PENGARUH PENGGUNAAN KOSMETIK TERHADAP ACNE VULGARIS PADA REMAJA PUTRI KELAS I DAN KELAS II SMA NEGERI 4 BANDA ACEH
Sari
Acne Vulgaris adalah suatu kondisi inflamasi umum pada unit polisebaseus yang sering terjadi pada remaja dan dewasa muda. Penyebab pasti acne vulgaris sampai saat ini belum diketahui secara pasti, namun terdapat beberapa faktor yang mempengaruhinya seperti genetic, hormonal, diet, penggunaan kosmetik, trauma, infeksi dan psikis. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh antara penggunaan kosmetik dengan acne vulgaris pada remaja putri kelas I dan kelas II SMAN 4 Banda Aceh. Desain penelitian mengunakan desain korelasional dengan metode pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 327 remaja. Sampel penelitian menggunakan simple random sampling sebanyak 180 remaja. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah pendekatan dan observasi. Metode analisa data yang di gunakan yaitu chi-square. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner, dan pemeriksaan fisik (inspeksi). Variabel independen penelitian adalah penggunaan kosmetik sedangkan variabel dependen adalah acne vulgaris. Hasil penelitian membuktikan bahwa sebagian besar siswi mengggunakan kosmetik yaitu sebanyak 143 (79,4%), dan sebanyak 37 (20,6%) siswi tidak menggunakan kosmetik. Hasil analisis chi-square didapatkan nilai p value = 0,017< α (0.05) yang berarti terdapat pengaruh antara Penggunaan Kosmetik dengan Acne Vulgaris pada Remaja Putri Kelas I dan Kelas II SMAN 4 Banda Aceh.
Kata Kunci
Teks Lengkap:
PDFReferensi
Andriana R, Effendi A, Berawi KN. (2014). Hubungan antara Penggunaan Kosmetik Wajah Terhadap Kejadian Akne Vulgaris pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. Medical journal of Lampung University, 3(1):1-8.
Ahmed S, Ahmed I. (2013).Frequency and magnitude of anxiety and depression among acne patients: a study of 100 cases.
Baumann L, Keri J. Acne (Type 1 sensitive skin). In :Baumann L, Saghari S, Weisberg E, eds. Cosmetic dermatology principles and practice. 2 nd ed. New York: Mc Graw Hill; 2010. 121-7.
Cuncliffe WJ, Perera DH, Thackeray P, Williams M, Froster RA and Williams SM. (2010). Pilo Sebaceuous duct physiology, observation on the number and size of pilo sebaceuous duct in acne vulgaris. But J Dermatol. 95 : 153-5.
Fulton, James JR. (2010). Acne vulgaris. Cited June 21,8 screen in MedscapeJournal. Avalaible from: http://dermatology.cdlib.org/93/commentary/acne/hanna.html.
Harahap M. (2010). Ilmu Penyakit Kulit. Jakarta: Hipocrates. p. 35-45.
Harper JC. Acne Vulgaris. Available from: eMedicine Specialities USA. Januari: 2012.
Hartadi. (2012). Dermatosis Non Bakterial. Semarang: Badan Penerbit UNDIP. p.98-105.
Kabau S. (2012) Program Pendidikan Sarjana Kedokteran Universitas Diponegoro Tahun 2012. p.1-18.
NB Simpson, Cuncliffe WJ. (2012). Disorders of sebaceous glands. In: Burns T, Breathnach S, Cox N, Griffiths C, editor. Rook's Textbook of Dermatology, 7 th ed 2012.,Oxford: Blackwell publishing;.p. 43.1-43.75.
Simon C. (2012). Acne vulgaris. Oxford: Oxford University Press.
Susanto SD. (2010). Epidemiologi Akne. Dalam : Seminar and workshop penanganan akne. Semarang, 21-22 Maret 2010.
DOI: https://doi.org/10.33024/jikk.v7i1.2320
Refbacks
- Saat ini tidak ada refbacks.
##submission.copyrightStatement##
##submission.license.cc.by-nc4.footer##
Pendidikan Dokter Universitas Malahayati Lampung
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.