HUBUNGAN FAKTOR USIA DENGAN KELELAHAN PADA PASIEN SYSTEMIC LUPUS ERYTHEMATOSUS (SLE) DI KOMUNITAS LAMPUNG TAHUN 2019

Firhat Esfandiari, Sandhy Arya Pratama, Resati Nando Panonsih, Resia Evel Roselen

Abstract


Systemic Lupus Erythematosus (SLE) terjadi karena produksi antibodi didalam tubuh berlebihan terhadap komponen inti sel, sehingga menyebabkan berbagai gejala klinis pada organ. Kelelahan merupakan penyebab utama morbiditas pada penderita SLE. Berdasarkan data dari komunitas odapus Lampung dan Rumah Sakit, setiap bulannya ada sekitar 5-6 orang meninggal karena penyakit lupus dari 150 anggota komunitas tersebut. Diketahui hubungan faktor usia dengan kelelahan pada pasien Systemic Lupus Erythematosus di Lampung Tahun 2019. Jenis penelitian kuantitatif, rancangan analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 140 orang penderita Systemic Lupus Erythematosus (SLE) di Komunitas Odapus Lampung Tahun 2019. Responden yang memenuhi persyaratan dan masuk pada kriteria inklusi yaitu 61 orang. Teknik analisis data menggunakan uji chi square. Distribusi frekuensi usia pada pasien systemic lupus erytematosus (SLE) di Komunitas Odapus Lampung (KOL) sebagian besar dengan kategori usia 26-35 tahun (dewasa awal) sebanyak 20 responden (32,8%), gambaran tingkat kelelahan sebagian besar dengan kategori kelelahan sebanyak 38 responden (62,3%).  Ada hubungan antara faktor usia dengan kelelahan pada pasien Systemic Lupus Erythematosus (SLE) di Komunitas Odapus Lampung (KOL) Tahun 2019 (p-valeu 0,019 ˂ α = 0,05). Ada hubungan antara faktor usia dengan kelelahan pada pasien Systemic Lupus Erythematosus (SLE) di Komunitas Odapus Lampung (KOL) Tahun 2019. Disarankan bagi petugas kesehatan untuk mengedukasi dan mengingatkan pasien dan keluarga pasien untuk mengurangi dan membatasi aktivitas yang bisa menyebabkan kelelahan.

Keywords


Usia, Kelelahan, Systemic Lupus Erythematosus

References


Avina, J. A. (2007). The Importance of Fatigue in Lupus. In BC Lupus Society Symposium Arthritis Research Centre of Canada.

Cleanthous, S., Tyagi, M., Isenberg, D.A., & Newman, S.P. (2012). What do we know about selfreported fatigue in systemic lupus erythematosus. Lupus, 21 (5), 465–476.

David, L. (1996). Tubuh Manusia, Jakarta: Arcan.

Djoerban, Z. (2010). Hari Lupus Sedunia. http:/zubairidjoerban.org/harilupus sedunia.

Ferucci, ED., Johnston, JM., Gaddy, JR., Sumner, L., Posever, JO., Choromanski, TL., Gordon, C., Lim, SS., dan Helmick, CG. (2014). Prevalence and Incidence of Systemic Lupus Erythematosus in a PopulationBased Registry of American Indian and Alaska Native People,. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/p mc/articles/PMC4617772

Kemenkes RI. (2016). Pedoman Pengendalian Lupus Erythematosus Sistemik (LES). Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular. Jakarta : Kemenkes Kesehatan RI.

Kemenkes RI. (2017). Situasi lupus di Indonesia. Pusat data dan informasi. Jakarta : Kemenkes Kesehatan RI

Nadhiroh, F., (2007). Lupus: penyakit seribu wajah dominan menyerang wanita. http://surabaya.detik.com.

Perhimpunan Reumatologi Indonesia. (2011). Diagnosis dan pengelolaan Lupus Erythematosus Sistemik.

Tahitan, N. (2007). Tahukah anda penyebab penyakit lupus http://penyebablupus.com/




DOI: https://doi.org/10.33024/jmm.v4i4.2537

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2020 Jurnal Medika Malahayati



PRODI KEDOKTERAN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI