Analisis Hubungan BBLR (Berat Bayi Lahir Rendah) dan Asfiksia dengan Ikterus Neonatorum

Eka Frelestanty, Lea Masan

Abstract


Penyebab ikterus neonatorum masih merupakan faktor predisposisi. Disamping itu, faktor risiko terjadinya hiperbillirubin diantaranya bayi kurang bulan atau kehamilan usia <37 minggu, bayi dengan berat lahir rendah (BBLR) dan jenis persalinan. Penelitian ini bertujuan untuk diketahuinya hubungan BBLR dan asfiksia dengan ikterus neonatorum. Penelitian dilakukan dengan jenis penelitian deskriptif kuantitatif melalui pendekatan retrospektif. Teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling, yaitu seluruh bayi baru lahir di RSUD Ade Muhammad Djoen Sintang tahun 2019 sebanyak 265 bayi. Hasil pengujian menggunakan Chi square memberikan hasil p-value <0.001 artinya ada hubungan antara antara BBLR dan asdiksia dengan ikterus neonatorum.


Keywords


BBLR; Asfiksia,; Ikterus neonatorum

References


Anggraini, Y. (2016). Hubungan Antara Persalinan Prematur Dengan Hiperbilirubin Pada Neonatus. Jurnal kesehatan, 5(2). Tersedia : ejurnal.poltekkes-tjk.ac.id (Diakses tanggal 03 April 2020)

Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian Suatu Tidakan Praktik.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. 2010. Jakarta: Rineka Cipta.

Statistik, B. P. (2016). Kalimantan Barat Dalam Angka 2005-2006. Tersedia : https://kalbar.bps.go.id/ (Diakses tanggal 01 April 2020)

Depkes, R. I. (2018). Data dan Informasi Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Pusat Data dan Informasi Ke-menterian Kesehatan Republik Indonesia.Tersedia : www.depkes.go.id (Diakses tanggal 01 April 2020)

Faiqah, S. (2018). Hubungan Usia Gestasi dan Jenis Persalinan Dengan Kadar Bilirubinemia Pada Bayi Ikterus di RSUP NTB. Jurnal Kesehatan Prima, 8(2), 1355-1362. Tersedia : poltekkes-mataram.ac.id (Diakses tanggal 03 April 2020)

Maryunani, A. 2016. Asuhan Neonatus, Bayi, Balita & Anak Pra Sekolah. Bogor : IN MEDIA

Mutianingsih, R. (2014). Hubungan antara bayi berat lahir rendah dengan kejadian ikterus, hipoglikemi dan infeksi neonatorum di RSUP NTB tahun 2012. Universitas Brawijaya Malang. Tersedia : www.ws.ub.ac.id (Diakses tanggal 03 April 2020)

Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi penelitian kesehatan.

Notoatmodjo, S. (2011). Kesehatan masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta.

Mauliku, N. E., & Nurjanah, A. (2017). Faktor-Faktor Pada Ibu Bersalin Yang Berhubungan Dengan Kejadian Hiperbillirubin Pada Bayi Baru Lahir Di Rumah Sakit Dustira Cimahi Tahun 2009. Jurnal Kesehatan Kartika. Tersedia : www.stikesayani.ac.id (Diakses tanggal 03 April 2020)

Rukiyah, A.I dan Lia Y. 2013. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta : Trans Info Media

Saputra, R. G. (2016). Perbedaan Kejadian Ikterus Neonatorum antara Bayi Prematur dan Bayi Cukup Bulan pada Bayi dengan Berat Lahir Rendah di RS PKU Muhammadiyah Surakarta (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta). Tersedia : www.eprints.ums.ac.id (Diakses tanggal 01 April 2018)

Survey Demografi Kesehatan Indonesia. 2012. Tersedia : www.depkes.go.id (Diakses tanggal 01 April 2020)

Umi, N. 2018. Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Teori dan Aplikasi. Bandung : Agung Media

Wiknjosastro, H. (2014). Ilmu kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo




DOI: https://doi.org/10.33024/jdk.v9i3.3029

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2020 Jurnal Dunia Kesmas

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.

Published by:
Faculty of Health Sciences, Malahayati University

Editorial Address:
Jl. Pramuka No. 27 Kemiling Bandar Lampung Cq. Tim Jurnal Dunia Kesmas.
Whatsapp : 0822-8154-6379 (admin)