SPASMOFILIA: LAPORAN KASUS

Garizah Aulia, Gusti Ayu Ema Widya Astuti, M. Rizki Rahman, M. Taufik Hadi, Kevin Susanto, Pratiwi Hendro Putri

Sari


Spasmofilia merupakan keadaan patologis dimana terjadi hiperiritabilitas saraf dan otot (neuromuskular) akibat adanya gangguan keseimbangan elektrolit, terutama ion kalsium (Ca2+) dan ion magnesium (Mg2+) yang ditandai dengan munculnya kedutan otot, kesemutan dan spasme karpopedal. Laporan kasus: Sejak 1 hari SMRS Pasien mengeluh kaku pada kedua tangan dan kaki. Kaku yang dirasakan muncul mendadak dan saat keluhan terjadi pasien tetap sadar. Selain kaku pasien juga mengeluh kram dan kedutan otot. Pasien juga mengeluh nyeri kepala, muntah 1x, dada terasa sesak dan kesemutan. Pasien juga mengatakan batuk kering sejak 2 hari SMRS. Riwayat demam dan luka disangkal. Pasien mengatakan memiliki riwayat keluhan yang sama sejak SD, keluhan dirasakan kaku pada tangan dan kaki. Keluhan yang dirasa menghilang dengan sendirinya dengan waktu <2 menit. Pasien mengatakan keluhan dirasakan 2 kali dalam setahun. Riwayat hipertensi dan diabetes mellitus disangkal. Riwayat keluhan yang sama pada keluarga disangkal. Pada pemeriksaan fisik dan pemeriksaan neurologis dijumpai kesadaran compos mentis GCS 15 (E4M6V5), tekanan darah 127/92 mmHg, respirasi 24 x/menit, Chvostek sign positif dan Trousseau sign positif. Pada pemeriksaan hasil laboratorium darah lengkap (06-11-2023) dijumpai penurunan nilai leukosit (2,96 103/µL), peningkatan eritrosit (5,33 103/µL), peningkatan MPV (9,50 fL), peningkatan GDS (151 mg/dl), penurunan kalsium ion (0,94 mmol/L) dan peningkatan pada PH (7,51 mmol/L). Pada pemeriksaan rontgen thorax dijumpai infiltrate pada kedua lapang paru. Hasil akhir disimpulkan diagnosa pasien yaitu Spasmofilia dan Pneumonia CAP. Diagnosis spasmofilia dapat ditegakkan dengan anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan neurologis, dan pemeriksaan penunjang.


Kata Kunci


Spasmophilia; Hiperiritabilitas; Neuromuskular

Teks Lengkap:

PDF

Referensi


Clinical Form of Spasmophilia. Available from://gluedideas.com/content_collection/disease-of-children/clinicalforms-of-spasmophilia P2.html.

Cowley DS, Roy-Byrne PP. Hyperventilation and panic disorder. Am J Med. 1987;83(5):929-937.

Erwin, I., & Fithrie, A. (2017). Spasmofilia. 44(12), 875–879.

Fensterheim H, Wiegand B. Group treatment of hyperventilation syndrome. Int J Group Psychother. 1991;41(4):399-403.

Galland L. Magnesium, Stress, and Neuropsychiatric Disorders. Diakses: 11 Januari 2011. Diunduh dari: http://www.mdheal.org/magnesiul.htm.

Urbano FL. Sign of Hypocalemia: Chovstek's and Trosseau's Signs. Hospital Physician. March 2000:43-45

Heri Peni, julianti, Sri Wahyudati, & Robby Tjandra Kartadinata. (2017). Efek Latihan Relaksasi Otot Progresif Terhadap Perbaaikan Gejala Klinis, Kecemasan, Hasil Elektromiografi dan Kualitas Hidup Pasien Spamofilia. 36(September), 19–24.

Lazuardi S. Spasmofilia dan nyeri kepala. Neurona Majalah Kedokteran Neurosains. PERDOSSI. 1995:2(4):27-35.

Lipman J. Tetanus. In: Bersten AD, Soni N, eds. Oh’s Intensive Care Manual. 6th ed. Philadelphia: Butterworth Heinemann Elsevier; 2009.p.593-7.

Magarian GJ, Olney RK. Absence spells. Hyperventilation syndrome as a previously unrecognized cause. Am J Med. 1984;76(5):905-9.

Mahadewa TGB, Maliawan S. Diagnosis & Tatalaksana Kegawat Daruratan Tulang Belakang.Jakarta: CV Sagung Seto;2009.

Markam S, Latief M. Spasmofilia yang disertai gejala mudah terkejut pada keadaan kesadaran menurun. Cermin Dunia Kedokteran. 1980; 18:35-36.

Maruli M, Anna MG, Hadinoto S. Spasmofilia aspek klinis dan elektromiografi. Dalam: Hadinoto S, Timotius J. Kejang Otot. Semarang. Badan Penerbit Universitas Diponegoro.1995:39-47.

Nuti R, Turchetti V, Martini G, Righi G, Galli M, Lore F. Pathophysiological aspects of calcium metabolism spasmophilia. Biomed Pharmacother. 1987;41 (2):96-100.

Day JW, Parry GJ. Normocalcemic tetany abolished by calcium infusion. Ann Neurol. 1990;27(4):438-440.

Paci A, Sartucci F, Rossi B, Migliaccio P, Pallesi R. Clinical manifestation of spasmophilia in developing age. Pediatr Med Chir. 1984;6(6):823-829.

Perdossi, P. D. Panduan Praktik Klinis Neurologi. 2016

Riggs JE. Neurological manifestation of fluid and electrolyte disturbances. Neurol Clin. 1989;7(3):509-523.

Roth B. Nevsimal O. EEG study of tetany and spasmophilia. Electroenceph Clin Neurophysiol. 1964; 17:36-45.

Schuitemaker GE. Spasmophilia. J Orthomol Med. 1988;3(3): 145-146.

Susanti L, Syarif I, Aulia N. 2022. Spasmofilia dengan Hipoparatiroidisme Pasca Tiroidektomi. Departemen Neurologi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. Scientific Journal. 1(4), pp. 291-297.

Taylor AM. Tetanus. Continuing education in anesthesia, critical are & pain. Vol. 6 No. 3. [Internet]. 2006 [cited 2013 Oct 20]. Available from: http://www.ceaccp.oxfordjournals.org.content/6/4/164.3.full.pdf.

Thwaites CL, Yen LM. Tetanus. In: Fink MP, Abraham E, Vincent JL, Kochanek PM, editors. Textbook of Critical Care. 5th ed. Philadelphia: Elsevier Saunders; 2005.p.1401-4.

Widiastuti MS. Simple clinical symptoms and signs for diagnosing spasmophillia. Yogyakarta. Universitas Gajah Mada. 1995.




DOI: https://doi.org/10.33024/jikk.v11i4.13423

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.


##submission.copyrightStatement##

##submission.license.cc.by-nc4.footer##

Pendidikan Dokter Universitas Malahayati Lampung



Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.