Perbandingan Efektivitas Fiksasi Alami Ekstrak Daun Kelor 75% dan NBF 10% pada Gambaran Makroskopis dan Mikroskopis Organ Manusia

Eben Ezer Debora Aladin Mezbah Purba, Doaris Ingrid Marbun, Adriansyah Lubis, Dessy Harianja, Netty Herawati, Mega Sari Sitorus

Sari


ABSTRACT

 

An autopsy or forensic post-mortem is a way to determine the exact cause of death accompanied by an examination of the tissues and organs in it, both physically and with the support of an anatomical pathology laboratory examination. At this stage, forensic experts have a big role in the early stages of tissue processing, namely tissue preservation or fixation which is a crucial process.in preventing autolysis, degradation of tissues and their components,in order to make good histopathological preparation slides. The NBF10% golden standard fixation solution is still used because it is very effective, cheap and easy to obtain, but has an adverse effect on health. So a study was conducted to examine fixation solutions derived from natural ingredients that are effective and safe for health.This research is an experimental analytical study which aims to compare the effectiveness of natural fixation of 75% Moringa leaf extract and NBF10% on the macroscopic and microscopic features of human organs using stratified random sampling technique, with inclusion and exclusion criteria of 30 samples. . Macroscopic and microscopic evaluations were carried out on a scale of 1-3, analyzed using SPSS. Macroscopic assessment was tested using the t test and microscopic assessment using the ANOVA test (F test).The results of the macroscopic assessment using a natural fixation solution of Moringa leaf extract 75% had fairly good tissue shrinkage criteria (0.6 mm) and NBF 10% solution had good tissue shrinkage criteria (3 mm) and both had an effect on shrinkage network. The results of the microscopic assessment of the natural fixation solution of 75% Moringa leaf extract have effectiveness as a fixation solution.

 

Keywords: Phlebotomy, Complications, Quality of Service, TQM

 

 

ABSTRAK

 

Autopsi atau bedah mayat forensik merupakan cara untuk menentukan penyebab pasti kematian yang disertai dengan pemeriksaan jaringan dan organ tubuh didalamnya, baik secara fisik maupun dengan dukungan pemeriksaan laboratorium patologi anatomi. Pada tahapan ini, ahli forensik memiliki peran besar pada tahap awal dalam pengolahan jaringan yaitu pengawetan atau fiksasi jaringan yang merupakan proses yang krusial dalam mencegah autolisis, degradasi jaringan dan komponennya, agar dapat membuat slide sediaan histopatologi yang baik. Larutan fiksasi golden standard NBF 10% masih digunakan karna sangat efektif, murah dan mudah didapatkan, namun memiliki dampak yang kurang baik bagi kesehatan. Sehingga dilakukan penelitian untuk meneliti larutan fiksasi yang berasal dari bahan alami yang efektif dan aman bagi kesehatan.Penelitian ini merupakan penelitian bersifat analitik eksperimental yang bertujuan untuk mengetahui perbandingan efektivitas fiksasi alami ekstrak daun kelor 75% dan NBF 10 % pada gambaran makroskopis dan mikroskopis organ manusia dengan teknik pengambilan sampel secara stratified random sampling, dengan kriteria inklusi dan eksklusi sebanyak 30 sampel. Evaluasi makroskopis dan mikroskopis dilakukan dengan skala 1-3, dianalisis menggunakan SPSS. Penilaian makroskopis diuji menggunakan uji t dan penilaian mikroskopis menggunakan uji anova (uji F).Hasil penilaian makroskopis menggunakan larutan fiksasi alami ekstrak daun kelor 75% memiliki kriteria penyusutan jaringan yang cukup baik (0,6 mm) dan larutan NBF 10% memiliki kriteria penyusutan jaringan yang baik (3 mm) dan sama-sama memiliki pengaruh terhadap penyusutan jaringan. Hasil penilaian mikroskopis larutan fiksasi alami ekstrak daun kelor 75% memiliki efektivitas sebagai larutan fiksasi.

 

Kata Kunci: Fiksasi Alami, Ekstrak Daun Kelor, Autopsi Forensik


Teks Lengkap:

Download Artikel

Referensi


Aleydaputri, A. D., & Kuswanti, N. (2022). Efek Ekstrak Daun Sawo Manila (Manilkara Zapota L.) Terhadap Profil Pulau Langerhans Dan Berat Badan Mencit Diabetes. Lenterabio: Berkala Ilmiah Biologi, 11(1), 122-130.

Danis D, Kamus Istilah Kedokteran. Edisi 1. Gitamedia Press. 2009.

Departemen Kesehatan Indonesia. Farmakope Indonesia. Edisi 4 Departemen Kesehatan Ri: Jakarta. 1995; Vol 1288

Dwika I Wayan, Gde Oka Anak Agung, Sudimartini Luh Made. Identifikasi Senyawa Kimia Ekstrak Etanol Daun Kelor (Moringa Oleifera L) Di Bali. Indonesia Medicus Veterinus 2016 Okt ; Vol 5(5) : 464-473

Khristian Erick, Dewi Inderiati. Teknologi Laboratorium Medis Sitohistoteknologi. Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Cetakan Pertama. Jakarta.2017.

Kusumawati Dita Nur, Rusmiati, Narwati. Moringa Oleivera Test As A Natural Preserve Of Broiler Chicken Fillet Meat (Gallus Domesticus) Gema Kesehatan Lingkungan. 2018 Apr; Vol 16 (1) .

Kusumawati Dita Nur, Rusmiati, Narwati. Moringa Oleivera Test As A Natural Preserve Of Broiler Chicken Fillet Meat (Gallus Domesticus) Gema Kesehatan Lingkungan. 2018 Apr; Vol 16 (1).

Malau, W. M. (2021). Gambaran Zat Formalin Pada Bakso Yang Di Jual Di Pasar Tradisional.

Mayasari, D. (2017). Pemeriksaan Dan Penetapan Kadar Formalin Pada Ikan Kembung Rebus Di Beberapa Pasar Tradisional Kota Medan.

Melaniya, S. I. (2021). Efektivitas Penggunaan Bawang Putih (Allium Sativum L) Dan Garam Sebagai Pengganti Formalin Dalam Pengawetan Tahu Pada Suhu Ruang (Doctoral Dissertation, Poltekes Kemenkes Yogyakarta).

Mescher. Anthony. L. Teks Dan Atlas Histologi Dasar Junqueira. Edisi 12. Egc. 2001.

Musyarifah Zulda, Agus Salmiah. Proses Fiksasi Pada Pemeriksaan Histopatologik. Jurnal Kesehatan Andalas. 2018; Vol 7(3).

Ni Ketut Gitariastuti, Sri Mulyani, Luh Putu Wrasiati. Pengaruh Penambahan Bubuk Daun Kelor (Moringa Oleifera L.) Dan Suhu Proses Pemanasan Terhadap Karakteristik Body Scrub. Jurnal Rekayasa Dan Manajemen Agroindustri. Maret 2020; Vol. 8, No. 1, 18-27.

Ohoiwutun Triana Y.A. Ilmu Kedokteran Forensik Interaksi Dan Dependensi Hukum Pada Ilmu Kedokteran. Edisi 1. Pohon Cahaya. 2016.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2017 Tentang Rencana Aksi Pengembangan Industri Farmasi Dan Alat Kesehatan.

Shinha Nidhi, Meghan, Nayak. Perbandingan Khasiat Fiksatif Alami Dengan Fiksatif Konvensional. Journal Patologi Mulut Dan Maksilofasial.2017 Des; Vol 6(2): 185-324.

Syarifah Nur Fajrina, Tulus Ariyadi, Fitri Nuroini. Gambaran Kualitas Sediaan Jaringan Hati Menggunakan Larutan Fiksatif Nbf 10% Dan Alkohol 70% Pada Pewarnaan He (Hematoksilin-Eosin). Prosiding Seminar Nasional Mahasiswa Unimus. 2018 ;Vol. 1

Wahyuni1 D.W, Widiyanti N.L.P.M, Ristiati N.P. Analisis Ekstrak Daun Kelor (Moringa Oleifera L.) Sebagai Pengawet Alami Ikan Cakalang Terhadap Kadar Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase (Sgot) Tikus Putih (Rattus Norvegicus) Galur Wistar Jantan. Jurnal Pendidikan Biologi Undiksha. 2018 ; Vol 5(2).

Widowati, Ohoiwutun Triana Y.A., Nugroho M. F, Samsudi, Suyudi Ayudyana Godeliva. Peranan Autopsi Forensik Dan Korelasinya Dengan Kasus Kematian Tidak Wajar. Journal Uksw. 2021 Okt 21; Vol 6(1) : 1-18.

Yulia Wardani, Yeni Rahmawati. Systematic Review: Pengkajian Zat Fiksasi Alternatif Pengganti Nbf (Neutral Buffer Formaline) 10% Dalam Bidang Histopatologi. Yokyakarta. 2020.




DOI: https://doi.org/10.33024/mahesa.v3i9.11026

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.


Publisher: Universitas Malahayati Lampung


Creative Commons License
Semua artikel dapat digunakan dibawah lisensi Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License


kostenlose besucherzähler