HUBUNGAN STRESS DENGAN KEJADIAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM PADA IBU HAMIL DI RSUD DR.A.DADI TJOKRODIPO, RSUD DR.H.ABDUL MOELOEK DAN RS BINTANG AMIN BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015
Abstract
Latar Belakang : Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah berlebihan yang disertai penurunan berat badan
lebih dari 5%. Provinsi Lampung menempati urutan ke-4 tertinggi (3,66%) kejadian hiperemesis gravidarum. Stress
dianggap sebagai salah satu faktor psikologis yang menjadi penyebab hiperemesis gravidarum. Berdasarkan data laporan
Kabupaten dan Kota Dinas Kesehatan Bandar Lampung pada tahun 2012 kejadian hiperemesis gravidarum sebesar 43 per
1000 kehamilan dan mengalami peningkatan pada tahun 2013 menjadi 47 per 1000 kehamilan.
Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui hubungan stress dengan kejadian hiperemesis gravidarum pada ibu hamil
Metode : Jenis penelitian kuantitatif, desain analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi
seluruh ibu hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum pada ibu hamil di Bandar Lampung tahun 2015 dan sampel
sebanyak 50 responden. Analisis data menggunakan uji chi square.
Hasil : Hasil penelitian dari analisis univariat didapatkan bahwa dari seluruh jumlah responden sebanyak 50, yang
mengalami stress lebih banyak yaitu 38 responden (76%) dibandingkan yang tidak stress yaitu 12 responden (24%) dan
yang mengalami hiperemesis gravidarum ringan lebih banyak yaitu 27 responden (54%) sedangkan hiperemesis
gravidarum berat yaitu 23 responden (46%). Hasil penelitian dari analisis bivariat menunjukkan bahwa ada hubungan antara
stress dengan kejadian hiperemesis gravidarum berat p value < α (0,019<0,05).
Kesimpulan : Ada hubungan antara stress dengan kejadian hiperemesis gravidarum berat pada ibu hamil yaitu
sebanyak 21 responden (55,3%) dan diperoleh angka peluang OR (Odds Ratio) sebesar 6,176.
lebih dari 5%. Provinsi Lampung menempati urutan ke-4 tertinggi (3,66%) kejadian hiperemesis gravidarum. Stress
dianggap sebagai salah satu faktor psikologis yang menjadi penyebab hiperemesis gravidarum. Berdasarkan data laporan
Kabupaten dan Kota Dinas Kesehatan Bandar Lampung pada tahun 2012 kejadian hiperemesis gravidarum sebesar 43 per
1000 kehamilan dan mengalami peningkatan pada tahun 2013 menjadi 47 per 1000 kehamilan.
Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui hubungan stress dengan kejadian hiperemesis gravidarum pada ibu hamil
Metode : Jenis penelitian kuantitatif, desain analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi
seluruh ibu hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum pada ibu hamil di Bandar Lampung tahun 2015 dan sampel
sebanyak 50 responden. Analisis data menggunakan uji chi square.
Hasil : Hasil penelitian dari analisis univariat didapatkan bahwa dari seluruh jumlah responden sebanyak 50, yang
mengalami stress lebih banyak yaitu 38 responden (76%) dibandingkan yang tidak stress yaitu 12 responden (24%) dan
yang mengalami hiperemesis gravidarum ringan lebih banyak yaitu 27 responden (54%) sedangkan hiperemesis
gravidarum berat yaitu 23 responden (46%). Hasil penelitian dari analisis bivariat menunjukkan bahwa ada hubungan antara
stress dengan kejadian hiperemesis gravidarum berat p value < α (0,019<0,05).
Kesimpulan : Ada hubungan antara stress dengan kejadian hiperemesis gravidarum berat pada ibu hamil yaitu
sebanyak 21 responden (55,3%) dan diperoleh angka peluang OR (Odds Ratio) sebesar 6,176.
Keywords
Stress, hyperemesis gravidarum
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)DOI: https://doi.org/10.33024/jmm.v2i4.1988
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2019 Jurnal Medika Malahayati