HUBUNGAN FREKUENSI OLAHRAGA DENGAN KADAR GULA DARAH PUASA PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE II DI RUMAH SAKIT NATAR MEDIKA PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2016
Abstract
Latar Belakang : Pengelolaan diabetes mellitus bertujuan untuk mempertahankan kadar gula darah dalam rentang
normal. Aktivitas olahraga ringan sangat bermanfaat untuk menghambat proses degeneratif atau proses penuaan.
Berdasarkan RISKESDAS tahun 2013 menunjukkan prevalensi rerata nasional diabetes melitus sebesar 2,1% dengan
prevalensi di Provinsi Lampung sebanyak 0,8%.
Tujuan : Mengetahui hubungan frekuensi olahraga dengan kadar gula darah puasa pada pasien Diabetes Mellitus
tipe II Di Rumah Sakit Natar Medika Provinsi Lampung Tahun 2016.
Metode : Desain penelitian survey analitik dengan pendekatan cross sectional. Sample penelitian ini sebanyak 75
sampel sesuai kriteria inklusi. Teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling, tempat penelitian di Rumah Sakit
Natar Medika Provinsi Lampung sejak bulan Januari - Maret Tahun 2016.
Hasil : Hasil penelitian diketahui pasien DM tipe II yang melakukan olahraga rutin (senam 4x/bulan) dengan gula
darah puasa (GDP)<140 mg/dl sebanyak 35 orang (46,67%), pasien DM tipe II yang melakukan olahraga rutin (senam
4x/bulan) dengan gula darah puasa (GDP)≥140 mg/dl sebanyak 21 orang (28,0%), pasien DM tipe II yang melakukan
olahraga tidak rutin (senam <4x/bulan) dengan gula darah puasa (GDP)<140 mg/dl sebanyak 1 orang (1,33%), dan pasien
DM tipe II yang melakukan olahraga tidak rutin (senam <4x/bulan) dengan gula darah puasa (GDP)≥140 mg/dl sebanyak 18
orang (24,00%).Pada uji chi-square didapatkan p-value = 0,000, OR= 30,0 dan CI= 3,729-241,357
Kesimpulan : Ada hubungan bermakna antara frekuensi olahraga dengan kadar gula darah puasa pasien DM tipe
II. Dari nilai OR dapat dikatakan bahwa pasien dengan DM tipe II yang melakukan olahraga rutin (senam 4x/bulan) dapat
memiliki faktor risiko lebih rendah untuk mengalami peningkatan gula darah puasa (≥140 mg/dl) dibandingkan yang tidak
melakukan olahraga rutin (senam 4x/bulan).
normal. Aktivitas olahraga ringan sangat bermanfaat untuk menghambat proses degeneratif atau proses penuaan.
Berdasarkan RISKESDAS tahun 2013 menunjukkan prevalensi rerata nasional diabetes melitus sebesar 2,1% dengan
prevalensi di Provinsi Lampung sebanyak 0,8%.
Tujuan : Mengetahui hubungan frekuensi olahraga dengan kadar gula darah puasa pada pasien Diabetes Mellitus
tipe II Di Rumah Sakit Natar Medika Provinsi Lampung Tahun 2016.
Metode : Desain penelitian survey analitik dengan pendekatan cross sectional. Sample penelitian ini sebanyak 75
sampel sesuai kriteria inklusi. Teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling, tempat penelitian di Rumah Sakit
Natar Medika Provinsi Lampung sejak bulan Januari - Maret Tahun 2016.
Hasil : Hasil penelitian diketahui pasien DM tipe II yang melakukan olahraga rutin (senam 4x/bulan) dengan gula
darah puasa (GDP)<140 mg/dl sebanyak 35 orang (46,67%), pasien DM tipe II yang melakukan olahraga rutin (senam
4x/bulan) dengan gula darah puasa (GDP)≥140 mg/dl sebanyak 21 orang (28,0%), pasien DM tipe II yang melakukan
olahraga tidak rutin (senam <4x/bulan) dengan gula darah puasa (GDP)<140 mg/dl sebanyak 1 orang (1,33%), dan pasien
DM tipe II yang melakukan olahraga tidak rutin (senam <4x/bulan) dengan gula darah puasa (GDP)≥140 mg/dl sebanyak 18
orang (24,00%).Pada uji chi-square didapatkan p-value = 0,000, OR= 30,0 dan CI= 3,729-241,357
Kesimpulan : Ada hubungan bermakna antara frekuensi olahraga dengan kadar gula darah puasa pasien DM tipe
II. Dari nilai OR dapat dikatakan bahwa pasien dengan DM tipe II yang melakukan olahraga rutin (senam 4x/bulan) dapat
memiliki faktor risiko lebih rendah untuk mengalami peningkatan gula darah puasa (≥140 mg/dl) dibandingkan yang tidak
melakukan olahraga rutin (senam 4x/bulan).
Keywords
DM, GDP dan Olahraga
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)DOI: https://doi.org/10.33024/jmm.v3i4.2039
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2019 Jurnal Medika Malahayati