KEBERHASILAN PEMERANGKAPAN TIKUS (Rattus exulans) DENGAN JENIS UMPAN BERBEDA DI KEBUN RAYA LIWA LAMPUNG BARAT

Destika Putri Gumay, Mohammad Kanedi, Endah Setyaningrum, Hendri Busman

Abstract


Tikus merupakan hewan liar yang mampu beradaptasi dengan kehidupan manusia. Tikus juga menjadi hama penting dalam kehidupan manusia, baik dalam bidang pertanian, perkebunan, permukiman, dan kesehatan. Tikus digolongkan ke dalam Ordo Rodentia dan Famili Muridae.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan pemerangkapan tikus menggunakan empat jenis umpan yang berbeda berupa kelapa bakar, ikan asin, tulang ayam dan ubi jalar dengan meggunakan perangkap hidup tunggal (single live trap). Penelitian ini dilakukan di Kebun Raya Liwa Lampung Barat pada tanggal 17-26 Oktober 2019. Total perangkap yang digunakan adalah 8 perangkap dalam sekali pemasangan dengan total 10 kali pemasangan perangkap. Pengamatan yang dilakukan adalah jumlah tikus terperangkap, jenis tikus yang terperangkap, jenis kelamin dan ukuran tikus, serta umpan yang paling banyak menarik tikus sehingga terperangkap. Hasil penelitian ini adalah keberhasilan pemerangkapan (KP) tikus dengan jenis umpan yang berbeda. Tikus lebih menyukai umpan kelapa bakar dengan keberhasilan pemerangkapan paling tinggi yaitu 87,5 %. SpesiesĀ  yang terperangkap adalah (Rattus exulans) tikus ladang, (Suncus murinus) cecurut rumah dan (Hylomys suillus) cecurut babi. Tikus dengan jenis kelamin betina lebih banyak didapat (8 ekor) dibandingkan tikus jantan (3 ekor). Tikus dengan ukuran <70 gr lebih banyak didapat (8 ekor) dibandingkan dengan ukuran >70 gr (3 ekor).

Keywords


Keberhasilan Pemerangkapan, Perangkap Hidup Tunggal, Jenis Umpan

References


Annashr NN, Santoso L, Hestiningsih R. (2017). Studi kepadatan tikus dan ektoparasit di Desa Jomblang, Kecamatan Candisari, Kota Semarang tahun 2011.Wawasan Kesehatan 3(2):68-76.

Anonim. (2016). Kebun raya. http://lipi.go.id.Di akses pada 30 Agustus 2019 Pukul 14.50 WIB.

Aplin, K.P ., P .R. Brown, J. Jacob, C.J. Krebs, and G.R. Singleton. (2003). Field methods for rodent studies in Asia and Indo-Pacific.ACIAR Monograph. 100. 223p

Armando R. (2016). Pengaruh kondisi habitat kelapa sawit (Elaeis guineensis JACQ) terhadap artropoda dan hama tikus [tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

AstutiDesi.(2013). Keefektifan Penggunaan Rodentisida Racun KronisGenerasi II Terhadap Keberhasilan Penangkapan Tikus Di Daerah FokusLeptospirosis Kota Semarang[Skripsi], Universitas Negeri Semarang.

Darmawansyah A. (2008). Rancang bangun perangkap untuk pengendalian tikus rumah (Rattus rattus diardii Linn.) pada habitat permukiman [skripsi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Irawati J, Fibriana A I, Wahyono B. (2015). Efektivitas pemasangan berbagai model perangkap tikus terhadap keberhasilan penangkapan tikus di Kelurahan Bangetayu Kulon Kecamatan Genuk Kota Semarang Tahun 2014. UJPH 2(3): 67-75.

Ivakdalam LM. (2014). Uji Keefektifan enam jenis perangkap dalam pengendalian tikus sawah (Rattus argentiventer). J Agribisnis Kepul 2(2):38-46.

Kern WH & Kohler PG. (2007). Non-chemical Rodent Control.http://edis.ifas.ufl.edu.[23 November 2007]

Komariah, Pratita S, Malaka T. (2010). Pengendalian vektor.Jurnal Kesehatan Bina Husada 6 (1): 34-43

Marbawati D, Ismanto H. (2011). Identifikasi tikus (pelatihan di laboratorium mamalia Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Jakarta).Balaba 7 (2): 46-48.

Meehan AP. (1984). Rat and Mice, Their Biologi and Control. East Griendstead: Rentokil Limited.

Muriyanto, T. (2001). Pengaruh Tempat Peletakan Perangkap Bumbung dan Perangkap Kawat Terhadap Jumlah Tangkapan Tikus Sawah(Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Natawigena, H. (2006). Entomologi Pertanian. Bandung: Orba Shakti.

Payne J, Francis CM, Phillips K, & Kartikasari SN. (2000). Panduan LapanganMamalia di Kalimantan, Sabah, Sarawak & Brunei Darussalam : edisiBahasa Indonesia. Wildlife Conservation Society : Jakarta

Priyambodo, S. (1995). Pengendalian Hama Tikus Terpadu. PT Panebar Swadaya. Jakarta. 53 hlm

Priyambodo S. (2003). Pengendalian Hama Tikus Terpadu. Jakarta (ID): Penebar Swadaya.

Priyambodo S. (2006). Tikus. Di dalam: Singgih HS dan Upik KH, editor. Hama Permukiman Indonesia. Bogor: Unit Kajian Pengendalian Hama Permukiman (UKPHP). hlm 195-212.

Purwanto, S. (2005). Studi Kepadatan Tikus dan Pinjal di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang Tahun 2005, Skripsi: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro Semarang.

Rodenticide Resistence Action Committee. (2015). Guidelines on anticoagulant rodenticide resistance management. Crop Life International. Brussels.

Rochman. (1992). Biologi dan Ekologi Tikus Sebagai Pengendalian Hama Tikus. Seminar Pengendalian Hama Tikus Terpadu. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 17 hlm.

Schmidt RH. Shrews. (1994). Department of Fisheries and Wildlife, Utah University : Utah

Suyanto A. (2006). Rodent di Jawa. Bogor: LIPI.

Yuliadi, Muhidin, Indriyani S. (2016). Tikus Jawa, Teknik Survei di Bidang Kesehatan. Risyanto, Ahmadi AS, editor. Jakarta (ID): Lembaga Penerbit Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan RI.




DOI: https://doi.org/10.33024/jmm.v4i1.2551

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2020 Jurnal Medika Malahayati



PRODI KEDOKTERAN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI