EMBUNG SEBAGAI ALTERNATIF CADANGAN AIR PADA SAWAH TADAH HUJAN (Study Kasus Kecamatan Kroya Kabupaten Indramayu)
Abstract
ABSTRAK
Kecamatan Kroya Kabupaten Indramayu Jawa Barat, memliki luas sekitar 37,16 Km2 dan sebagian besar lahan di daerah ini merupakan sawah tadah hujan. Mata pencaharian utama masyarakat adalah petani, umumnya komoditi yang terdapat di daerah ini adalah padi sawah. Pada umumnya rata-rata produksi di Kecamatan Kroya adalah 4-5 ton/ha. Sawah tadah hujan bergantung pada pasokan air hujan dan akan mengalami kekeringan dimusim kemarau panjang, sehingga menurunkan perekonomian masyarakat. Selin itu topografi Kecamatan Kroya yang relatif datar sehingga air yang turun akan lebih banyak limpas dari pada terserap kedalam tanah, hal tersebut dapat dilihat dari bentangan lanskapnya sebagian besar pesawahan dan permukiman. Sumber air di Kecamatan Kroya adalah mata air dan irigasi. Jika menggunakan air tanah, maka biaya yang dikeluarkan cukup besar dan perlu pemeliharaan daerah tangkapan air agar air tanah terus banyak, selanjutnya mengandalkan irigasi sulit dijadikan satu-satunya alternatif dikarenakan luas lahan sawah yang besar sedangkan pasokan air tidak dapat memenuhi. Alternatif yang mungkin dilakukan adalah pembuatan bak penampung air hujan atau lebih dikenal dengan embung. Kajian pembuatan embung yang sesuai dengan kondisi Kecamatan Kroya, dengan menggunakan metode library research (penelitian kepustakaan) yaitu mengkaji literatur berupa buku dan kajian-kajian terdahulu untuk diterapkan di Kecamatan Kroya sehingga kendala-kendala kekurangan air untuk pesawahan dapat segera teratasi, selain itu hujan yang selama ini menyebabkan genangan atau banjir dapat dtampung dan lebih bermanfaat kedepannya.
Kata Kunci: embung, sawah tadah hujan
ABSTRACT
Embung As Alternative Water Reserve In The Field Of The Rain (Case Study Of Kroya District, Indramayu Regency). Kroya Subdistrict, Indramayu Regency, West Java, has an area of around 37.16 Km2 and most of the land in this area is rain-fed rice fields. Most of the residents' livelihoods here are farmers, generally the commodities contained in this area are paddy rice. In general, the average production in this area is 4-5 tons / ha. Rainfed lowland rice once depends on the supply of rain water and will experience drought in the long dry season, thereby reducing the community's economy. In addition, the topography of Kroya Subdistrict is relatively flat so that the water that drops will be more runoff than absorbed into the ground, it can be seen from the landscape stretch of most rice fields and settlements. Water sources in Kroya Subdistrict are springs and irrigation. If using ground water, the costs are quite large and need to maintain the water catchment area so that groundwater continues to be numerous, then relying on irrigation is difficult to be the only alternative because of the large area of paddy fields while the water supply cannot meet. Possible alternative is to make a rainwater reservoir or better known as an embung. Study of making an embung that is in accordance with the conditions of Kroya Subdistrict, using the library research method, which is studying literature in the form of books and previous studies to be applied in the District of Kroya so that the constraints of water shortages for rice fields can be overcome immediately, besides the rain that has been causing flooding or flooding can be accommodated and more useful going forward.
Keywords: embung, rain-filled rice fields
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Aji, N. R., Wibowo, E. A. P., Ujiningtyas, R., Wirasti, H., & Widiarti, N. (2016). Sintesis komposit TiO2-bentonit dan aplikasinya untuk penurunan BOD dan COD Air Embung UNNES. Jurnal Kimia VALENSI, 2(2), 114-119.
Bria, M., Sutirto, S., & Muda, A. H. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penentuan Jenis Pemeliharaan Embung Irigasi. MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL, 25(2), 160-170.
Bambang, dkk. (2005). Pengelolaan Sumber Daya Lahan dan Air di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.
Miranto, S. (2017). Integrasi Konsep-Konsep Pendidikan Lingkungan Hidup dalam Pembelajaran di Sekolah Menengah. EDUSAINS, 9(1).
Nuraisah, G., & Kusumo, R. A. B. (2019). Dampak perubahan iklim terhadap usahatani padi di desa Wanguk kecamatan Anjatan kabupaten Indramayu. Mimbar Agribisnis: Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis, 5(1), 60-71.
Setiadi, B.T., dan Sulistijanti, W. (2017). Peramalan Curah Hujan Dengan Metode Seasonal Autoregressive Integrated Moving Average (Sarima) Untuk Optimalisasi Produksi Pertanian Di Kabupaten Indramayu Tahun 2017. Majalah Ilmiah Median, 10(1).
Tarigan, S. D. (2008). Efektifitas embung untuk irigasi tanaman hortikultura di Cikakak Sukabumi. Jurnal Tanah dan Lingkungan, 10(1), 1-6.
Utama, S. B. (2011). Partisipasi petani terhadap program pembangunan embung dan sumur resapan dalam memenuhi ketersediaan air pada musim kemarau di Desa Mangunrejo Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan.
Widyananda, O., & Fikri, M. N. F. (2017). Metode Pelaksanaan Proyek Embung Kalisat II Kecamatan Rembang, Kabupaten Pasuruan (Doctoral dissertation, Institut Teknologi Sepuluh Nopember).
DOI: https://doi.org/10.33024/jrets.v4i1.2401
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2020 Jurnal Rekayasa Teknologi dan sains
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.
Jurnal Rekayasa, Teknologi, dan Sains View My Stats
Jurnal Rekayasa, Teknologi, dan Sains indexed by:
UNIVERSITAS MALAHAYATI
Mail : Jl. Pramuka No. 27, Kemiling, Kota Bandar Lampung
Telp : 0811729009
email: jurnalrts.ft@malahayati.ac.id
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License