Knowledge, Community Behavior, And Environmental Factors In Relation To The Incidence Of Dengue Hemorrhagic Fever

Devita Febriani Putri* -  Departemen Parasitologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Malahayati, Indonesia
Tusy Triwahyuni -  Departemen Parasitologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Malahayati
Tommy Dias Rahmadhany -  Program Studi Kedokteran, Fakultas Kedokteran, Universitas Malahayati
T Marwan Nusri -  Departemen IKAKOM, Fakultas Kedokteran, Universitas Malahayati, Lampung

Latar Belakang :   Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit tular vektor yang terkenal di Indonesia dengan tingkat endemisitas yang tinggi. Strategi dengan metode berbasis pemberdayaan serta melibatkan masyarakat secara berkelanjutan, merupakan cara efektif untuk mengendalikan DBD. Pemahaman masyarakat tentang kejadian DBD, perilaku cara menanganinya dan pencegahan kontak dengan vektor DBD serta faktor lingkungan antara lain perilaku menggantung pakaian, ketersediaan tutup pada kontainer, serta ketersediaan kawat kassa memberikan pengaruh signifikan dalam pengendalian DBD.  Hasil pre survey awal di Puskesmas Panongan Kabupaten Tangerang didapatkan informasi masih terbatasnya masyarakat lokal memahami faktor – faktor tersebut.

Tujuan : Mengetahui pengaruh pengetahuan, perilaku (memakai lotion anti nyamuk, memakai kelambu) dan faktor lingkungan ( Menggantung pakaian, ketersediaan kawat kassa, dan Ketersediaan tutup kontainer) terhadap kejadian DBD di wilayah kerja Puskesmas Panongan,Kabupaten Tangerang, Banten.

Metode :  Jenis penelitian adalah penelitian kuantitatif obsevasional dengan rancangan penelitian cross sectional.   Jumlah   sampel penelitian  80 responden penelitian  dengan pengambilan sampel menggunakan cluster sampling, yang terdiri dari dua kelompok desa yaitu Desa Mekar Bakti dan Desa Ciakar. Instrumen penelitian menggunakan kuisioner dan lembar observasi.

Hasil penelitian :  Karakteristik responden penelitian, dari 80 orang, mayoritas responden berjenis kelamin perempuan sebanyak 54 orang (67,5%), berusia 21- 30 tahun sebanyak 32 orang (40%), memiliki pekerjaan sebagai pegawai swasta 44 orang (55%), dengan lulusan SMA sebanyak 52 orang (62%). Responden yang memiliki pengetahuan baik tentang DBD di wilayah Puskesmas Panongan Kabupaten Tangerang sebanyak 59 orang (73,75%), perilaku baik memakai lotion anti nyamuk sebanyak 41 orang (51.3%), perilaku pemakaian kelambu baik sebanyak 51 orang (63.8%), perilaku baik menggantung pakaian sebanyak  51 orang (65%).  Hasil observasi menyatakan 55 orang responden (68.8%) memiliki rumah dalam kondisi baik dengan tersedianya kawat kassa dan 67 orang (83.8%) memiliki tutup pada kontainer pada setiap rumahnya. 

Kesimpulan :  Diketahui distribusi kejadian DBD di wilayah Puskesmas Panongan sebanyak 65 kasus (81,25%). Perilaku menggantung pakaian berhubungan dengan kejadian DBD  di wilayah Puskesmas Panongan Tangerang dengan nilai p value = 0,035 dan nilai OR sebesar 3,632, sedangkan pengetahuan, perilaku memakai lotion anti nyamuk, perilaku memakai kelambu, serta faktor lingkungan ketersedian kawat kassa dan tutup kontainer pada rumah warga, tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan kejadian DBD.

Saran :  Penyuluhan dan upaya promotif dari instansi kesehatan pemerintah lebih ditingkatkan dan diperjelas dalam metode penyampaian serta meninjau kembali upaya penanggulangan dan pemberantasan DBD pada peningkatan peran masyarakat melalui kegiatan pemberdayaan. Bagi masyarakat, Gerakan PSN lebih ditingkatkan lagi dengan kerja bakti membersihkan lingkungan sekitar guna memutus rantai penularan DBD.

 

Kata kunci :  Demam Berdarah Dengue, Pengetahuan, Faktor Lingkungan, Perilaku Masyarakat

 

ABSTRACT

 

   Background: Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) stands out as a prominent vector-borne disease in Indonesia, characterized by a high level of endemicity. A strategy grounded in empowerment and continuous community involvement proves to be an effective approach for the control of dengue fever. Public comprehension of the prevalence of dengue fever, the adoption of appropriate behaviors to manage it, and the prevention of contact with dengue vectors, as well as environmental factors such as hanging clothes, the availability of lids on containers, and the availability of wire mesh wield a substantial impact on the control measures for dengue fever. The findings of pre-survey conducted at Puskesmas Panongan in Tangerang, limited understanding of these factors among local communities.

Purpose: The purpose of research to ascertain the impact of knowledge, behavior, and environmental factors on the incidence of dengue fever within the working area of Puskesmas Panongan in Tangerang, Banten.

Methods: The research conducted adopted a quantitative observational with the research design was cross-sectional. The total research sample was 80 respondents with the sampling technique used was cluster sampling which included two groups of villages, namely Mekar Bakti Village and Ciakar Village. The research instrument used a questionnaire and observation sheet.Results: Characteristics of research respondents, it is evident that out of the total sample of 80 respondents within the working area of Puskesmas Panongan in Tangerang, Banten, 54 respondents or 67.5% are females, and 32 respondents fall within the age range of 21-30 years (40%). Among those, 44 respondents (55%) are employed as private employees, and 52 respondents (62%) have high school degrees. Notably, 59 respondents (73.75%) demonstrated good knowledge about dengue fever, 41 respondents (51.3%) demonstrated good behavior in using anti-mosquito lotion, 51 respondents (63.8%) demonstrated good behavior in using mosquito nets, and 51 respondents (65%) demonstrated good behavior in hanging clothes. The observational findings further revealed that 55 respondents (68.8%) resided in houses with wire mesh, indicating good living conditions, and 67 respondents (83.8%) had lids on containers within their houses.Conclusion: Based on the study results, it is evident that the distribution of dengue fever cases in the woking area of Puskesmas Panongan is 65 cases (81.25%). The behavior in hanging clothes is found to be related to the incidence of dengue fever within the working area of Puskesmas Panongan in Tangerang, Banten with a p value = 0.035 and an OR value of 3.632. However, knowledge, the behavior of using anti-mosquito lotion, the behavior of using mosquito nets, as well as environmental factors such as the availability of wire mesh and container lids in residents' houses, did not exhibit a significant relationship with the incidence of dengue fever.

Suggestion : Counseling and promotional efforts from government health agencies should be improved in delivery methods. Further clarity is needed in reviewing efforts to control and eradicate dengue fever, emphasizing the importance of increasing the community's role through empowerment activities. For the community, the PSN Movement is strengthened by engaging in community service to clean the surrounding environment, aiming to break the chain of dengue transmissio

 

Keywords: Dengue Hemorrhagic Fever, Knowledge, Environmental Factors, Community Behavior.

 

 

Keywords : Demam Berdarah Dengue, Pengetahuan, Faktor Lingkungan, Perilaku Masyarakat.

  1. Agustina, E. (2011). Faktor Perilaku Masyarakat Yang Berhubungan Dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue Di Puskesmas Sidoharjo Sragen (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta).
  2. Apriliana, R., Retnaningsih, D., & Damayanti, W. P. (2018). Hubungan kondisi lingkungan dengan kejadian demam berdarah dengue (Dbd) pada keluarga di gagakan kecamatan sambong kabupaten Blora Tahun 2017. Jurnal Ners Widya Husada, 2(1).
  3. Ardayani, T., Fuadah, F., & Setiadi, D. (2022). Hubungan Pengetahuan Dan Perilaku Masyarakat Tentang Sanitasi Lingkungan Dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue Di Rw 10 Kelurahan Cibeunying Kabupaten Bandung. Jurnal Kesehatan Indra Husada, 10(2), 99-107.
  4. Ayun, L. L., & Pawenang, E. T. (2017). Hubungan antara faktor lingkungan fisik dan perilaku dengan kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) di wilayah kerja Puskesmas Sekaran, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang. Public Health Perspective Journal, 2(1).
  5. Center for Diseases Control and Prevention. (2020). Dengue: Mosquito Life Cycle.National Center for Emerging ang Zoonotic Infectious Diseaes. Division of Vector-Borne Diseases.
  6. Chadee, D. D. (2013). Resting behaviour of Aedes aegypti in Trinidad: with evidence for the re-introduction of indoor residual spraying (IRS) for dengue control. Parasites & vectors, 6(1), 1-6.
  7. Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Tangerang. (2021) . Data Statistik Sektoral Kabupaten Tangerang. Tangerang : Bidang Statistik Sektoral, Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Tangerang. Available from : https://opendata.tangerangkab.go.id/sites/default/files/Buku-Statistik-Sektoral-2021.pdf
  8. Dzul-Manzanilla, F., Ibarra-López, J., Bibiano Marín, W., Martini-Jaimes, A., Leyva, J. T., Correa-Morales, F., ... & Vazquez-Prokopec, G. M. (2017). Indoor resting behavior of Aedes aegypti (diptera: Culicidae) in Acapulco, Mexico. Journal of medical entomology, 54(2), 501-504.
  9. Husna, I., Putri, D. F., Triwahyuni, T., & Kencana, G. B. (2020). Analisis faktor yang mempengaruhi kejadian demam berdarah dengue di wilayah kerja puskesmas way kandis bandar lampung tahun 2020. Jurnal analis kesehatan, 9(1), 9-16.
  10. Ishak, H., Aisyah, A. S., Mallongi, A., & Astuti, R. D. P. (2020). Risk factors and fogging effectiveness of dengue hemorrhagic fever incidence in the Pontap Public Health Center area in Palopo City, Indonesia. Enfermeria clinica, 30, 294-297.
  11. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2017). Pedoman Pencegahan dan Pengendalian DBD. Jakarta : Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan RI. Available from : https://www.kesehatanlingkungan.com/2019/02/buku-pedoman-pencegahan-dan.html.
  12. Kemenkes RI. (2020). Profil Kesehatan Indonesia 2019. Jakarta: Sekretariat Jendral Kementerian Kesehatan RI. Available from : https://www.kemkes.go.id/id/profil-kesehatan-indonesia-2019
  13. Latif, M. I. M., Anwar, C., & Cahyono, T. (2021). FAKTOR RISIKO KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI KABUPATEN BANYUMAS. Buletin Keslingmas, 40(4), 179-187.
  14. Mahardika, R. (2021). Relationship Between Health Behavior and the Event of Dengue Heavenly Fever (Dhf). Jurnal EduHealth, 12(1), 15-26.
  15. Nisa, G. K., & Siwiendrayanti, A. (2022). Penerimaan Konsep Green Hospital di Rumah Sakit Pemerintah (Studi Kasus RSUD Tugurejo Provinsi Jawa Tengah). HIGEIA (Journal of Public Health Research and Development), 6(4), 308-319.
  16. Priesley, F., Reza, M., & Rusdji, S. R. (2018). Hubungan Perilaku Pemberantasan Sarang Nyamuk Dengan Menutup, Menguras Dan Mendaur Ulang Plus (PSN M Plus) Terhadap Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) Di Kelurahan Andalas. Jurnal Kesehatan Andalas, 7(1), 124-130.
  17. Purwaningsih, S., Widyanto, A., & Widijanto, T. (2017). Faktor-Faktor Lingkungan Yang Berhubungan Dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) di Wilayah Puskesmas Banjarnegara 1 Kabupaten Banjarnegara Tahun 2016. Buletin Keslingmas, 36(2), 104-109.
  18. Putri, D. F., Widya, A., Sugeng, M. J., & Sitti, U. R. (2018). The Potency Of Polygamy Behavior In Aedes Aegypti Mosquitoes By Venereal Transmission Dengue Virus. Kemas: Jurnal Kesehatan Masyarakat, 13(3), 382-388.
  19. Putri, D. F., Triwahyuni, T., & Saragih, J. M. (2021). Pengetahuan dan perilaku masyarakat terhadap keberadaan jentik nyamuk Aedes aegypti: Vektor penyakit demam berdarah dengue. Holistik Jurnal Kesehatan, 15(1), 56-63.
  20. Putri, D. F., Husna, I., Kurniati, M., & Primadiamanti, A. (2023a). Activity of enzyme Esterase, Glutathione S Transferase and Inorganic Substance of Dengue vector Aedes aegypti larvae against Lansium domesticum leave extract and fractionation. Bali Medical Journal, 12(2), 1163-1170.
  21. Putri, D. F., Triwahyuni, T., Triswanti, N., Rismasari, N. G. A. D., Vionita, V., & Nurmarisah, N. (2023b). Pengetahuan Dan Perilaku Masyarakat Dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue Di Wilayah Kerja Puskesmas Sukarame Bandar Lampung Pada Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan, 10(1), 1431-1439.
  22. Retang, P. A., Salmun, J. A., & Setyobudi, A. (2021). Hubungan Perilaku dengan Kejadian Penyakit Demam Berdarah Dengue di Wilayah Kerja Puskemas Bakunase Kota Kupang. Media Kesehatan Masyarakat, 3(1), 63-71.
  23. Siyam, N., Sukendra, D. M., Santik, Y. D. P., & Utomo, N. I. (2023). Household Dengue Prevention Interventions in Eco-BioSocial Aspect in the COVID-19 Pandemic Era. In Proceedings of International Conference on Physical Education, Health, and Sports (Vol. 3, pp. 336-346).
  24. Tuiskunen Bäck, A., & Lundkvist, Å. (2013). Dengue viruses–an overview. Infection ecology & epidemiology, 3(1), 19839.
  25. Utama, I. M. S., Lukman, N., Sukmawati, D. D., Alisjahbana, B., Alam, A., Murniati, D., ... & Parwati, K. T. M. (2019). Dengue viral infection in Indonesia: Epidemiology, diagnostic challenges, and mutations from an observational cohort study. PLOS Neglected Tropical Diseases, 13(10), e0007785.
  26. World Health Organization. (2019). Dengue and Severe Dengue. (update 2019 Oct 24; cited 2024 Jan 8). Available from https://www.who.int/news-room/questions-and-answers/item/dengue-and-severe-dengue#
  27. World Health Organization.(2021).Ending the burden of dengue infection: Indonesia launched the 2021-2025 National Strategic Plan for Dengue Control Programme (Internet). South East Asia Indonesia: World Health Organization. (update 2021 Nov 15; cited 2022 Feb 8). Available from : https://www.who.int/indonesia/news/detail/15-11-2021-ending-the-burden-of-dengue-infection-indonesia-launched-the-2021-2025-national-strategic-plan-for-dengue-control-programme.

Open Access Copyright (c) 2024 Jurnal Kebidanan Malahayati

Policies

Submissions

Other

Focus and Scope
Section Policies
Peer Review Process
Publication Frequency
Open Access Policy
Online Submissions
Author Guidelines
Copyright Notice
Privacy Statement
Author Fees
Journal Sponsorship
Journal History
Site Map
About this Publishing System
JKM (Jurnal Kebidanan Malahayati)