Tentang Penulis yulistiana evayanti nurul isnaini dewi yuliasari Isi Jurnal Cari ##plugins.block.navigation.searchScope## Telusuri Berdasarkan Terbitan Berdasarkan Penulis Berdasarkan Judul Jurnal Lain Informasi Untuk Pembaca Untuk Penulis Untuk Pustakawan ISSN : 2476-8944 e ISSN : 2579-762X Proses Publikasi Format Penulisan Alih Publikasi Merespon Hasil Review Contoh Submision Jurnal di OJS Pengguna Nama Pengguna Kata Sandi Ingat Saya Bantuan Jurnal Flag Counter Total: 509Today: 2Yesterday: 5Visitors www.Free-Counters.org Notifikasi Lihat Langganan Ukuran Huruf Make font size smaller Make font size default Make font size larger Beranda Tentang Kami Login Daftar Cari Terkini Arsip Informasi ##e-ISSN## Beranda > Vol 3, No 4 (2017) > evayanti PENGARUH PENUNDAAN PEMOTONGAN TALI PUSAT DENGAN PENINGKATAN KADAR HEMOGLOBIN DAN HEMATOKRIT DALAM DARAH DI BIDAN PRAKTIK SWASTA (BPS) ROSBIATUL WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUSUNAN BARU KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2017
DOI : 10.33024/jkm.v3i4.634
Salah satu penyebab kematian bayi di Indonesia adalah infeksi, termasuk infeksi saluran nafas
yang menyebabkan zat besi dalam tubuh akan berkurang sehingga dapat menyebabkan anemia
defisiensi besi. Tingginya prevalensi anemia defisiensi besi berhubungan dengan tidak cukupnya
penimpanan cadangan zat besi sehingga dapat mengakibatkan gangguan pertumbuhan dan
perkembangan dalam 6 bulan pertama kehidupan. Penundaan pemotongan tali pusat dapat
menyediakan tambahan darah sebanyak 80 – 100 ml pada bayi baru lahir yang mengandung 75 mg zat
besi sebagai hemoglobin yang mencukupi kebutuhan zat besi selama 3 bulan pertama kehidupan. Pada
2 bulan pertama kehidupan, kadar hemoglobin bayi turun dan besi hasil pemecahan hemoglobin
tersebut disimpan sebagai cadangan. Saat memasuki usia 2 – 4 bulan, pertumbuhan bayi semakin
pesat, pembentukan hemoglobin juga semakin banyak dan kebutuhan besi semakin meningkat. Ketika
bayi berusia 4 bulan keatas, cadangan besi mulai menurun dan kadar besi dari ASI tidak bertambah,
akbibatnya pada usia 6 bulan, cadangan besi dan ASI tidak cukup lagi memenuhi kebutuhan besi.
Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kohort, kelompok pertama dilakukan
tindakan penundaan pemotongan tali pusat selama 3 menit, kelompok kedua tidak dilakukan
penundaan pemotongan tali pusat, kemudian 6 bulan kedepan bayi dari kedua kelompok dilakukan
pemeriksaan hemoglobin dan hematokrit.
Hasil penelitian uji statistic didapatkan ada pengaruh penundaan pemotongan tali pusat dengan
peningkatan kadar hemoglobin dalam darah dengan p=0,000 dan ada pengaruh penundaan
pemotongan tali pusat dengan peningkatan kadar hematokrit dalam darah dengan p=0,000. Dengan
dilakukannya penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam pertolongan persalinan normal
sehingga bayi baru lahir yang mengalami anemia diusia pertumbuhan dapat dihindari, sehingga
generasi mendatang akan lebih berkualitas baik secara intelektual question (IQ) maupun emosional
question (EQ).
yang menyebabkan zat besi dalam tubuh akan berkurang sehingga dapat menyebabkan anemia
defisiensi besi. Tingginya prevalensi anemia defisiensi besi berhubungan dengan tidak cukupnya
penimpanan cadangan zat besi sehingga dapat mengakibatkan gangguan pertumbuhan dan
perkembangan dalam 6 bulan pertama kehidupan. Penundaan pemotongan tali pusat dapat
menyediakan tambahan darah sebanyak 80 – 100 ml pada bayi baru lahir yang mengandung 75 mg zat
besi sebagai hemoglobin yang mencukupi kebutuhan zat besi selama 3 bulan pertama kehidupan. Pada
2 bulan pertama kehidupan, kadar hemoglobin bayi turun dan besi hasil pemecahan hemoglobin
tersebut disimpan sebagai cadangan. Saat memasuki usia 2 – 4 bulan, pertumbuhan bayi semakin
pesat, pembentukan hemoglobin juga semakin banyak dan kebutuhan besi semakin meningkat. Ketika
bayi berusia 4 bulan keatas, cadangan besi mulai menurun dan kadar besi dari ASI tidak bertambah,
akbibatnya pada usia 6 bulan, cadangan besi dan ASI tidak cukup lagi memenuhi kebutuhan besi.
Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kohort, kelompok pertama dilakukan
tindakan penundaan pemotongan tali pusat selama 3 menit, kelompok kedua tidak dilakukan
penundaan pemotongan tali pusat, kemudian 6 bulan kedepan bayi dari kedua kelompok dilakukan
pemeriksaan hemoglobin dan hematokrit.
Hasil penelitian uji statistic didapatkan ada pengaruh penundaan pemotongan tali pusat dengan
peningkatan kadar hemoglobin dalam darah dengan p=0,000 dan ada pengaruh penundaan
pemotongan tali pusat dengan peningkatan kadar hematokrit dalam darah dengan p=0,000. Dengan
dilakukannya penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam pertolongan persalinan normal
sehingga bayi baru lahir yang mengalami anemia diusia pertumbuhan dapat dihindari, sehingga
generasi mendatang akan lebih berkualitas baik secara intelektual question (IQ) maupun emosional
question (EQ).