan keeratan hubungan
sedang.
maupun bayinya. Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya ruptur perineum antara lain: paritas, janin
besar, ekstraksi vakum atau forseps, dan cara pimpinan persalinan yang salah. Tiga faktor utama kematian ibu melahirkan
adalah perdarahan, eklampsia, dan infeksi. Mengetahui hubungan antara paritas dan berat badan lahir dengan kejadian
ruptur perineum pada persalinan normal di RSUD. dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung periode 2012-2014. Metode
jenis penelitian yang digunakan adalah analitik observasional dengan rancangan penelitian cross sectional. dengan
pendekatan retrospektif. Sampel penelitian ini sebanyak 76 ibu dengan teknik total sampling. .Analisis data yang digunakan
adalah analisis univariat dan analisis bivariat diolah menggunakan SPSS Versi 16.0 dengan menggunakan uji spearman’s.
Dari 76 sampel, didapatkan distribusi frekuensi paritas ibu paling banyak adalah primipara dengan jumlah 41 ibu (53,9%)
dan multipara 35 ibu (46,1%), dan distribusi frekuensi berat badan lahir 1500-2499 gram berjumlah 4 bayi (5,3%), 2500-
2999 gram 41 (53,9%), 3000-3499 gram 26 (34,2%), dan > 3500 gram 5 (6.6). distribusi frekuensi ruptur perineum ada 25
ibu (32,9%) tidak mengalami ruptur dan 51 ibu (67,1%) mengalami rupture. Hasil penelitian dengan menggunakan uji
Spearman’s didapatkan ada hubungan secara bermakna antara paritas dengan ruptur perineum pada persalinan
pervaginam dengan nilai p-value = 0.027. Dan di diperoleh juga nilai contingency coefficient sebesar 0.254 yang
menunjukkan keeratan hubungan lemah. Dan didapatkan hubungan yang bermakna berat badan lahir dengan ruptur
perineum dengan nilai p-value= 0.000 dan nilai contingency coefficient sebesar 0,497 yang menunjukan keeratan hubungan
sedang.
Keywords
Paritas, Berat Badan Lahir, Ruptur Perineum
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)DOI: https://doi.org/10.33024/jmm.v1i3.1925
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2019 Jurnal Medika Malahayati