ANGKA KEJADIAN KELAINAN KONGENITAL MUSKULOSKELETAL YANG DILAKUKAN PEMERIKSAAN X-RAY DI INSTALASI RADIOLOGI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ABDOEL MOELOEK
Sari
Abstrak : Angka Kejadian Kelainan Kongenital Muskuloskeletal Yang Dilakukan Pemeriksaan X-RAY Di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Umum Daerah Abdoel Moeloek. Kelainan kongenital muskuloskeletal adalah kelainan/defek muskuloskeletal yang nampak saat lahir, di mana proses terjadinya intra uterine atau dalam pertumbuhan anak di kemudian hari. Kelainan kongenital yang umumnya dilakukan pemeriksaan X-Ray yaitu Talipes equinovarus (TEV), Duchenne Muscular Dystrophy (DMD) dan sindaktili. Tujuan penelitian ini adalah untuk Mengetahui angka kejadian kelainan kongenital muskuloskeletal yang dilakukan pemeriksaan x-ray di instalasi radiologi Rumah Sakit Umum Daerah Abdoel Moeloek tahun 2017-2020. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif retrospektif. Didapatkan diagnosa diferensial paling banyak di RSUD Abdoel Moeloek tahun 2017-2020 adalah CTEV sebanyak 21 orang (24,1%). kasus terbanyak kedua adalah Sindaktili sebanyak 17 orang (19,5%), dan kasus terbanyak ketiga adalah DMD sebanyak 15 orang (17,2%). Diagnosa diferensial pasien dengan kelainan kongenital di RSUD Abdul Moeloek dari tahun 2017-2020 paling banyak adalah CTEV sebanyak 21 orang (24,1%) dan paling sedikit adalah Blout’s disease, hidrosefalus, dan polidaktili dengan masing-masing 2 orang (2,3%) tiap diagnosa dieferensialnya.
Kata Kunci
Teks Lengkap:
PDFReferensi
Anung, B. (2010). Evaluasi radiologis pada pasien idiopathic clubfoot yang diterapi dengan metode pons0eti di Rso Prof. DR. R. Soeharso Surakarta
Basit, S., & Khoshhal, K. I. (2018). Genetics of clubfoot; recent progress and future perspectives. European Journal of Medical Genetics, 61(2), 107–113.
Chamberlain, J. S., & Rando, T. A. (2016). Duchenne Muscular Dystrophy: Advances in Therapeutic. New York: y Taylor & Francis Group, LLC.
Christianson, A., Howson, C. P., & Modell, B. (2006). March of Dimes releases premature birth report card: Kentucky receives “F’’’--KMA joins healthy babies coalition.” The Journal of the Kentucky Medical Association, 106(12), 557–558.
Cornelis, E., & Gessal, J. (2021). Duchene Muscular Disorder. Jurnal Medik Dan Rehabilitasi, 3(1), 1–10. Retrieved from https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jmr/article/view/32925/31088%0Ahttps://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jmr/article/view/32925
Cosma D, Vasilescu DE.A Clinical evaluation of the pirani and dimeglio idiopathic clubfoot classifications. J Foot Ankle Surg.2015;54(4):5825.DOI:10.1053/j.jfas.2014.10.004
Deconinck, N., & Dan, B. (2007). Pathophysiology of Duchenne muscular dystrophy: current hypotheses. Pediatric Neurology, 36(1), 1–7. https://doi.org/10.1016/j.pediatrneurol.2006.09.016
DEPKES. (2016). Hari kelainan bawaab sedunia cegah bayi lahir cacat dengan pola hidup sehat., 1.
Deune, E. G. (2022). Syndactyly. Retrieved September 30, 2022, from https://emedicine.medscape.com/article/1244420-overview
Helmi, Z. N. (2013). Buku Ajar Gangguan Muskuloskeletal. Jakarta: Salemba Medika.
Jose, R. M., Timoney, N., Vidyadharan, R., & Lester, R. (2010). Syndactyly correction: an aesthetic reconstruction. The Journal of Hand Surgery, European Volume, 35(6), 446–450. https://doi.org/10.1177/1753193410362638
Kemenkes RI. (2018). InfoDATIN: Kelainan bawaan. Pusat Data Dan Informasi Kemeterian Kesehatan RI, 1–6.
Lighty, T. (1999). Congenital anomalies: syndactily & polydactyly and cleft hand. In: Peimer CA ed. ,Surgery of the Hand and Upper Extremity. New York: McGraw-Hill.
Mah, J. K., Korngut, L., Dykeman, J., Day, L., Pringsheim, T., & Jette, N. (2014). A systematic review and meta-analysis on the epidemiology of Duchenne and Becker muscular dystrophy. Neuromuscular Disorders : NMD, 24(6), 482–491. https://doi.org/10.1016/j.nmd.2014.03.008
Notoatmodjo, S. (2016). Metodologi Penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Ramanda, R. (2020). Epidemiologi Club Foot. Retrieved from https://www.alomedika.com/penyakit/ortopedi/club-foot/epidemiologi
Rosano, A., Botto, L. D., Botting, B., & Mastroiacovo, P. (2000). Infant mortality and congenital anomalies from 1950 to 1994: An international perspective. Journal of Epidemiology and Community Health, 54(9), 660–666. https://doi.org/10.1136/jech.54.9.660
Sabina, S., & Anup, S. (2020) Prevalence of Congenital Malformations among Babies Delivered at a Tertiary Care Hospital JNMA J Nepal Med Assoc. Mei 2020; 58(225): 310–313.
Samsul, M., T. Susmiarsih., & Riyani, W (2009) Prevalensi bayi lahir cacat (Malformasi Kongenital) di Rumah Sakit Pendidikan Fakultas Kedokteran Universitas YARSI JURNAL KEDOKTERAN YARSI 17 (2) : 101-110
Sastroasmoro, S., & Ismael, S. (2014). Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta: Sagung Seto.
Scanderbeg, A. C., & Dallapiccola, B. (2006). Abnormal Skeletal Phenotypes: From Simple Signs to Complex Diagnoses. Italy: Springer Science & Business Media.
Sugiyono. (2015). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
WHO. (2020). Congenital anomalies. Retrieved July 15, 2021, from https://www.who.int/en/news-room/fact-sheets/detail/congenital-anomalies
WHO, S. (2013). Birth Defects In South-east Asia A Public Health Challenge. World Health Organization: Regional Office for South-East-Asia, SEA-CAH-13, 63–70.
DOI: https://doi.org/10.33024/jikk.v11i3.11888
Refbacks
- Saat ini tidak ada refbacks.
##submission.copyrightStatement##
##submission.license.cc.by-nc4.footer##
Pendidikan Dokter Universitas Malahayati Lampung
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.