HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) DENGAN ANGKAKEJADIAN DERMATITIS SEBOROIK DI POLIKLINIK KULIT DANKELAMIN RSUD DR. H. ABDUL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2019

Eka Silvia, Dwi Robbiardy Eksa, Resati Nando Panongsih, Sumita Dewi

Abstract


Dermatitis seboroik adalah inflamasi kroniksuperfisial yang sering di kaitkan dengan kelenjar sebum berlebih. Pada penderita obesitas, aktivitas kelenjar sebasea akan mengalami peningkatan sehingga terjadi produksi sebum yang berlebih. Sebum yang berlebih tersebut dapat dicerna oleh jamur Malassezia spp pada kulit sehingga menghasilkan asam lemak bebas yang dapat merusak lapisan kulit.Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan angka kejadian dermatitis seboroik di Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUD.DR. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung tahun 2019.Penelitian ini menggunakan metodecross-sectional, kualitatif, analitik dengan pengumpulan data sekunder dermatitis seboroik. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan pencatatan data berupa Indeks Massa Tubuh (IMT) dermatitis seboroik yang diklasifikasikan berdasarkan IMT Asia-Pasifik serta dianalisis menggunakan uji korelasi Spearman. Hasil Penelitian didapatkan dari 144 orang sesuai sampel yang didapat. Pada penderita dermatitis seboroik frekuensi IMT terbanyak yaitu obesitas I sebanyak 41,7%. Hasil uji Sperman diperoleh p=0,001 (p<0,05) dengan nilai r= 0,282 yang berarti terdapat hubungan yang signifikan antara IMT dengan dermatitis seboroik dengan kekuatan korelasi sedang.Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwasemakin tinggi Indeks Massa Tubuh (IMT), maka semakin tinggi angka kejadian dermatitis seboroik(p=0,001).

Keywords


Dermatitis, Seboroik, Indeks Massa Tubuh (IMT)

References


Abulnaja, K.,O.(2009).Changes in Hormone and Lipid. Profil of Obese Adolescent Saudi Females with Acne Vulgaris.Brazilian Journal of Medical and Biological Research4(2): 501-505.

Christianto, D.,A.(2018). Hubungan Aktivitas Fisik Terhadap Kejadian Obesitas Berdasarkan Indeks Massa Tubuh Di Desa Banjaroyo.Berkala Ilmiah Kedokteran Duta Wacana3(2): 78.

Clark, G. W., Pope, S. M., & Jaboori, K. A. (2015).Diagnosis and treatmentof seborrheicdermatitis. American family physician 91(3): 185-190.

Collins, C., D.,& Hivnor, C.(2012). Seborrhea Dermatitis.Fitzpatrick's Dermatology in General Medicine.New York: McGraw-Hill.

Elewski, B.,E.(2009). Safe and effective treatment of seborrheic dermatitis.Cutis 83 (6): 333-8.

Fadila, M., N., Sibero, H., T., Wahyuni, A., & Hamzah, M., S. (2014). Hubungan antara Dermatitis Seboroik dengan Kualitas Hidup Pasien di Rsud Abdul Moeloek Lampung.Jurnal Majority3(6): 7.

Hall, J., E. (2015). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.Kedokteran EGC: Jakarta

Kalalo, J., V., Pandeleke, H., E., & Gaspersz, S. (2019). Hubungan Penggunaan Hair Styling terhadap Kejadian Dermatitis Seboroik pada Mahasiswa Laki-laki di Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi.e-CliniC7(1): 7

Kurniawan, M.Y., Briawan, D.,& Caraka, R., E.(2015). Persepsi tubuh dan gangguan makan pada remaja.Jurnal Gizi Klinik Indonesia11(3): 105-114.

Picardo, M.,&Cameli, N.(2003).Evidence-basedDermatology. London: BMJ Publishing Group

Putri, S., R., & Anggraini, D., I. (2015). Obesitas sebagai faktor resiko peningkatan kadar trigliserida. Jurnal Majority 4(9): 78-82.

Riskesdas.(2007). Laporan Hasil Riset Kesehatan DasarNasional 2007. Jakarta: Badan Litbangkes Depkes RI.

Ro, B., I., & Dawson, T., L.(2005), December.The role of sebaceous gland activity and scalp microfloral metabolism in the etiology of seborrheic dermatitis and dandruff. In Journal of Investigative Dermatology SymposiumProceedings10(3): 194-197.

Sampaio, A., L., S., B., Mameri, Â. C. A., de Sousa Vargas, T. J., Ramos-e-Silva, M., Nunes, A., P., & da Silva Carneiro, S., C. (2011). Dermatite seborreica. AnBrasileiros de Dermatologia 86(6): 1061-1074

Schwartz, J., R., Messenger, A., G., Tosti, A., Todd, G., Hordinsky, M., Hay, R. J., & Rust, R., C. (2013).A comprehensive pathophysiology of dandruff and seborrheic dermatitis–towards a more precise definition of scalp health. Acta dermato-venereologica 93(2): 131-137.

Siregar, R.,(2014). Saripati Penyakit Kulit. Jakarta: EGC

Terroe, R., O., Kapantow, M., G., & Kandou, R., T. (2015).Profil Dermatitis Seboroik di Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUP Prof. Dr. RD Kandou Manado Periode Januari-Desember 2012.e-CliniC3(1): 1

Thaha, M., A., (2014).Hubungan Kepadatan Spesies Malassezia dan Keparahan Klinis Dermatitis Seboroik di Kepala.Jurnal Kedokteran dan Kesehatan2(2): 124-129

Wakelin S.(2016). Rook’s Textbook of Dermatology. New York: John Wiley & Sons

WHO. (2000). Word Health Organization 2000.Australia: Health Communications Australia.




DOI: https://doi.org/10.33024/jmm.v4i3.2547

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2020 Jurnal Medika Malahayati



PRODI KEDOKTERAN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI