HUBUNGAN FUNGSI MOTORIK KASAR TERHADAP KUALITAS HIDUP ANAK CEREBRAL PALSY DI INSTALASI REHABILITASI MEDIK RSUD DR. H. ABDUL MOELOEK BANDAR LAMPUNG TAHUN 2014
Abstract
Cerebral Palsy adalah spektrum defisit neurologis motorik yang predominan yang terjadi akibat gangguan pranatal
atau perinatal, kadang disertai dengan kesulitan belajar, masalah perilaku, dan epilepsi, tetapi sering mampu bertahan
hidup hingga dewasa. Perkembangan motorik merupakan aspek perkembangan yang penting karena berkaitan dan
mendorong aspek perkembangan lain. Kualitas hidup sebagai persepsi individu mengenai posisi mereka dalam kehidupan
dilihat dengan konteks budaya dan dimana mereka tinggal serta hubungannya dengan tujuan, harapan, standar yang
menjadi perhatian individu tersebut. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan antara fungsi motorik kasar terhadap
kualitas hidup anak cerebral palsy di Instalasi Rehabilitasi Medik RSUD DR. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung tahun 2014.
Jenis penelitian ini menggunakan metode analitik observasional dengan studi cross sectional. Populasi diambil dari pasien
usia 0-12 tahun di Instalasi Rehabilitasi Medik RSUD DR. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung sebanyak 32 orang. Uji
statistik yang digunakan uji korelasi Spearman. Hasil penelitian menunjukkan dari 32 responden, terdapat 18 responden
(56.2%) untuk level fungsi motorik kasar berat (level 4 dan 5), 11 responden (34.4%) untuk level fungsi motorik kasar
sedang (level 3), 3 responden (9.4%) untuk level fungsi motorik kasar ringan (level 1 dan 2) dan yang memiliki kualitas
hidup baik sebanyak 19 responden (59.4%), kualitas hidup buruk sebanyak 13 responden (40.6%). Dari hasil uji korelasi
Spearman terdapat hubungan yang bermakna antara fungsi motorik kasar dengan kualitas hidup anak cerebral palsy
(p=0.000, r=0.668).
atau perinatal, kadang disertai dengan kesulitan belajar, masalah perilaku, dan epilepsi, tetapi sering mampu bertahan
hidup hingga dewasa. Perkembangan motorik merupakan aspek perkembangan yang penting karena berkaitan dan
mendorong aspek perkembangan lain. Kualitas hidup sebagai persepsi individu mengenai posisi mereka dalam kehidupan
dilihat dengan konteks budaya dan dimana mereka tinggal serta hubungannya dengan tujuan, harapan, standar yang
menjadi perhatian individu tersebut. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan antara fungsi motorik kasar terhadap
kualitas hidup anak cerebral palsy di Instalasi Rehabilitasi Medik RSUD DR. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung tahun 2014.
Jenis penelitian ini menggunakan metode analitik observasional dengan studi cross sectional. Populasi diambil dari pasien
usia 0-12 tahun di Instalasi Rehabilitasi Medik RSUD DR. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung sebanyak 32 orang. Uji
statistik yang digunakan uji korelasi Spearman. Hasil penelitian menunjukkan dari 32 responden, terdapat 18 responden
(56.2%) untuk level fungsi motorik kasar berat (level 4 dan 5), 11 responden (34.4%) untuk level fungsi motorik kasar
sedang (level 3), 3 responden (9.4%) untuk level fungsi motorik kasar ringan (level 1 dan 2) dan yang memiliki kualitas
hidup baik sebanyak 19 responden (59.4%), kualitas hidup buruk sebanyak 13 responden (40.6%). Dari hasil uji korelasi
Spearman terdapat hubungan yang bermakna antara fungsi motorik kasar dengan kualitas hidup anak cerebral palsy
(p=0.000, r=0.668).
Keywords
Fungsi Motorik Kasar, Kualitas Hidup, Cerebral Palsy
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)DOI: https://doi.org/10.33024/jmm.v3i2.2014
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2019 Jurnal Medika Malahayati