EFEKTIFITAS PEMANFAATAN LABU SIAM (SECHIUM EDULE) DENGAN METODE REBUS, KUKUS DAN GORENG TERHADAP PENINGKATAN PRODUKSI ASI
Background Improving nutrition in a good baby is by giving first food of good quality and optimal, namely by giving initial breastfeeding (colostrum) and continued with exclusive breastfeeding. Breast milk is rich in antibodies which have an effect on reducing the risk of death. In order for mothers to be successful in giving breastfeeding exclusively, they must receive additional food to increase the quality and volume of breast milk they have. The way that mothers can do is by consuming chayote vegetables either by steaming, boiling and frying.
Purpose of this study was to determine the effectiveness of the use of chayote (sechium edule) in increasing breast milk production.
Methods this study used a quasi-experimental method with a three-group pretest-posttest design. The research was conducted in the working area of the Puskesmas Tambang in February - September 2020. The population in this study were all breastfeeding mothers from 0-6 months, totaling 34 people. The sample size in this study was 10 people for each giving of chayote, so the total sample was 30 people. The analysis used in this research is univariate analysis and bivariate analysis.
Results obtained statistically the median of the mothers who were the samples in this study were 24 years old, education was high school level, and the number of parity amounted to 2 people. Respondents who were given chayote with boiled method had an average increase in breast milk of 79.20, Respondents who were given chayote with the steamed method had an average increase in breast milk of 91.20 and fried methods had an average increase of breastmilk by 71.50. From the table, it can be seen that the test results show that the variants of the three groups are the same (s2 = 0.83), so the Anova test is valid for testing the effectiveness of this chayote. There is a difference in the increase in milk production of the three groups giving chayote, the value of P (P-value) = 0.02 <0.05 is obtained.
Conclusion of this study is that there is a significant difference in the increase in breast milk production by giving chayote (boiled, steamed). , and fry).
Suggestion It is expected that mothers who breastfeed their babies to consume chayote regularly because it has many benefits and increases milk production. Chayote is a type of plant and vegetable that is easy to get, cheap and affordable, chayote can also be enjoyed by steaming, boiling and frying.
Keywords: ASI, Chayote, Steaming Method, Boiling Method, Fried Method
ABSTRAK
Latar Belakang peningkatan gizi pada bayi yang baik adalah dengan pemberian makanan pertama yang berkualitas dan optimal yaitu dengan pemberian ASI awal (kolostrum) dan dilanjutkan ASI eksklusif. ASI kaya antibodi yang mempunyai efek terhadap penurunan risiko kematian. Agar ibu berhasil dalam memberikan ASI secara eksklusif, maka ibu harus mendapat tambahan makanan untuk meningkatkan kualitas dan jumlah volume ASI yang dimilikinya. Adapun cara yang dapat dilakukan ibu adalah dengan cara mengkonsumsi sayuran labu siam baik dengan cara kukus, rebus dan goreng.
Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui efektifitas pemanfaatan labu siam (sechium edule) terhadap peningkatan produksi ASI.
Metode quasi eksperimen dengan rancangan three group pretest postest design. Penelitian dilaksanakan di Wilayah kerja puskesmas Tambang bulan Februari – September Tahun 2020. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu menyusui ASI dari umur 0-6 bulan yang berjumlah 34 orang. Besar sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 10 orang untuk tiap-tiap pemberian labu siam jadi total sampel adalah 30 orang. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis univariat dan analisis bivariat.
Hasil penelitian didapatkan secara statistik median ibu yang menjadi sampel pada penelitian ini berusia 24 tahun, pendidikan yaitu tingkat SMA, dan jumlah paritas berjumlah 2 orang. Responden yang diberi labu siam dengan metode rebus rata-rata peningkatan ASI sebesar 79.20, Responden yang diberi labu siam dengan metode kukus rata-rata peningkatan ASI sebesar 91.20 dan metode goreng rata-rata peningkatan ASI sebesar 71.50. Dari tabel terlihat bahwa hasil uji menunjukkan bahwa varian ketiga kelompok tersebut sama (s2 = 0,83), sehingga uji Anova valid untuk menguji efektifitas labu siam ini. Ada perbedaan peningkatan produksi ASI dari ketiga kelompok pemberian labu siam tersebut diperoleh nilai P (P-value) = 0,02 < 0,05,.
Kesimpulan ada perbedaan yang bermakna terhadap penigkatan produksi ASI dengan pemberian labu siam (rebus, kukus, dan goreng).
Saran diharapkan kepada ibu – ibu yang menyusui bayinya agar mengkonsumsi rutin labu siam karena memiliki banyak manfaat dan mmapu meningkatkan produksi ASI. Labu siam merupakan jenis tanaman dan sayuran yang mudah didapat, murah dan terjangkau, labu siam juga dapat dinikmati dengan metode kukus, rebus dan goreng.
Kata Kunci : ASI, Labu siam, Metode Kukus, Metode Rebus, Metode Goreng
Keywords : Kebidanan
- Apreliasari, H., & Risnawati. (2020). Pengaruh Pijat Oksitosin terhadap Peningkatan Produksi ASI. JIKA, 48-50.
- Ari, D. R. K. and Adriani, F. R. (2015) Membesarkan Anak Hebat dengan ASI. Yogyakarta: Citra Media Pustaka.
- Biancuzzi, M (2000). Breastfeeding the newborn clinical strategies for nurses (1st Ed) .St.Louis.Missouri “Mosby.Inc
- Depkes RI, (2019). Paket Advokasi Peningkatan Pemberian Air Susu Ibu (PP-ASI) Di Provinsi dan Kabupaten Kota. Dirjen Bina Kesmas. Direktorat Bina Gizi Masyarakat. Jakarta. Ethanolic Fruit Extract. The Pharma Inovation. Vol 1 (5): 90-95
- Dinas Kesehatan Provinsi Riau. (2017). Profil Kesehatan Provinsi Riau Tahun 2016. Pekanbaru: Dinas Kesehatan Provinsi Riau.
- Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar. (2018). Profil Kesehatan Kabupaten Kampar Tahun 2018. Bangkinang: Dinas Kesehatan Provinsi Riau.
- Firmansyah. (2012). Pengaruh Karakteristik (Pendidikan, Pekerjaan), Pengetahuan dan Sikap Ibu Menyusui Terhadap Pemberian ASI Eksklusif Di Kabupaten Tuban. Jurnal Biometrikum dan Kependudukan vol.1 no.1, Agustus 2012: 62-71./ Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Erlangga.
- Hadriani, H. and Hadati, R. (2019) ‘Efektivitas Pijat Oksitosin Dan Breast Care Pada Ibu Bersalin Terhadap Pengeluaran ASI Di Puskesmas Kamonji’, Window of Health: Jurnal Kesehatan, pp. 218–230.
- Hardiani, Ratna Sari. (2017). Status Paritas Dan Pekerjaan Ibu Terhadap Pengeluaran Asi Pada Ibu Menyusui 0-6 Bulan. NurseLine Journal. 2(1)
- Isnaini, N., & Diyanti, R. (2015). Hubungan Pijat Oksitosin pada Ibu Nifas terhadap Pengeluaran ASI di Wilayah Kerja Puskesmas Raja Basa Indah Bandar Lampung Tahun 2015. Jurnal Kebidanan, 91-97.
- Kementerian Pertanian. (2014). Statistikk Produsi Hortikultura. (2013). Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian.
- Kepmenkes RI No. 450/Menkes/SK/IV/2004 tentang Pemberian ASI Ekslusif pada Bayi di Indonesia : Jakarta
- Lestari, L., Melyana, N. W., & Admini. (2018). Peningkatan Pengeluaran ASI dengan Kombinasi Pijat Oksitosin danTeknik Marmet. Jurnal Kebidanan, 1-10.
- Miglio C, Chiavaro E, Visconti A, Fogliano V, Pellegrini N. 2008. Effect of Different Cooking Methods on Nutritional and Physicochemical Characteristics of Selected Vegetables. J. Agric. Food Chem.
- Muchtadi, TR dan Sugiyono. (2013). Prinsip Proses dan Teknologi Pangan. Bandung : Alfabeta
- Murtiana. 2011. Makanan tambahan untuk kelancaran ASI pada ibu. Dari Vol 1, No 1, April 2017 ISSN 2580-2194 Jurnal Ners Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai Page 88 http//makanan-tambahan-ASI. Diakses tanggal 18 Juli 2020
- Nainggolan, M. (2009). Pengetahuan ibu primigravida mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas dan kuantitas ASI di puskesmas Simalingkar Medan. Medan: Ilmu Keperawatan.
- Notoatmodjo, (2012). Pendidikan dan Prilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
- Nurliawati, E. (2010). Faktor-faktor yang berhubungan dengan produksi air susu ibu pada ibu pasca seksio sesarea di wilayah kota dan kabupaten Tasikmalaya. Tesis. Universitas Indonesia. Jakarta.
- Nursalam. (2013). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
- Nutrisi Bangsa. (2013). Faktor yang Mempengaruhi Lancarnya ASI. Artikel Sari husada (online).www.sarihusada.co.id/NutrisiUntukBangsa/KehamilandanMenyusui/Menyusui/Faktor-YangMempengaruhi-Lancarnya-ASI; 10 April, 2020
- Rahmadani E. P., Lubis G., & Edison., (2013). Hubunan Pemberian Asi Eksklusif Dengan Angka Kejadian Diare Akut Pada Bayi Usia 0-1 Tahun Di Puskesmas Kuranji Kota Padang. Jurnal Kesehatan Andalas. 2013
- Rahmawati, Anita., & Prayogi Bisepta. (2017). Analisa Faktor yang Mempengaruhi Produksi Air Susu Ibu (Asi) Pada Ibu Menyusui yang Bekerja. Jurnal Ners dan Kebidanan STIKES Patria Husada Blitar. 2017; 4(2).
- Romlah & Sari, Anjelina Puspita. (2019). Faktor Risiko Ibu Menyusui Dengan Produksi Asi Di Puskesmas 23 Ilir Kota Palembang. Jurnal Kesehatan Poltekkes Palembang. 2019.
- Santoso S. (2009). Kesehatan dan Gizi. Jakarta : Rineka Cipta
- Sari, R. N. (2017) ‘Pengaruh Pijat Oksitosin Terhadap Lama Pengeluaran Kolostrum Pada Ibu Post Sectio Caesaria Di RSUD Kota Madiun’, Bidan Prada: Jurnal Publikasi Kebidanan Akbid YLPP Purwokerto.
- Sarwono SA. (2017). Pengaruh Proses Pengolahan Terhadap Kadar Kalium Pada Sayuran [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
- Sugiarti, E. (2011). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pemberian ASI Eksklusif di Kecamatan Karangmalang Kabupaten Sragen.Skripsi. Fakultas Ilmu Kesehatan UMS. Surakarta.
- World Health Organization, 2002. The Optimal Duration of Exclusive Breastfeeding, Report of an Expert Consultation. Geneva, Switzerland
- Yenie, H. and Mugiati, M. (2017) ‘Hubungan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dengan Waktu Pengeluaran Kolostrum’.