KARAKTERISTIK PENDAPATAN, PENDIDIKAN, POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KEJADIAN STUNTING DI PUSKESMAS MEURAXA
Sari
Stunting merupakan suatu keadaan dimana tinggi badan seorang anak lebih pendek dibandingkan dengan tinggi badan orang lain yang seusianya. Stunting dipengaruhi oleh kekurangan gizi kronis dan infeksi secara berulang - ulang pada periode 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Menurut World Health Organization (WHO) stunting ditentukan dengan nilai Z-score tinggi badan menurut umur (TB/U) yang kurang dari-2 standar deviasi (SD), Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, dengan observasi analitik dan rancangan yang digunakannya adalah cross sectional. Sampel penilitian menggunakan purposive sampling. Pengambilan sampel menggunakan rumus Isaac dan Michael. Dalam penelitian ini karakteristik ibu dengan anak stunting adalah 67.0%. Berdasarkan tingkat pendidikan ibu anak stunting adalah 63.7%. Berdasarkan tingkat pendapatan orang tua anak stunting dengan pendapatan kurang dari Rp. 2.000.000,00 adalah 72,5%. Karakteristik pola asuh keluarga abaik dengan anak stunting adalah 60.4%. Kasus stunting diPuskesmas Meuraxa didapatkan bahwa jumlah anak yang mengalami stunting sebanyak 186 dari total 702 pada tahun 2023. Kasus stunting pada anak di Puskesmas Meuraxa lebih banyak pada Ibu dengan tingkat pendidikan sekolah menengah atas dengan presentasi 63.7% . Orang tua dengan tingkat pendapatan rendah lebih banyak pada pasien stunting di Puskesmas Meuraxa Kota Banda Aceh dengan presentasi 72,5. Orang tua dengan pola asuh baik lebih banyak pada pasien stunting di Puskesmas Meuraxa Kota Banda Aceh dengan presentasi 60,4 %.
Kata Kunci
Teks Lengkap:
PDFReferensi
Banjarmasin M, A. P. (2021). Hubungan Pola Asuh Ibu dengan Kejadian Stunting Anak Usia 12-59 Bulan. Jurnal Ilmu Keperawatan Anak, 4(1), 37-42.
Dhiah Dwi Kusumawati, T. B. (2021). Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Kejadian Balita Stunting. JIKA, 6(1), 2598-3857.
Farisni TN, Z. Z. (2020). Pembentukan Kp-Stunting (Kelompok Preventif Stunting) sebagai Intervensi berbasis Upaya Masyarakat di Kabupaten Aceh Barat. Jurnal Ilmu Pengabdian Masyarakat, 4(2), 94.
Husnaniyah D, Y. D. (2020). Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu dengan Kejadian Stunting. Indonesian Journal Health Science, 12(1), 57-64.
Lestari W, M. A. (2014). Risk factors for stunting in children aged 6-24 months in the sub-district of Penanggalan, Subulussalam, Aceh Province. Jurnal Gizi Indonesia, 3(1), 37-45.
Lian Agustin, R. D. (2021). Hubungan Pendapatan Keluarga dengan Kejadian Stunting. Indonesian Journal Midwifery Vol 4 No 1, 30.
Nurmalasari Y, A. A. (2020). Hubungan Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu Dan Pendapatan Keluarga Dengan Kejadian Stunting Pada Anak Usia 6-59 Bulantingkat Pendidikan Ibu Dan Pendapatan Keluarga Dengan Kejadian Stunting Pada Anak Usia 6-59 Bulan Di Desa Mataram Ilir Kecamatan Seputih Sur. Jurnal Kebidanan Malahayati Vol 6 No 2, 205-211.
Rahmawati NF, F. N. (2020). Faktor Sosial, Ekonomi, dan Pemanfaatan Posyandu dengan Kejadian Stunting Balita Keluarga Miskin Penerima PKH di Palembang. Jurnal Gizi Klinis Indonesia, 17(1), 23.
RD, A. (2021). Hubungan Pemberian MP- ASI dan tingkat Pendidikan terhadap kejadian Stunting pada Balita. Jurnal Peneliti Perawat Profesi, 3(2), 407-412.
Wardani DWSR, W. M. (2020). Relationship of Social Economic and Food Security Factors on Stunting Incidence in Children under Five Years. Jurnal kesehatan, 11(2), 287.
DOI: https://doi.org/10.33024/jikk.v11i4.15226
Refbacks
- Saat ini tidak ada refbacks.
##submission.copyrightStatement##
##submission.license.cc.by-nc4.footer##
Pendidikan Dokter Universitas Malahayati Lampung
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.