Hubungan Pola Makan Dengan Kejadian Hipertensi Pada Lansia Di UPTD Panti Sosial Tresna Werdha Kecamatan Natar Lampung Selatan
Sari
ABSTRACT
One of the risk factors for hypertension is diet. Some of the risky food eating behaviors that cause hypertension are frequent eating salty foods, often eating sweet foods and often eating fatty foods. The condition of the risky food behavior in the elderly community increased its percentage from 2007 to 2013, only the behavior of eating sweet foods decreased 9.4%, while the eating behavior increased sharply by 1.7%. Purpose to see the relationship between diet and the incidence of hypertension in the elderly at the Tresna Werdha Social Home, Natar Lampung Selatan Subdistrict in 2020. The type of research used in this study was quantitative with a cross sectional design. The sample used in this study was the elderly at the UPTD Tresna Werdha Social Institution, Natar Lampung Selatan District in 2020. Data analysis used the Chi-Square Test. The results of the chi square test for the relationship between diet and the incidence of hypertension obtained a significance value / p-value of 0.000 with an odds ratio of 14.250. There is a relationship between diet and the incidence of hypertension in the elderly in the UPTD Tresna Werdha Social Institution, Natar Lampung Selatan Subdistrict in 2020. If someone has a bad diet, that person is at risk of developing hypertension 14,250 times higher than those who have a good diet
Keywords: Hypertension, Diet, Elderly
ABSTRAK
Faktor risiko dari hipertensi salah satunya adalah pola makan. Beberapa perilaku makan-makanan yang berisiko yang menyebabkan hipertensi adalah sering makan makanan asin, sering makan makanan manis dan sering makan makanan berlemak. Kondisi perilaku makan makanan berisiko pada komunitas lansia terjadi peningkatan presentasenya dari tahun 2007 ke tahun 2013, hanya pada perilaku makan- makanan manis yang terjadi penurunan 9,4 %, sedangkan pada perilaku makan makanan asin meningkat tajam sebesar 1,7 %. Untuk mengetahui hubungan pola makan dengan kejadian hipertensi pada lansia di UPTD Panti Sosial Tresna Werdha Kecamatan Natar Lampung Selatan tahun 2020. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuenatittatif dengan desain cross sectional. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah lansia di UPTD Panti Sosial Tresna Werdha Kecamatan Natar Lampung Selatan tahun 2020. Analisa data menggunakan Uji Chi-Square. Hasil uji chi square hubungan antara pola makan dengan kejadian hipertensi didapatkan nilai signifikansi/p-value sebesar 0,000 dengan nilai odd ratio sebesar 14,250. Terdapat hubungan pola makan dengan kejadian hipertensi pada lansia di UPTD Panti Sosial Tresna Werdha Kecamatan Natar Lampung Selatan Tahun 2020. Apabila seseorang memiliki pola makan yang buruk maka orang tersebut beresiko mengalami hipertensi 14,250 kali lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang memiliki pola makan yang baik
Kata Kunci : Hipertensi, Pola Makan, Lansia
Teks Lengkap:
Download ArtikelReferensi
Ardiansyah, M. (2012). Medikal bedah untuk mahasiswa. Yogyakarta: Diva Press
Ariani, M., Rachman, H. P. S., Hardono, G. S., & Purwantini, T. B. (2008). Analisis wilayah rawan pangan dan gizi kronis serta alternatif penanggulangannya. Pengembangan Inovasi Pertanian. 1(1), 66-73
Arif Sumantri. (2011). Metode Penelitian Kesehatan. Edisi pertama. Jakarta: Kencana 2011
Badan Pusat Statistik (BPS). (2016). Survei Penduduk Antar Sensus (Supas) 2015. Jakarta: BPS
Badan Pusat Statistik (BPS). (2018). Statistik Penduduk Lansia 2017. Jakarta: BPS
Budianto, D. (2014). “Sudah Pedulikah kita pada lansia”. (Diakses dari http://m.kompasiana.com/post/read/655566/3/sudahpedulikah-kitapadalansia.html pada tanggal 24 Oktober 2014)
Buss, J. S., & Labus, D. (2013). Buku saku patofisiologi menjadi sangat mudah edisi 2. Diterjemahkan oleh Huriawati Hartanto. Jakarta: EGC
Corwin, E.J. (2009). Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC
Dalimartha, Setiawan. 2008. Care Your Self Hipertensi. Penebar Plus : Jakarta
Fatmah. (2010). Gizi Usia Lanjut. Erlangga : Jakarta
Guyton, A.C. (2012). Guyton fisiologi manusia dan mekanisme penyakit edisi revisi. Jakarta : EGC
Harahap, VY. (2012). Hubungan Pola Konsumsi Makanan Dengan Status Gizi Pada Siswa SMA Negeri 2 Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) Banda Aceh. Diakses pada tanggal 28 Januari 2013
Hartono, LA. (2007). Stres dan Stroke. Yogyakarta: Kanisius pp: 9-10
Igase, M., Kohara, K., dan Miki, T., (2012). The association between hypertension and dementia in the elderly. Int J Hypertens, 1–6.
Kemenkes RI. (2013). Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. No. 1995/ MENKES/SK/XIV 2010 tentang Stantar Antropometri Penilaian Status Gizi
Kemenkes RI. (2015). Buku Monitoring Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
Kemenkes RI. (2014). Situasi dan Analisis Lanjut Usia. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2014
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2016). Buku Panduan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat. Jakarta: Kemenkes RI.
Kementrian PPN/Badan Perencanaan Pembangan Nasional (Bappenas), UNFPA (United Nations Population Funds (UNFPA), dan BPS. (2018). Proyeksi Penduduk Indonesia 2015-2045, Hasil Supas 2015. Jakarta: Bappenas, UNFPA, dan BPS
Kholifah, Siti Nur. (2016). Keperawatan Gerontik. Jakarta Selatan: Kemenkes RI
Kowalak JP, Welsh W, Mayer B. (2011). Buku Ajar Patofisiologi. Alihbahasa oleh Andry Hartono. Jakarta: EGC
Kristina, S.A., Endarti, D., Wiedyaningsih, C., Fahamsya, A. (2017). Prevalence and Treatment Cost of Non-Communicable Diseases Related To Smoking In Indonesia. Value in Health. 20(9)
Mendis S, Chestnov O. (2014). Addressing the global burden of noncommunicable diseases; challenges of achieving global targets. J Hypertens. 2: 131.
Notoatmodjo, S. (2018). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
PERKI. (2015). Pedoman Tatalaksana Hipertensi pada Penyakit Kardiovaskular, edisi pert., Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia, Jakarta
Riset Kesehatan Dasar. (2013). Jakarta. Badan Penelitian dan Pengenmbangan Kesehatan, Departemen Kesehatan, Republik Indonesia
Saferi W, Andra., Mariza P, Yessie. (2013). KMB 2: Keperawatan Medikal Bedah (Keperawatan Dewasa Teori dan Contoh Askep). Yogyakarta : Nuha Medika
Sharma S. (2009). Aroma therapy. Terjemahan alexander sindoro. Jakarta: Kharisma Publishing Group. h. 39-40
Smeltzer, S.C., Bare, B. C.,Hinkle, J., & Cheever, K. (2012). Brunner & Suddarth S textbook of medical-surgical nursing twelfth edition. Wolters Kluwer Health
Subkhi, M. (2016). Hubungan pola makan
Sudarta, W. (2013). Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Sistem Cardiovaskuler. Yogyakarta : Gosyen Publishing
Suhartini, R. (2010). Lanjut Usia menurut WHO 2010; [Diakses tanggal 5 Januari 2015]. Diakses dari http://damandiri.or.id/file/ratnasuhartiniunairbab2.pdf
Sulistyoningsih, H. (2011). Gizi untuk Kesehatan Ibu dan Anak. Yogyakarta: Graha Ilmu
Suryadi. (2003). Status kesehatan lansia. Retrieved desember 20, 2010, from http://staff.fkepuir.ac.id
Timmreck, T. C. (2005). Epidemiologi Suatu. Pengantar Edisi 2, EGC, Jakarta
Triyanto, Endang. (2014). Pelayanan Keperawatan Bagi Penderita Hipertensi Secara Terpadu. Yogyakarta: Graha Ilmu
UNFPA. (2012). Ageing in the Twenty-First Century: A Celebration and A Challenge. London, UNFPA
WHO. (2018). Noncommunicable Disease. WHO: Geneva.
Wijayakusuma,H.M. (2000). Ramuan Tradisional untuk pengobatan darah tinggi. Jakarta. Swadaya
Willy. (2011). Pola asuh makan. Jakarta: EGC.
World Health Organization. (2014). Global status report on noncommunicable diseases 2014. Geneva: World Health Organization.
DOI: https://doi.org/10.33024/mahesa.v2i2.4756
Refbacks
- Saat ini tidak ada refbacks.
Publisher: Universitas Malahayati Lampung
Semua artikel dapat digunakan dibawah lisensi Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License
kostenlose besucherzähler