HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM OBAT ANTIRETROVIRAL PASCA 6-12 BULAN DENGAN KADAR CD4 PADA LELAKI SEKS LELAKI (LSL) YANG TERINFEKSI HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS (HIV) DI BANDAR LAMPUNG TAHUN 2019

Marisa Anggraini, Firhat Esfandiari, Muhamad Rizky Arahman

Abstract


Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang menginfeksi sel-sel sistem kekebalan tubuh. Untuk menekan jumlah virus dalam darah maka harus memulai terapi pengobatan antiretroviral. Lelaki Seks Lelaki (LSL) merupakan faktor risiko tertinggi dalam penularan HIV dan salah satu cara untuk mengetahui kriteria imunologis seseorang terinfeksi HIV adalah dengan mengukur kadar CD4 setelah pengobatan pasca 6-12 bulan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan kepatuhan minum obat antiretroviralpasca 6-12 bulan dengan kadar CD4pada Lelaki Seks Lelaki (LSL) yang terinfeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) di Bandar Lampung. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain penelitian analitik observasional dengan pengambilan sampel menggunakan snowball sampling. Pengambilan data menggunakan kuesioner baku Morisky Medication Adherence Scale (MMAS-8). Analisis bivariat menggunakan uji Chi Square.Jumlah populasi merupakan seluruh Lelaki Seks Lelaki (LSL) yang terinfeksi HIV di Bandar Lampung dengan sampel didapatkan 37 responden. Uji univariat tingkat kepatuhan minum obat antiretroviral kategori tidak patuh sebanyak 19 orang dan kategori patuh sebanyak 18 orang. Hasil uji bivariat didapatkan nilai p value = 0,001. Terdapat hubungan bermakna antara kepatuhan minum obat antiretroviral dengan kadar CD4pada Lelaki Seks Lelaki (LSL) yang terinfeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV).

Keywords


Kepatuhan Minum Obat, Antiretroviral, CD4

References


Anwar, Y., Nugroho, S. A., & Tantri, N. D. (2018). Karakteristik sosiodemografi, klinis, dan pola terapi antiretroviral pasien HIV/AIDS di RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso periode JanuariJuni 2016. Jurnal Farmasi Indonesia (Pharmaceutical Journal of Indonesia) 15(1): 7289.

Arnold, E. A., Rebchook, G. M., & Kegeles, S. M. (2014). Triply cursed: racism, homophobia and HIV-related stigma are barriers to regular HIV testing, treatment adherence and disclosure among young Black gay men. Culture, health & sexuality 16(6): 710722.

Aryastuti, N. (2017). Perilaku Pencarian Pelayanan Kesehatan Pada Gay Yang Terinfeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) Di Bandar Lampung. Jurnal Dunia Kesmas, 6(3).

Beyrer, C., Baral, S. D., Van Griensven, F., Goodreau, S. M., Chariyalertsak, S., Wirtz, A. L., et al. (2012). Global epidemiology of HIV infection in men who have sex with men. The Lancet, 380(9839): 367-377.

Ditjen PP & PL Kemenkes RI. (2019).Laporan Direktorat Jendral Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Infeksi Menular Seksuak Triwulan II Tahun 2019. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.

Green, C. (2016). Pengobatan Untuk AIDS. Jakarta: Spiritia.

Handayani, S., & Mardhiati, R. (2018). Keberlanjutan Peran Dukungan Sebaya di Dalam Sistem Penanggulangan HIV di Tingkat Provinsi dan Kota/Kabupaten Indonesia. Jurnal Perilaku dan Promosi Kesehatan, 1(1): 4453.

Kemenkes RI. (2011). Pedoman Nasional Tatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi Antiretroviral Pada Orang Dewasa. Jakarta: Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penyehatan Lingkungan.

Kemenkes RI. (2015). Pedoman pelaksanaan pencegahan penularan HIV dan sifilis dari ibu ke anak bagi tenaga kesehatan. Jakarta: Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI.

Molla, A. A., Gelagay, A. A., Mekonnen, H. S., & Teshome, D.

F. (2018). Adherence to antiretroviral therapy and associated factors among HIV positive adults attending care and treatment in University of Gondar Referral Hospital, Northwest Ethiopia. BMC infectious diseases, 18(1): 266.

WHO (World Health Organization). (2007). Who case definitions of HIV for surveillance and revised clinical staging and immunological classification of HIV-related disease in adults and children. Geneva: WHO.

WHO (World Health Organization). (2016). Consolidated guideline on the use of antiretroviral drugs for treating and preventing HIV infection (2nd ed). Geneva: WHO.

WHO (World Health Organization). (2019). HIV/AIDS. [Diakses dari www.who.int/news-room/factsheets/detail/hiv-aids pada tanggal 16 September 2019.




DOI: https://doi.org/10.33024/jmm.v4i4.2506

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2020 Jurnal Medika Malahayati



PRODI KEDOKTERAN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI