DISTRIBUSI FREKUENSI IBU PASCAMELAHIRKAN DENGAN KEJADIAN BABY BLUES SYNDROME DI PRAKTIK MANDIRI BIDAN WILAYAH KECAMATAN RAJABASA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2019

Fonda Octarianingsih, Festy Ladyani Mustofa, Woro Pramesti, Nadya Putri Amany

Abstract


Pada wanita peristiwa hamil dan melahirkan sudah dianggap wajar terjadi di kehidupannya.Namun perubahan pada saat melahirkan tidak dapat dilalui oleh sebagian besar wanita sehingga wanita tidak bisa beradaptasi dengan kondisinya.Salah satu perubahan yang dirasakan setiap wanita pascamelahirkan adalah perubahan emosional. Gangguan emosional akan terjadi tidak menentu, setidaknya ibu merasakan dua emosi yaitu emosi positif (suka cita dan kepuasan) dan emosi negatif (ketakutan dan kecemasan) apabila ibu tidak beradaptasi dengan kondisinya, ibu bisa mengalami baby blues syndrome. Baby blues syndrome merupakan salah satu bentuk gangguan perasaan ibu karena tidak bisa beradaptasi dengan bayinya. Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner EPDS (Edinburgh Postpartum Depression Scale).Tujuan penelitian ini untuk mengetahui distribusi frekuensi ibu pascamelahirkan dengan kejadian baby blues syndrome di Praktik Mandiri Bidan Wilayah Kecamatan Rajabasa Bandar Lampung Tahun 2019.Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan data primer untuk mengetahui distribusi ibu pascamelahirkan dengan kejadian baby blues syndrome. Sampel penelitian ini sebanyak 77 ibu pascamelahirkan yang diambil dengan teknik total sampling yang bertempat di Praktik Mandiri Bidan Kecamatan Rajabasa Bandar Lampung.Analisis data menggunakan uji statistika analisis univariat distribusi frekuensi SPSS 20.Hasil dari penelitian ini didapatkan sebanyak 54 ibu pascamelahirkan (70,1%) tidak mengalami kejadian baby blues syndrome dan sebanyak 23 ibu pascamelahirkan (29,9%) dengan kejadian baby blues syndrome.Didapatkan distribusi frekuensi ibu pascamelahirkan dengan kejadian baby blues syndrome di Praktik Mandiri Bidan Wilayah Kecamatan Rajabasa Bandar Lampung Tahun 2019.

Keywords


Ibu Pasca Melahirkan, Baby Blues Syndrome

References


Ballinger, C. B., Buckley, D. E., Naylor, G. J., & Stansfield, D. A. (1979). Emotional disturbance following childbirth: clinical findings and urinary excretion of cyclic AMP (adenosine 3'5'cyclic monophosphate). Psychological Medicine, 9(2), 293-300.

Bobak, I. M., Lowdermilk, D. L., Jensen, M. D., & Perry, S. E. (2005).Buku ajar keperawatan maternitas.Jakarta: EGC.

Curry, A. F., Menezes, P. R., Tedesco, J. J. A., & Kahalle, S. (2008). Maternity “blues”: prevalence and risk factors. Spanish Journal of Psychology, 11(2), 593-599.

Davidson, J. R. T. (1972). Post-partum mood change in Jamaican women: a description and discussion on its significance. The British Journal of Psychiatry, 121(565), 659-663.

Elvira SD. (2006). Depresi Pasca Persalinan. Jakarta: Balai penerbit FKUI. 1-43

Fatmawati, D. A. (2015).Faktor risiko yang berpengaruh terhadap kejadian postpartum blues.Eduhealth, 5(2).

Gard, P. R., Handley, S. L., Parsons, A. D., & Waldron, G. (1986). A multivariate investigation of postpartum mood disturbance.The British Journal of Psychiatry, 148(5), 567-575.

Gürel, S. A., & Gürel, H. (2000). The evaluation of determinants of early postpartum low mood: the importance of parity and inter-pregnancy interval. European Journal of Obstetrics & Gynecology and Reproductive Biology, 91(1), 21-24.

Hapgood, C. C., Elkind, G. S., & Wright, J. J. (1988). Maternity blues: phenomena and relationship to later post partum depression. Australian and New Zealand Journal of Psychiatry, 22(3), 299-306.

Jhaquin, A. (2010). Psikologi untuk kebidanan.Yogyakarta: Nuha Medika.

Lynn CE, Pierre, C. M. S. (2007). The taboo of motherhood: postpartum depression. International Journal of Human Caring, 11(2), 22-31.

Machmudah, T. (2010).Pengaruh persalinan dengan komplikasi terhadap kemungkinan terjadinya Postpartum Blues di Kota Semarang [Tesis]. Jakarta: Universitas Indonesia.

Munawaroh.(2008). Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Postpartum Blues pada Ibu Pascapersalinan di Wilayah Kerja Puskesmas Kajhu Kecamatan Baitussalam Kabupaten Aceh Besar. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta

Noor.(2000). Dasar Epidemiologi. Jakarta: Rineka Cipta

Nott, P. N., Franklin, M., Armitage, C., & Gelder, M. G. (1976).Hormonal changes and mood in the puerperium.The British Journal of Psychiatry, 128(4), 379-383.

Pilliteri, A. (2003). Maternal and child health nursing.Philadelphia: Lippincott.

Pitt, B. (1973). Maternity blues.The British journal of psychiatry, 122(569), 431-433.

Prawirohardjo, S. (2014).Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Seyfried, L. S., & Marcus, S. M. (2003).Postpartum mood disorders.International Review of Psychiatry, 15(3), 231-242.

Suryani, E & Widyaningsih, H. (2010).Psikologi Ibu dan Anak. Yogyakarta: Fitramaya

Stein, L. I., & Test, M. A. (1980). Alternative to mental hospital treatment: I. Conceptual model, treatment program, and clinical evaluation. Archives of general psychiatry, 37(4), 392-397.

Wawan, A., & Dewi, M. (2010).Teori dan pengukuran pengetahuan, sikap dan perilaku manusia.Yogyakarta: Nuha Medika.

Wijayanti, K., Wijayanti, F. A., & Nuryanti, E. (2013). Gambaran faktor-faktor risiko postpartum blues di wilayah kerja puskesmas blora. Jurnal Kebidanan, 2(5), 57-64.

Yalom, I. D., Lunde, D. T., Moos, R. H., & Hamburg, D. A. (1968). Postpartum blues syndrome: A description and related variables. Archives of General Psychiatry, 18(1), 16-27.




DOI: https://doi.org/10.33024/jmm.v4i3.2553

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2020 Jurnal Medika Malahayati



PRODI KEDOKTERAN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI