Hubungan Status Gizi Dan Kebiasaan Mengkonsumsi Fast Food Dengan Perkembangan Seks Sekunder Pada Remaja Putri Di SMPN 27 Bandar Lampung
Sari
Masa remaja merupakan periode krusial bagi pertumbuhan dan perkembangan, terutama pada remaja putri. Perkembangan ciri seksual sekunder merupakan salah satu tanda utama pubertas yang dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk status gizi. Meningkatnya popularitas konsumsi makanan cepat saji di kalangan remaja menimbulkan kekhawatiran karena kandungan gizinya yang kurang optimal dan potensi gangguan terhadap keseimbangan hormon. Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik dengan pendekatan cross sectional dan teknik purposive sampling. Penelitian dilakukan pada remaja putri di SMPN 27 Bandar Lampung dengan jumlah sampel sebanyak 117 peserta. Analisis data dilakukan menggunakan uji korelasi Spearman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki status gizi baik/normal (65,8%), terbiasa mengonsumsi makanan cepat saji (59,8%), dan memiliki perkembangan ciri seksual sekunder yang baik (60,7%). Ditemukan hubungan yang signifikan antara status gizi (p-value = 0,021; r = 0,213) dan kebiasaan konsumsi makanan cepat saji (p-value = 0,033; r = -0,197) dengan perkembangan ciri seksual sekunder.
Kata Kunci
Teks Lengkap:
PDFReferensi
Afifah, C. A. N., Ruhana, A., Dini, C. Y., & Pratama, S. A. (2022). Buku Ajar Gizi dalam Daur Kehidupan (E. S. Wahyuni & S. Sulandjari (eds.). Deepublish.
American Academy of Pediatrics. (2022). Sexual development in adolescents and children. Pediatrics, 149(2).
Arisman, MB. (2014). Buku Ajar Ilmu Gizi: Obesitas, Diabetes Melitus, & Dislipidemia: Konsep, teori dan penanganan aplikatif. Jakarta: EGC.
Atasasih, H. (2022). Sosialisasi “Isi Piringku” Pada Remaja Putri Sebagai Upaya Pencegahan Stunting. Dinamisia: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 6(1), 116–121. https://doi.org/10.31849/dinamisia.v6i1.4685.
Balitbangkes Kemenkes RI. (2022). Laporan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2022. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Charina, M. S., Sagita, S., Koamesah, S. M. J., & Woda, R. R. (2022). Hubungan Pengetahuan Gizi Dan Pola Konsumsi Dengan Status Gizi Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Nusa Cendana. Cendana Medical Journal, (April), 197–204.
Dewi, Y. K., & Wibowo, A. (2022). Perkembangan seks sekunder pada remaja putri: Peran keluarga dan sekolah. Jurnal Keperawatan dan Kesehatan Reproduksi, 10(1), 17-23.
Dieny, F. F. (2014). Permasalahan Gizi Pada Remaja Putri. Graha Ilmu.
Ernestina Coast, Samantha R. Lattof, and Joe Strong. (2019). Puberty and menstruation knowledge among young adolescents in low- and middle-income countries: a scoping review. International Journal of Public Health, 64(2), 293–304.
Fatoni Zainal, D. (2020). Remaja dan Perilaku Beresiko di Era Digital.
Februhartanty, J., P. H. Rachman, E. Ermayani, H. Dilanawati, & H. Harsian. (2019). Gizi dan Kesehatan Remaja. Seameo Recfon. Jakarta.
Fikawati, S., Syafi, A., & Veratamalia, A. (2017). Gizi Anak dan Remaja. Raja Grafindo Persada.
Hafiza, D., Utmi, A., & Niriyah, S. (2020). Hubungan Kebiasaan Makan dengan Status Gizi Pada Remaja SMP YLPI Pekanbaru. 9, 86–96. https://jurnal.stikesalinsyirah.ac.id/index.php/keperawatan/.
Hartini, (2017). Perkembangan Fisik Dan Body Image Remaja. ISLAMIC COUNSELING VOL. 1 NO. 02 P-ISSN 2580-3638, E-ISSN 2580-3646.
Haryo BS., Marni Br., Titus T. (2022). Buku ajar Gizi Kesehatan Reproduksi. Jakarta. Trans Info Media.
Ignu, N. (2019). Millenial Moslems. In Angewandte Chemie International Edition, 6(11), 951–952.
Ilham, R. (2019). Sobat Milenial.
Irianto, K. (2015). Gizi Seimbang Dalam Kesehatan Reproduksi. Bandung: Alfabeta.
Judhiastuty Februhartanty., Evi Ermayani., Purnawati Hustina Rachman., Heffy ianawati., Henny Harsian. (2019). Gizi dan Kesehatan Remaja. Jakarta: SEAMEO RECFON.
Kemendikbud RI. (2019). Remaja Sehat itu Keren. In Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. https://sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id/laman/uploads/Dokumen/7156_2019-10-30/remaja_sehat_itu_keren.pdf.
Kementerian Kesehatan RI. (2018). Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian RI.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2021). Indonesia Health Statistic 2021. WHO.
Kurniati, I. (2020). Anemia defisiensi zat besi (Fe). Jurnal Kedokteran Universitas Lampung, 4(1), 18-33.
Lestari, M., & Amal, F. (2019). Faktor-faktor yang berhubungan dengan Siklus Haid Tidak Teratur Pada Mahasiswi Kebidanan Poltekkes Kemenkes JayaPura. Jurnal Sehat Mandiri. Vol. 14(2).
Marion Nestle. (2013). Fast Food and the American Diet: A Nutrition Handbook. Oxford University Press.
Nugroho, R. A., dkk. (2023). Prevalensi Seks Sekunder pada Remaja Putri di Provinsi Lampung: Analisis Data SDKI 2022. Jurnal Kesehatan Masyarakat Universitas Lampung.
Octavia, Z. F. (2020). Frekuensi Dan Kontribusi Energi Dari Sarapan Meningkatkan Status Gizi Remaja Putri. Jurnal Riset Gizi, 8(1), 32–36. https://doi.org/10.31983/jrg.v8i1.5749.
Prastiwi, V. R. (2021). Pola Makan Sehat dan Gizi Remaja. PT Perca.
Setyawati, V. A. V., & Hartini, E. (2018). Buku Ajar Dasar Ilmu Gizi Kesehatan Masyarakat. Deepublish.
Susyanto, B. E., & Fadhilah, W. (2023). Edukasi Gizi Remaja. Deepublish.
Uramako, D. F. (2021). Faktor Determinan yang Berpengaruh Terhadap Status Gizi Remaja. Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada, 10(2), 560–567. https://doi.org/10.35816/jiskh.v10i2.651.
World Health Organization (WHO). (2022). World Population Prospects 2022.
Yulianingsih, R. (2017). Hubungan Konsumsi Fast food dan Aktivitas Fisik dengan Status Gizi Remaja SMA N 1 Baturetno Wonogiri. Skripsi, 97. https://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/68371/Dessy_Natalia_Wandansari. pdf.
DOI: https://doi.org/10.33024/jikk.v12i5.19203
Refbacks
- Saat ini tidak ada refbacks.
##submission.copyrightStatement##
##submission.license.cc.by-nc4.footer##
Pendidikan Dokter Universitas Malahayati Lampung

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.