Identitas Diri dan Status HIV pada Lelaki Seks Lelaki Muda Di Kota Bandar Lampung

Lolita Sary, Otta Nur Kirana, Neno Fitriyani Hasbie

Abstract


Identitas diri menjadi penting karena menyangkut proses seseorang menjadi individu yang unik. Menjadi homoseksual (lelaki seks lelaki/LSL) merupakan pilihan gender yang dipengaruhi dari dalam atau luar diri individu.  Keberadaan LSL belum bisa diterima oleh sebagian besar masyarakat dengan berbagai alasan. Dari sisi kesehatan, LSL merupakan perilaku seksual menyimpang berisiko HIV/AIDS. Lelaki Seks Lelaki sudah dijumpai pada remaja dan perlu untuk diketahui faktor apa saja pembentuk identitas diri LSL lelaki muda dan status HIV/AIDS di Kota Bandar Lampung. Lelaki Seks Lelaki muda sejumlah 144 orang yang dijadikan sampel dengan kriteria berusia 12 – 24 tahun, sudah melakukan hubungan seksual sejenis dan tinggal di Kota Bandar Lampung lebih dari 6 bulan. Jenis penelitian deskriptif dengan analisa data menggunakan distribusi frekuensi. Didapatkan hasil lebih banyak dengan status HIV negative (96,5%), usia paling banyak 19 tahun (19,4%), tingkat pendidikan paling banyak SMA/sederajat 91 (63,2%), status marital paling banyak belum menikah 134 (93,1%), status pekerjaan sudah bekerja 92 (63,9%), pasangan seks paling banyak adalah wanita tetap (61,8%). Disarankan untuk intensif memberikan edukasi pencegahan HIV/AIDS dengan rumus ABCDE di semua sektor untuk komunitas LSL pada khususnya dan masyarakat pada umumnya dan memberikan dukungan non materiil dalam membentuk konsep diri yang baik pada LSL.

 

Kata kunci: Identitas diri, Lelaki seks lelaki, Status HIV/AIDS


Keywords


Identitas diri; Lelaki seks lelaki; Status HIV/AIDS

References


CAHYO NUGROHO, S. I. G. I. T. (2010). Pengambilan Keputusan Menjadi Homoseksual Pada Laki-Laki Usia Dewasa AwaL Sebuah Penelitian Kualitatif dengan Pendekatan Fenomenologi (Doctoral dissertation, Universitas Diponegoro).

Dewi, G. A. Y., & Indrawati, E. S. (2018). PENGALAMAN MENJADI GAY (Studi Fenomenologi pada Pria Homoseksual Menuju Coming Out). Empati, 6(3), 116-126.

Dewi, K. S. (2012). Buku ajar kesehatan mental.

Iman Abdurrakhman (2020). Pergeseran Makna Terminologi Lelaki Seks dengan Lelaki. Diakses di https://pph.atmajaya.ac.id/

Indah M.P. Kana, C. R. (2016). Gambaran Perilaku Pencegahan Hiv Dan Aids Pada Lelaki Suka Lelaki (Lsl) Di Kota Kupang Tahun 2014. Unnes Journal of Public Health.

Junaidi, I. (2012). Anomali Jiwa. (D. Tandung, Ed.). Yogyakarta: Andi Publisher

Kemenkes, R. I. (2017). Laporan Perkembangan HIV-AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual (PMS) Triwulan I Tahun 2017. Kemenkes, R. I. (2017). Laporan Perkembangan HIV-AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Diakses dari: http://www. siha. depkes. go. id pada tanggal, 1

Nasution, A. S., & Lubis, S. A. (2019). Peran Pendidikan Agama Islam Dalam Menghempang Perilaku Lesbian Gay Biseksual Transgender di Kota Medan. Attazakki, 3(1), 143–159.

Panonsih, R. N., Effendi, A., Artini, I., & Permata, P. E. (2020). Hubungan Pendidikan Dan Pekerjaan Dengan Kualitas Hidup Gay, Transgender, dan LSL. ARTERI: Jurnal Ilmu Kesehatan, 1(3), 219-225.

Putri Kusuma Wardhani, Z. S. (2015). Perilaku Penggunaan Kondom dan Pelicin pada LSL di Kota Surakarta. Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia.

Rapiudin, A. (2016). Pengaruh Karakteristik Individu dan Dukungan Sosial Komunitas terhadap Perilaku Pencegahan HIV-AIDS pada Lelaki Seks Lelaki di Kota Medan. Medan: Universitas Sumatera Utara.

Santrock, J. W. (2002). Life-span development.

Santrock, J. W. (2003). Adolescence.

Unicef. (2012). Ringkasan Kajian. Jakarta.




DOI: https://doi.org/10.33024/jdk.v9i2.3405

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2020 Jurnal Dunia Kesmas

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.

Published by:
Faculty of Health Sciences, Malahayati University

Editorial Address:
Jl. Pramuka No. 27 Kemiling Bandar Lampung Cq. Tim Jurnal Dunia Kesmas.
Whatsapp : 0822-8154-6379 (admin)