Karakteristik pasien tuberkulosis paru yang menjalani program pengobatan di Bandar Lampung

Sri Suharti, Dimas Ning Pangesti

Abstract


Patient characteristics on the intensive phase treatment among patients with pulmonary tuberculosis in Bandar Lampung

Background: Pulmonary tuberculosis (TB) is a chronic infectious disease caused by Mycobacterium tuberculosis. Based on data got from the Kemiling Health Center in 2019 there were 38 respondents.

Purpose: To find out the patient characteristics on the intensive phase treatment among patients with pulmonary tuberculosis in Bandar Lampung

Method: A quantitative approach, the sample was 38 respondents diagnosed with pulmonary tuberculosis on the intensive phase treatment in the public health center. Data collection using interview techniques with questionnaires and analyzed using the chi-square test.

Results: Finding the respondents' BMI and LILA in meanwhile, from the results of the LILA measurement with 38 respondents, the result is that 15 (38.5%) was underweight, while 23 (60.5%) was normal. The correlation of all variable characteristic with the intensive phase treatment finding p-value ≥ 0.05.

Conclusion: The all of variable characteristic has no relation with the intensive phase treatment.

Keywords : The intensive phase treatment; Patients; Pulmonary tuberculosis

Pendahuluan : Tuberkulosis paru (TB) adalah penyakit infeksi menular kronik yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis. Berdasarkan data yang diperoleh  dari Puskesmas Kemiling pada tahun 2019 berjumlah 38 orang.

Tujuan : Mengetahui karakteristik pasien selama pengobatan fase intensif pada penderita tuberkulosis paru di Bandar Lampung

Metode : Pendekatan kuantitatif, sampel sebanyak 38 responden yang terdiagnosis tuberkulosis paru pada perawatan fase intensif di Puskesmas. Pengumpulan data menggunakan teknik wawancara dengan kuesioner dan dianalisis menggunakan uji chi-square.

Hasil: Didapatkan IMT dan LILA pada responden hasil pengukuran LILA dengan 38 responden didapatkan hasil bahwa 15 (38,5%) tergolong underweight, sedangkan 23 (60,5%) tergolong normal. Korelasi semua karakteristik variabel dengan perlakuan fase intensif menemukan p-value ≥ 0.05.

Simpulan : Semua karakteristik variabel tidak ada hubungannya dengan menjalani program pengobatan.


Keywords


Karakteristik; Pasien; Tuberkulosis paru; Menjalani program pengobatan

References


Aditama, T. Y. (2016). Tuberkulosis, Terapi dan Masalahnya. Edisi III. Jakarta: Lab Mikrobiologi RSUP Persahabatan. WHO Center for Tuberculosis.

Ahmadi, M., Tadayon, K., Mosavari, N., Farazi, A. A., Arjomandzadegan, M., Keshavarz, R., & Dashtipour, S. (2015). Mycobacterium Tuberculosis Genotyping By Miru-Vntr Method.

Angga, M. (2020). Faktor Resiko Kejadian Tb Paru Di Puskesmas Sukaratu Kabupaten Tasikmalaya 2019 (Skp 0929) (Doctoral Dissertation, Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya).

Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung. (2019). Cakupan Penderita Tuberkulosis Paru.

Dinas Kesehatan Provinsi Lampung. ( 2018). Situasi Penyakit Tuberculosis Paru.

Dotulong, J., Sapulete, M. R., & Kandou, G. D. (2015). Hubungan Faktor Risiko Umur, Jenis Kelamin Dan Kepadatan Hunian Dengan Kejadian Penyakit Tb Paru Di Desa Wori Kecamatan Wori. Jurnal Kedokteran Komunitas Dan Tropik, 3(2).

Fitriani, E. (2013). Faktor Risiko Yang Berhubungan Dengan Kejadian Tuberkulosis Paru (Studi Kasus Di Puskesmas Ketanggungan Kabupaten Brebes Tahun 2012). Unnes Journal Of Public Health, 2(1).

Handayani, V. B. (2009). Gambaran Asupan Zat Gizi Makro Dan Status Gizi Pada Penderita Tuberkulosis Paru Rawat Inap Di Rsud Dr. Moewardi Surakarta (Doctoral Dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta).

Husna, C. A., Yani, F. F., & Masri, M. M. (2016). Gambaran Status Gizi Pasien Tuberkulosis Anak Di Rsup Dr. M. Djamil Padang. Jurnal Kesehatan Andalas, 5(1).

Indrasari, Y. T. (2012). Hubungan Antara Status Gizi Dengan Kejadian Tuberkulosis Paru Bta (+) Positif Pada Klien Tuberkulosis Di Puskesmas Kendal Kerep Kecamatan Blimbing Malang (Doctoral Dissertation, University Of Muhammadiyah Malang).

Indrawati, I., & Saragih, A. (2019). Hubungan Kondisi Fisik Rumah Dengan Kejadian Tuberkulosis Paru Di Wilayah Kerja Puskesmas Kuok Tahun 2018. Jurnal Ners, 3(1), 22-39.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2017). Profil Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta: Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes Ri.

Korua, E. S., Kapantow, N. H., & Kawatu, P. A. (2014). Hubungan Antara Umur, Jenis Kelamin Dan Kepadatan Hunian Dengan Kejadian Tb Paru Pada Pasien Rawat Jalan Di Rumah Sakit Umum Daerah Noongan. Manado: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi.

Kurniasari, R. A. S., & Cahyo, K. (2012). Faktor Risiko Kejadian Tuberkulosis Paru Di Kecamatan Baturetno Kabupaten Wonogiri. Media Kesehatan Masyarakat Indonesia, 11(2), 198-204.

Kurniawan, R. (Ed.). (2019). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2018. Kementerian Kesehatan RI.

Kurniawati, S. U. C. I. (2019). Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Tuberkulosis Paru Di Wilayah Kerja Upt Puskesmas Garuda Kota Bandung Tahun 2019.

Lutiono, C. (2014). Angka Konversi Sputum Basil Tahan Asam Pada Pasien Tuberkulosis Paru Dengan Diabetes Melitus Di Unit Pengobatan Penyakit Paru-Paru Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2009-2013. Jurnal Mahasiswa Pspd Fk Universitas Tanjungpura, 1(1).

Mardiono, S. (2013). Pengaruh Latihan Batuk Eektif Terhadap Frekuensi Pernafasan Pasien Tb Paru Di Instalasi Rawat Inap Penyakit Dalam Rumah Sakit Pelabuhan Palembang Tahun 2013. Jurnal Harapan Bangsa, 224, 229.

Nahda, A., & Sitorus, R. J. (2018). Hubungan Status Gizi Dengan Kejadian Tuberkulosis Anak Di Rumah Sakit Umum Pusat Dr Mohammad Hoesin Palembang Tahun 2017-2018 (Doctoral Dissertation, Sriwijaya University).

Nursalam, I. I. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis.

Pratomo, I. P., Burhan, E., & Tambunan, V. (2012). Malnutrisi Dan Tuberkulosis. J Indon Med Assoc, 62(230), 7-12.

Puspita, E., Christianto, E., & Yovi, I. (2016). Gambaran Status Gizi Pada Pasien Tuberkulosis Paru (TB Paru) Yang Menjalani Rawat Jalan di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru (Doctoral Dissertation, Riau University).

Putri, V. U. (2020). Hubungan Kondisi Fisik Rumah Dan Perilaku Kebiasaan Merokok Dengan Kejadian Tuberkulosis Paru Di Wilayah Kerja Puskesmas Rawat Inap Simpur (Doctoral Dissertation, Poltekkes Tanjungkarang).

Romlah, L. (2015). Hubungan Merokok Dengan Kejadian Penyakit Tuberkulosis Paru Di Wilayah Kerja Puskesmas Setu Kota Tangerang Selatan.

Setiarni, S. M., Sutomo, A. H., & Hariyono, W. (2011). Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan, Status Ekonomi Dan Kebiasaan Merokok Dengan Kejadian Tuberkulosis Paru Pada Orang Dewasa Di Wilayah Kerja Puskesmas Tuan-Tuan Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat. Kes Mas: Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Ahmad Daulan, 5(3), 25008.

Sultan, F. A. T., Fatimi, S., Jamil, B., Moustafa, S. E., & Mookadam, F. (2010). Tuberculous Endocarditis: Valvular And Right Atrial Involvement. European Journal Of Echocardiography, 11(4), E13-E13.

World Health Organization. (2018). Compendium Of Who Guidelines And Associated Standards: : Ensuring Optimum Delivery Of The Cascade Of Care For Patients With Tuberculosis.

Yudi, I. P., & Subardin, A. B. (2021). Hubungan Antara Status Gizi Dan Pendidikan Dengan Kejadian Tuberculosis Paru Di Wilayah Kerja Puskesmas Kawatuna Kota Palu. Jurnal Ilmiah Kesmas-Ij, 2(1), 31-37.




DOI: https://doi.org/10.33024/hjk.v15i3.4096

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2021 Holistik Jurnal Kesehatan

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.