RIWAYAT STATUS IMUNISASI DASAR BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN BALITA STUNTING

Yosintha Dilina Wanda* -  DIV Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Indonesia
Fardila Elba -  Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran, Universitas Padjadjaran, Indonesia
Didah Didah -  Universitas Padjajaran, Indonesia
Ari Indra Susanti -  Universitas Padjajaran, Indonesia
Fedri Ruluwedrata Rinawan -  Universitas Padjajaran, Indonesia

Background: According to the World Health Organization (WHO) 2018, the prevalence of stunting in Indonesia is the third country with the highest prevalence in the Southeast Asia Region (SEAR). The average prevalence of children under five in Indonesia in 2005-2017 was 36.4%. In West Java the incidence of stunting is 29.9% and in Sumedang Regency the figure is still quite high at 36%, and based on data from the Jatinangor Health Center in 2020 there are 60 stunting toddlers.

Purpose: The purpose to analyze the relationship between the history of basic immunization status and the incidence of  in toddler in Hegarmanah Village, Jatinangor District in 2020.

Methods: This research design is a quantitative research conducted in Hegarmanah Village in November. This study use a case control design with a ratio of 1:1. The case group of this study was stunting and the control group was non-stunted. The groups of stunting and non-stunted toddlers were determined by a matching system of age and gender categorization. Sampling used proportionate stratified random technique. The sample in this study were stunted and non-stunted toddlers with a total sample of 120 respondents, 60 case groups and 60 control groups. The research instrument is a questionnaire and a microtoise to measure height. Bivariate analysis was carried out with Chi-Square and Odds Ratio tests

Results: The results showed that 30 (25%) stunting toddlers aged 24-<36 months, 23 (19%) toddlers aged 24-<36 months and 19 (16%) boys with a history of incomplete basic immunization status . Bivariate analysis was carried out with Chi-Square and Odds Ratio tests with a 95% confidence level obtained (p = 0.000) with OR and CI (4.958 (2.074-11.852)). This states that there is a relationship between the history of basic immunization status on the incidence of stunting under five in Hegarmanah Village, Jatinangor District.

Conclusion: There is a relationship between the history of basic immunization status on the incidence of stunting in toddlers in Hegarmanah Village, Jatinangor District with a value of p<0.05 (p=0.00<0.05) and there is a risk of stunting in toddlers with incomplete immunization 4.9 times compared to toddlers with complete immunization.

Suggestion Future researchers are expected to be able to further investigate what types of immunization can affect stunting.

 

Keywords: Relationship, Stunting, Basic Immunization, Toddler

 

ABSTRAK

 

Latar Belakang: Menurut World Health Organization (WHO) data prevalensi kejadian stunting Indonesia termasuk negara ketiga dengan prevalensi tertinggi di regional Asia Tenggara /South-East Asia Regional (SEAR). Rata-rata prevalensi balita di Indonesia tahun 2005-2017 adalah 36,4%. Di Jawa Barat angka kejadian stunting yaitu 29,9% dan di Kabupaten Sumedang angkanya masih cukup tinggi yaitu sebesar 36%, dan berdasarkan data Puskesmas Jatinangor pada tahun 2020 terdapat 60 balita stunting.

Tujuan: Menganalisis hubungan riwayat status imunisasi dasar dengan kejadian balita stunting di Desa Hegarmanah Kecamatan Jatinangor Tahun 2020.

Metode: Rancangan penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang dilakukan di Desa Hegarmanah pada Bulan November. Penelitian ini menggunakan desain case control dengan perbandingan 1:1. Kelompok kasus penelitian ini yaitu stunting dan kontrol yaitu non stunting. Kelompok balita stunting dan non stunting ditentukan dengan sistem matching kategorisasi usia dan jenis kelamin. Pengambilan sampel menggunakan teknik proportionate stratified random. Sampel dalam penelitian ini adalah balita yang stunting dan non stunting dengan jumlah sampel 120 responden, sebanyak 60 kelompok kasus dan 60 kelompok kontrol. Instrumen penelitian ini yaitu kuisioner dan microtoise untuk mengukur tinggi badan. Analisis bivariate dilakukan uji Chi-Square dan Odds Ratio

Hasil: Hasil penelitian didapatkan 30 (25%) balita stunting dengan usia 24-<36 bulan, 23 (19%) balita usia 24-<36 bulan dan 19 (16%) balita laki-laki dengan riwayat status imunisasi dasar yang tidak lengkap. Analisis bivariate dilakukan uji Chi-Square dan Odds Ratio dengan tingkat kepercayaan 95% didapatkan (p=0,000) dengan OR dan CI (4,958 (2,074-11,852)).

Kesimpulan: Terdapat hubungan antara riwayat status imunisasi dasar pada kejadian balita stunting di Desa Hegarmanah Kecamatan Jatinangor dengan nilai p<0,05 (p=0.00<0.05) serta terdapat risiko kejadian stunting pada balita dengan imunasi tidak lengkap 4,9 kali dibanding balita dengan imunisasi yang lengkap.

Saran Peneliti selanjutnya diharapkan dapat meneliti lebih lanjut mengenai jenis imunisasi apa yang dapat mempengaruhi stunting.

 

Kata kunci : Hubungan, Stunting, Imunisasi Dasar, Balita

  1. World Health Organization. Reducing stunting in children: equity considerations for achieving the global targets 2025. WHO. 2018.
  2. Kemenkes RI. Hasil Utama Riset Kesehatan Dasar Tahun 2018. Kementrian Kesehat Republik Indones. 2018.
  3. PKM FK UKI. Gambaran Prevalensi dan Karakteristik Balita dengan Stunting Pada 10 Desa Kabupaten Sumedang Tahun 2018. 2018.
  4. Puskesmas. Data Status Gizi Balita Jatinangor. 2020.
  5. Nurul Khairani SUE. (2019). Family characteristics as risk factors of stunting among children age 12-59 month. Fam Charact as risk factors stunting among Child age 12-59 Mon.4(2).
  6. Adilla Dkk. Pengaruh Stunting terhadap Perkembangan Kognitif dan Prestasi Belajar. Lampung: Fakultas Kedokteran. September 2019;279-280
  7. Dian Nur Hadianti Dkk. Buku Ajar Imunisasi. Jakarta Selatan: Kementerian Kesehehatan RI. September 2015;13
  8. Ilham Dkk. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Stunting Pada Baduta Di Wilayah Kerja Puskesmas Buntu Batu Kabupaten Enrekang. Jurnal Kesehatan Masyarakat Mulawarman Vol.1, No.2 Desember 2019 e-ISSN : 2686-3601
  9. Resti Agustia, Nurdin Rahman, Hermiyanty. Faktor Risiko Kejadian Stunting Pada Balita Usia 12-59 Bulan Di Wilayah Tambang Poboya Kota Palu. Ghizda: Jurnal Gixzi dan Kesehatan, 2 (2) 2018, 61 p-ISSN: 2615-2851 dan e-ISSN: 2622-7622
  10. Hafid F, Nasrul N. Faktor Risiko Stunting Pada Anak Usia 6-23 Bulan di Kabupaten Jeneponto (Risk Factors of Stunting among Children Aged 6-23 Months in Jeneponto Regency). Indonesian Journal of Human Nutrition. 2016.
  11. Resti Agustia, Nurdin Rahman, Hermiyanty. Faktor Risiko Kejadian Stunting Pada Balita Usia 12-59 Bulan Di Wilayah Tambang Poboya Kota Palu. Ghizda: Jurnal Gixzi dan Kesehatan, 2 (2) 2018, 61 p-ISSN: 2615-2851 dan e-ISSN: 2622-7622
  12. Agung Sutriyawan, dkk. Hubungan Status Imunisasi Dan Riwayat Penyakit Infeksi Dengan Kejadian Stunting Pada Balita. Vol.8 No.2. Journal Of Midwifery.2020
  13. Nadia Nabila Larasati. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Stunting Pada Balita Usia 25-59 Bulan Di Posyandu Wilayah Puskesmas Wonosari Ii Tahun 2017
  14. Hafid F, Nasrul N. Faktor Risiko Stunting Pada Anak Usia 6-23 Bulan di Kabupaten Jeneponto (Risk Factors of Stunting among Children Aged 6-23 Months in Jeneponto Regency). Indonesian Journal of Human Nutrition. 2016.
  15. Altare, C., Delbiso, T. D., Mutwiri, G. M., Kopplow, R., & Guha-Sapir, D. Factors associated with stunting among pre-school children in Southern Highlands of Tanzania. Journal of Tropical Pediatrics, 62(5), 390–408. 2016 https://doi.org/10.1093/tropej/fmw024
  16. Melati, dkk. Hubungan Berat Badan Lahir Bayi Dengan Kejadian Stunting Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Gunungsari Kabupaten Lombok Barat. Jurnal Kesehatan Qamarul Huda ,Volume 8, Nomor 1 Juni 2020
  17. Torlesse. Determinants of Stunting in Indonesian Children: evidence from a cross-sectional survey indicate a prominent role for the water, sanitation and hygiene sector in stunting reduction. 2016
  18. Chirande. Determinants of stunting and severe stunting among under-fives in Tanzania: evidence from the 2010 cross-sectional household survey. BMC Pediatrics (2015) 15:165. DOI 10.1186/s12887-015-0482-9
  19. Demsa Simbolon. Pencegahan Stunting Melalui Intervensi Gizi Spesifik Pada Ibu Menyusui Anak Usia 0-24 Bulan. In: Pencegahan Stunting Melalui Intervensi Gizi Spesifik Pada Ibu Menyusui Anak Usia 0-24 Bulan. Ed.Ke-1. Yogyakarta: Pustaka Belajar. 2019.
  20. Megawati Ginna, Siska Wiramihardja. Peningkatan Kapasitas Kader Posyandu Dalam Mendeteksi Dan Mencegah Di Desa Cipacing Jatinangor. Dhamakarya. 2019.
  21. Permatasari, D. F., & Sumarmi, S. Differences of born body length, history of infectious diseases, and development between stunting and non stunting toddlers. Jurnal Berkala Epidemiologi.2018 6 (2), 182–191. https://doi.org/10.20473/jbe.v6i22018.182-191
  22. Risna Nur Fajariyah , Atik Choirul Hidajah. Correlation Between Immunization Status And Mother’s Height, And Stunting In Children 2–5 Years In Indonesia. Department of Epidemiology, Faculty of Public Health, Universitas Airlangga, Jurnal Berkala Epidemiologi. Surabaya, East Java, Indonesia Vol 8 No 1. 2020
  23. Eti Kurniawati. Faktor Risiko Kejadian Stunting Pada Balita di Kabupaten Kerinci Provinsi Jambi. Volume 2, Nomor 2.eISSN: 2655-8688.pISSN: 2548-3943Jambi.2020
  24. Vilda Ana Veria Setyawati. Kajian Stunting Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin Di Kota Semarang. Surakarta: University Research Colloqium 2018 STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta. 2018

Open Access Copyright (c) 2021 Jurnal Kebidanan Malahayati

Policies

Submissions

Other

Focus and Scope
Section Policies
Peer Review Process
Publication Frequency
Open Access Policy
Online Submissions
Author Guidelines
Copyright Notice
Privacy Statement
Author Fees
Journal Sponsorship
Journal History
Site Map
About this Publishing System
JKM (Jurnal Kebidanan Malahayati)