Kualitas Konsumsi Makanan Dengan Kejadian Stunting

Deni Ari* -  Stikes Pesantren Zainul Hasan Probolinggo, Indonesia
Iis Hanifah -  Program Studi S1 Bidan, Stikes Hafsyawaty Zainul Hasan Probolinggo, Jatim, Indonesia., Indonesia

Supp. File(s): Instrumen Riset

Background: Stunting is a condition of failure to thrive in children under 5 years of age (toddlers) due to chronic malnutrition and recurrent infections, especially in the first 1000 days of life (HPK), namely from the fetus to the child aged 23 months.

 The Purpose of this research is to determine the relationship between the quality of food consumption and the incidence of stunting in toddlers aged 6-23 months.

Method: This research is a correlation research using a cross sectional approach. The population in this study were mothers and toddlers aged 6-23 months with stunting nutritional status, and a sample of 33 respondents was obtained using simple random sampling. Data collection includes coding, editing and tabulating, then the data is analyzed using SPSS with the chi-square test. To determine the strength and weakness of the relationship, use the Contingency Coefficient Test.

Results, it was found that those who consumed poor quality food were 22 toddlers (66.7%). The results of the statistical test obtained Pvalue = 0.027 (probability value (p) <  (0.05) which means that H1 is accepted so it can be concluded that there is a relationship between the quality of food consumption and the incidence of stunting in Glundengan village, Wuluhan sub-district.

Conclusion in the contingency coefficient test the value is equal to 0.372 means that the relationship between the quality of food consumption and the incidence of stunting is weak.

 Suggestion: Mothers who have toddlers with stunted nutritional status are expected to provide quality food intake so that the toddler's nutritional status becomes normal.

 

Keywords: Quality of Food Consumption, Stunting Incidence.

 

ABSTRAK

 

Latar belakang: Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak dibawah usia 5 tahun (balita) akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang terutama pada periode 1000 hari pertama kehidupah (HPK), yaitu dari janin hingga anak berusia 23 bulan.

 Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kualitas konsumsi makanan dengan kejadian stunting pada balita usia 6-23 bulan.

Metode: Penelitian ini merupakan penelitian korelasi menggunakan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu dan balita usia 6-23 bulan dengan status gizi stunting, dan didapatkaan sampel sebanyak 33 responden yang diambil dengan menggunakan simple random sampling. Pengumpulan data meliputi coding, editing dan tabulating, kemudian data dianalisis menggunakan SPSS dengan chi-square test. Untuk mengetahui kuat lemahnya hubungan menggunakan Uji Koofesiensi kontingensi.

Hasil penelitian didapatkan bahwa yang mengkonsumsi makanan yang tidak berkualitas adalah 22 balita (66,7%). Hasil uji statistik didapatkan Pvalue = 0,027 (nilai probabilitas (p)< a (0,05 ) yang artinya H1 diterima

Kesimpulan bahwa ada hubungan kualitas konsumsi makanan dengan kejadian stunting di desa glundengan kecamatan wuluhan. Sedangkan pada uji koofesiensi kontingensi dimana nilainya sebesar 0,372 memiliki arti hubungan antara kualitas konsumsi makanan dengan kejadian stunting adalah lemah.

Saran: Bagi ibu yang memiliki balita dengan status gizi stunting diharapkan memberikan asupan makanan yang berkualitas agar status gizi balita menjadi normal.

 

Kata Kunci: Kualitas Konsumsi Makanan, Kejadian Stunting.

 

Supplement Files

  1. Abdilla, R. (2019). Kominfo Ajak Masyarakat Menurunkan Prevalensi Stunting. Tribunews.Com.
  2. Agustin, D. R. dan L. (2020). Cegah Stunting Dengan Stimulasi Psikososial dan Keragaman Pangan. AE Publising.
  3. Aini, N., & Sultanah Zahariah. (2022). Analisis Faktor Determinan Kualitas Konsumsi Makanan Pada Ibu Hamil Di Kecamatan Sukowono, Kabupaten Jember. In Jurnal Kesehatan (Vol. 5, Issue 1, pp. 69–78).
  4. Adysha. (2020). Cegah Stunting 12 Ribu Poster Tinggi badan dibagikan.Republika.co.id
  5. Daracantika, A., Ainin, A., & Besral, B. (2021). Pengaruh Negatif Stunting terhadap Perkembangan Kognitif Anak. Jurnal Biostatistik, Kependudukan, Dan Informatika Kesehatan, 1(2), 113. https://doi.org/10.51181/bikfokes.v1i2.4647
  6. Diagama, W., Amir, Y., & Hasneli, Y. (2019). Hubungan Jumlah Kunjungan Posyandu Dengan Status Gizi Balita (1-5 Tahun). Jurnal Ners Indonesia, 9(2), 97. https://doi.org/10.31258/jni.9.2.97-108
  7. Hadju, V., Yunus, R., Arundhana, A. I., Salmah, A. U., & Wahyu, A. (2017). Nutritional Status of Infants 0-23 Months of Age and its Relationship with Socioeconomic Factors in Pangkep. Asian Journal of Clinical Nutrition, 9(2), 71–76. https://doi.org/10.3923/ajcn.2017.71.76
  8. Hayati, R. (2021, April). Sepuluh Contoh Penulisan Waktu dan Tempat Penelitian Karya Ilmiah/Makalah. Penilitian Ilmiah.Com.
  9. Heryana, A. (2019). Buku Ajar Metodologi Penelitian Kesehatan Masyarakat. : e-book tidak dipublikasikan.
  10. Ichsan. (2021). Lampu Kuning Stunting Saat Pandemi.
  11. Irmawartini dan Nurhaidah. (2017). Metodelogi Penelitian. P2m2.
  12. Kemdes,Pembangunan desa tertinggal dan transmigrasi. (2017).
  13. Kemenkes RI. (2016). InfoDATIN nfoDATIN. Scance, ISSN 2442-(Hari anak Balita 8 April), 1–10.
  14. Kemenkes RI. (2017). Buku Saku Pemantauan Status Gizi. Buku Saku, 1–150.
  15. Kemenkes RI. (2018). Buletin Stunting. Kementerian Kesehatan RI, 301(5), 1163–1178.
  16. M.Par’i, H. (2020). Penilaian Status Gizi. P2M2.
  17. Ngaisyah, R. D. (2016). Hubungan riwayat lahir stunting dan BBLR dengan status gizi anak balita usia 1-3 tahun di Potorono, Bantul Yogyakarta. In Medika Respati: Jurnal Ilmiah Kesehatan (Vol. 11, Issue 2, pp. 51–61).
  18. Nirmala Sari, M. R., & Ratnawati, L. Y. (2018). Humas. Amerta Nutrition, 2(2), 182.
  19. Notoadmodjo. (2018). Metodelogi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta.
  20. Nurhakim, W. Y. dan B. (2019). Darurat Stunting dengan Melibatkan Keluarga. Yayasan Ahmad Cendikia Indonesia.
  21. Nursalam. (2017). Metedologi Penelitian Ilmu Keperawatan : Penekatan Praktis. Salemba Medika.
  22. Puspasari, N., & Andriani, M. (2017). Hubungan Pengetahuan Ibu tentang Gizi dan Asupan Makan Balita dengan Status Gizi Balita (BB/U) Usia 12-24 Bulan. In Amerta Nutrition (Vol. 1, Issue 4, p. 369). https://doi.org/10.20473/amnt.v1i4.7136
  23. Surajuddin. (2018). Survey Konsumsi Pangan. P2M2.
  24. TNPK. (2017). Tnp2K 2017. Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan, 1, 50–60.
  25. WHO and UNICEF. (2021). Indicators for assessing infant and young child feeding practices. In World Health Organization and the United Nations Children’s Fund (UNICEF): Vol. WHA55 A55/. http://apps.who.int/iris/bitstream/handle/10665/44306/9789241599290_eng.pdf?sequence=1%0Ahttp://whqlibdoc.who.int/publications/2008/9789241596664_eng.pdf%5Cnhttp://www.unicef.org/programme/breastfeeding/innocenti.htm%5Cnhttp://innocenti15.net/declaration.
  26. Yuliati, U. M. dan E. (2020). Modul Pelatihan Upaya Pencegahan Stunting Pada Balita Melalui Pendidikan PAUD. Alinea Melina Dipantara.
  27. Yustianingrum, L. N., & Adriani, M. (2017). Perbedaan Status Gizi dan Penyakit Infeksi pada Anak Baduta yang Diberi ASI Eksklusif dan Non ASI Eksklusif. In Amerta Nutrition (Vol. 1, Issue 4, p. 415). https://doi.org/10.20473/amnt.v1i4.7128

MJ : Midwifery Journal

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.cense.