Pengaruh Ekstrak Daun Duku (Lansium domesticum Corr. Serr.) terhadap Mortalitas Larva Aedes aegypti (Diptera: Culicidae)

Ismalia Husna

Sari


Aedes aegypti merupakan vektor dari penyakit demam berdarah dengue (DBD) yang sampai saat ini obat maupun vaksinnya belum ada. Satu-satunya cara pemberantasan transmisi dari penyakit DBD adalah dengan pegendalian vektor, namun pengendalian vektor yang saat ini sering dilakukan adalah dengan insektisida kimia yang notabenenya dapat mengakibatkan resistensi dan pencemaran lingkungan jika digunakan secara terus-menerus. Karena itu pengendalian dengan menggunakan insektisida alami yang berasal dari ekstrak tanaman merupakan salah satu solusi yang sampai saat ini kiat dikembangkan oleh para peneliti. Tanaman yang berpotensi sebagai insektisida alami salah satunya adalah duku (Lansium domesticum). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi dari ekstrak daun duku dalam menimbulkan kematian larva Aedes aegypti. Penelitian ini menggunakan ekstrak daun duku dengan 5 konsentrasi yaitu 0,2%, 0,4%, 0,6%, 0,8%, 1,0% dan 0% sebagai kontrol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa selama 24 jam pemaparan ekstrak didapatkan nilai LC50 dan LC90 adalah 0,2% dan 0,3%, dan selama 48 jam pemaparan didapatkan nilai LC50 dan LC90 sebesar 0,07% dan 0,12%. Perubahan morfologi pada larva Ae. aegypti yang terjadi adalah rusaknya papil anal dan menghitamnya sifon. Kesimpulan dari penelitian ini adalah ekstrak daun duku berpengaruh terhadap mortalitas larva Ae. aegypti dengan konsentrasi efektif yaitu 0,2%.

Teks Lengkap:

PDF

Referensi


Chaieb, I. (2010). Saponins as Insecticides : a Review. Tunisian Journal of Plant Protection, 5(1), 39–50.

De Geyter, E., Lambert, E., Geelen, D., & Smagghe, G. (2007). Novel advances with plant saponins as natural insecticides to control pest insects. Pest Technology, 1(2), 96–105.

Deore, S. L., & Khadabadi, S. S. (2009). Larvicidal activity of the saponin fractions of Chlorophytum borivilianum santapau and Fernandes. Journal of Entomology and Nematology, 1(November), 64–66.

Dwinatari, I. K., & Murti, Y. B. (2015). Pengaruh waktu pemanenan dan tingkat maturasi daun terhadap kadar viteksikarpin dalam daun legundi (Vitex trifolia L.). Traditional Medicine Journal, 20(2), 105–111.

Elumalai, K., Dhanasekaran, S., & Krishnappa, K. (2013). Larvicidal activity of Saponin isolated from Gymnema sylvestre R. Br. (Asclepiadaceae) against Japanese Encephalitis vector, Culex tritaeniorhynchus Giles (Diptera: Culicidae). European Review for Medical and Pharmacological Sciences, 17(10), 1404–1410.

Fidiana, D. F., Mifbakhudin, & Nurullita, U. (2013). Daya Bunuh Ekstrak Kulit Duku ( Lansium Domesticum Corr ) Terhadap Kematian Larva Aedes aegypti. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 8(2), 2013.

Firdaus, I., Retnowati, R., & Sutrisno. (2015). Fraksinasi Ekstrak metanol Daun Mangga Kasturi ((Mangifera casturi Kosterm) Dengan Pelarut n-Butanol. Kimia Student Journal, 1(1), 787.

Guerdan, B. (2010). Dengue fever/dengue hemorrhagic fever. Am. J. Clin. Med., 7(2), 51–53.

Gunawan, E. (2011). Efek potensial larvasida kombinasi ekstrak daun kemangi (Ocimum sanctum Linn) dan biji jarak (Ricinus communis Linn) terhadap Aedes aegypti. Universitas Sebelas Maret.

Houghton, P. J., & Raman, A. (1998). Laboratory Handbook for the Fractionation of Natural Extracts.

Isfaeni, H., Filani, R., & Pertiwi, A. (2012). Repellency of Lansium domesticum peels extract to Nilaparvata lugens ( Homoptera ) on Oryza sativa IR 42, 1(10), 13220.

Kemenkes. (2015). Demam berdarah biasanya mulai meningkat di januari. Demam Berdarah Biasanya Mulai Meningkat Di Januari, 5–6.

Kumar, S., Wahab, N., Mishra, M., & Warikoo, R. (2012). Evaluation of 15 local plant species as larvicidal agents against an Indian strain of dengue fever mosquito, Aedes aegypti L. (Diptera: Culicidae). Frontiers in Physiology, 3 APR(April), 1–6.

Mardiana, Supraptini, & Aminah, N. S. (2009). Datura me tel linnaeus Sebagai Insektisida dan Larvasida Botani serta Bahan Baku Obat Tradisional. Media Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan, 19.

Ni’mah, T., Oktarina, R., Mahdalena, V., & Asyati, D. (2014). Potensi ekstrak biji duku (Lansium domesticum Corr) terhadap Aedes aegypti. Buletin Penelitian Kesehatan, 43(2), 131–136.

Safar, R. (2009). Parasitologi kedokteran: protozoologi, helmintologi, entomologi. Bandung: CV. Yrama Widya.

WHO. (2005). Guidelines for laboratory and field testing of mosquito larvicides. World Health Organization, 1–41.

Wong, P. S. J., Li, M. zhi I., Chong, C. S., Ng, L. C., & Tan, C. H. (2013). Aedes (Stegomyia) albopictus (Skuse):a potential vector of zika virus in Singapore. PLoS Neglected Tropical Diseases, 7(8), 1–5.

Yu, K. X., Wong, C. L., Ahmad, R., & Jantan, I. (2015). Larvicidal activity, inhibition effect on development, histopathological alteration and morphological aberration induced by seaweed extracts in Aedes aegypti (Diptera: Culicidae). Asian Pacific Journal of Tropical Medicine, 8(12), 1006–1012.




DOI: https://doi.org/10.33024/jikk.v6i1.2196

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.


##submission.copyrightStatement##

##submission.license.cc.by-nc4.footer##

Pendidikan Dokter Universitas Malahayati Lampung



Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.