HUBUNGAN DERAJAT PARASITEMIA DENGAN PENINGKATAN KADAR SGOT PADA PASIEN MALARIA DI PUSKESMAS HANURA KABUPATEN PESAWARAN TAHUN 2015
Abstract
Latar belakang:Malaria merupakan salah satu jenis penyakit yang mematikan dimana berdasarkan taksiran WHO
sekitar 300-400 juta orang di dunia terinfeksi malaria setiap tahun dan menyebabkan kematian pada 2,7 juta orang..Malaria
merupakan penyakiti nfeksi parasit yang disebabkan oleh Plasmodium yang menyerang eritrosit. Jumlah Plasmodium di
dalam darah bisa dilakukan dengan cara menghitung derajat parasitemia. Derajat parasitemia adalah presentase individu
dalam populasi yang apusan darahnya memperlihatkan parasit. Pada pemeriksaan mikroskopis malaria, semakin tinggi
derajat parasitemia maka kerusakan sel hepar besar. Indikator kerusakan sel hepar salah satunya yaitu peningkatan kadar
SGOT. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara derajat parasitemia dengan peningkatan SGOT
pada pasien malaria di Puskesmas Hanura Kabupaten Pesawaran tahun 2015. Metode:Jenis penelitian menggunakan
metode analitik observasional dengan pendekatan studi cross sectional. Subjek penelitian ini sebanyak 50 orang yang
diperoleh dari Puskesmas Hanura Kabupaten Pesawaran. Metode yang digunakan untuk menghitung derajat parasitemia
adalah apusan darah tepi dan untuk menghitung kadar SGOT menggunakan Metode Spektro Fotometrik. Uji statistik
dilakukan menggunakan uji Chi- square dengan nilai kemaknaan jika (p-value < α=0,05).
Hasil:Hasil penelitian didapatkan pada kelompok indeks parasitemia ringan dengan rerata jumlah parasitemia 2,43
± 1,01 dengan rerata kadar SGOT 24,29 ± 11,82 U/L,pada kelompok indeks parasitemia sedang dengan rerata jumlah
parasitemia 7,20 ± 1,44 dengan rerata kadar SGOT 39,90 ± 14,28 U/L, pada kelompok indeks parasitemia berat dengan
rerata jumlah parasitemia 13,75 ± 1,77 dengan rerata kadar SGOT 176,00 ± 186,68 U/L.Dari hasil ujis tatistik Chi-Square
diperoleh p-value = 0,001 (p-value < α=0,05).
Simpulan:terdapat hubungan yang bermakna antaraderajat parasitemia dengan peningkatan kadar SGOT di
Puskesmas Hanura.
sekitar 300-400 juta orang di dunia terinfeksi malaria setiap tahun dan menyebabkan kematian pada 2,7 juta orang..Malaria
merupakan penyakiti nfeksi parasit yang disebabkan oleh Plasmodium yang menyerang eritrosit. Jumlah Plasmodium di
dalam darah bisa dilakukan dengan cara menghitung derajat parasitemia. Derajat parasitemia adalah presentase individu
dalam populasi yang apusan darahnya memperlihatkan parasit. Pada pemeriksaan mikroskopis malaria, semakin tinggi
derajat parasitemia maka kerusakan sel hepar besar. Indikator kerusakan sel hepar salah satunya yaitu peningkatan kadar
SGOT. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara derajat parasitemia dengan peningkatan SGOT
pada pasien malaria di Puskesmas Hanura Kabupaten Pesawaran tahun 2015. Metode:Jenis penelitian menggunakan
metode analitik observasional dengan pendekatan studi cross sectional. Subjek penelitian ini sebanyak 50 orang yang
diperoleh dari Puskesmas Hanura Kabupaten Pesawaran. Metode yang digunakan untuk menghitung derajat parasitemia
adalah apusan darah tepi dan untuk menghitung kadar SGOT menggunakan Metode Spektro Fotometrik. Uji statistik
dilakukan menggunakan uji Chi- square dengan nilai kemaknaan jika (p-value < α=0,05).
Hasil:Hasil penelitian didapatkan pada kelompok indeks parasitemia ringan dengan rerata jumlah parasitemia 2,43
± 1,01 dengan rerata kadar SGOT 24,29 ± 11,82 U/L,pada kelompok indeks parasitemia sedang dengan rerata jumlah
parasitemia 7,20 ± 1,44 dengan rerata kadar SGOT 39,90 ± 14,28 U/L, pada kelompok indeks parasitemia berat dengan
rerata jumlah parasitemia 13,75 ± 1,77 dengan rerata kadar SGOT 176,00 ± 186,68 U/L.Dari hasil ujis tatistik Chi-Square
diperoleh p-value = 0,001 (p-value < α=0,05).
Simpulan:terdapat hubungan yang bermakna antaraderajat parasitemia dengan peningkatan kadar SGOT di
Puskesmas Hanura.
Keywords
Derajat parasitemia,kadar SGOT, Malaria.
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)DOI: https://doi.org/10.33024/jmm.v2i3.1977
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2019 Jurnal Medika Malahayati