FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KONVERSI SPUTUM YANG TERTUNDA PADA PASIEN TUBERKULOSIS PARU DI KOTA BANDAR LAMPUNG

Bernice Rizki Novera, Dyah Wulan Wardani, Endang Budiati

Sari


Abstrak: Faktor yang Berhubungan dengan Konversi Sputum yang Tertunda Pada Pasien Tuberkulosis Paru di Kota Bandar Lampung. Konversi sputum merupakan penemuan dari tidak ditemukanya basil Mycobacterium tuberculosis pada BTA positif pada kultur sputum yang diambil pada akhir bulan kedua. Berdasarkan data angka penemuan kasus TB paru di Provinsi Lampung diketahui terjadi kenaikan dari tahun 2017, 2018 dan 2019 sebesar 28%, 44,39% dan 54%, namun di tahun 2020 terjadi penurunan sebesar 36%, angka ini juga belum mencapai target yang sudah ditetapkan yaitu 70%. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis  faktor yang berhubungan dengan  konversi sputum yang tertunda pada pasien TB paru di Kota Bandar Lampung. Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan case-control. Teknik pengambilan sampel purposive sampling, sampel didapat dengan melihat data pasien TB yang tercatat pada SITB. Penelitian dilakukan pada 9 puskesmas dan didapatkan 62 sampel yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi. Hasil penelitian didapatkan distribusi frekuensi merokok (91.9%), tidak konsumsi alkohol (64.5%), tidak patuh minum obat (74.2%), diabetes (80.6%), tidak HIV (91.9%), malnutrisi (62.9%), jarak akses yang jauh (67.7%), kondisi lingkungan yang tidak layak huni (83.9%), tidak adanya PMO (61.3%), tidak adanya dukungan keluarga (69.4%), tidak adanya dukungan petugas kesehatan (69.4%) dan konversi sputum yang tertunda (50.0%). Berdasarkan hasil analisis multivariat didapatkan variabel akses pelayanan kesehatan paling berpengaruh dan merupakan variabel dominan dengan OR: 44.123.

Kata Kunci


Konversi Sputum, Mycobacterium tuberculosis dan TB paru

Teks Lengkap:

PDF

Referensi


Achmadi, Umar F. (2021). Dasar-dasar Penyakit Berbasis Lingkungan. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Anindita, Wardhani, Dyah., Minerva. (2017). Pengaruh Merokok terhadap Kejadian Konversi Sputum pada Penderita Tuberkulosis Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Panjang. Jurnal kesehatan dan Agromedicine: FK Unila, 6(1), p12-19.

Azwar, Saifuddin. (2008). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Breen RA, Smith CJ, Bettinson H, Dart S, Bannister B, Johnson MA, et al. (2004). Paradoxical reactions during tuberculosis treatment in patients with and without HIV co-infection. Thorax;59:704-7.

Cegielski JP, Mcmurray DN. (2004). The relationship between malnutrition and

tuberculosis : evidence from studies in humans and experimental animals.Int J Tuberc Lung Dis;8:286-98.

Dessy. (2004). Hubungan antara dukungan keluarga dan kepatuhan minum obat. Puskesmas Mangkang.

Dinkes Provinsi Lampung. (2020). Profil Dinas Kesehatan Tahun 2020. Lampung Dinas Kesehatan Provinsi Lampung.

Fatimah Z, H. (2021). Hubungan diabetes melitus dengan kejadian tuberculosis studi case control di RSUD Kota Pinang. Medan.

Hamidah. (2015). Hubungan Kualitas Lingkungan Fisik Rumah Dengan Kejadian TB Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Perawatan Siko Kecamatan Tenate Utara Kota Ternate. Jurnal e-Biomedik 3 (3): 856-864.

Hapsari, R., Faridah, F., Balwa, F., Saraswati, D. (2013). Analisis Kaitan Riwayat Merokok Terhadap Pasien Tuberkulosis Paru (TB Paru) di Puskesmas Srondol. Jurnal Ilmiah Mahasiswa, 3(2), p47-50.

Hardiyanti, D., & Savitri, W. (2016). Kondisi Rumah Penderita Tuberkulosis Paru Dan Non Tuberkulosis Paru Di Wilayah Kerja Puskesmas Piyungan Kabupaten Bantul Yogyakarta (Doctoral dissertation, STIKES Jenderal A. Yani Yogyakarta).

Harnanik. (2014). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan TB Paru di Puskesmas Probodadi II Kabupaten Grobongan. Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan. Aisyiyah, Yogyakarta.

Hidayat, A. (2012). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Salemba Medika.

Husnul, U., Irvani, D. Y. & Veny, E. (2015). Identifikasi Karakteristik Orang Risiko Tinggi HIV dan AIDS Tentang Program Pelayanan Voluntary Counseling and Testing (VCT). Jom, 2(1): 853–862.

Ismarani. (2007). Hubungan kebiasaan merokok dengan beberapa profil penderita TB paru di bangsal rawat inap paru rs dr m djamil Padang, Padang: FK Unand. Penelitian. p. 3- 21.

Khairani, N., Effendi, S. U., dan Izhar, I. (2020). Hubungan Kepadatan Hunian dan Ventilasi Rumah dengan Kejadian TB Paru pada Pasien Dewasa yang Berkunjung ke Puskesmas Karang Jaya Kabupaten Musi Rawas Utara. CHMK Health Journal, 4(2), 140-149.

Kharisma, Elvin Sandra. (2010). Hubungan Jarak Rumah, Tingkat Pendidikan dan Lama Pengobatan dengan Kepatuhan Berobat Penderita Tuberkulosis TB Paru di RSUD DR, Moewardi (Skripsi). Surakarta: FK- UNS.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2011). Terobosan menuju akses universal: strategi nasional pengendalian TB di Indonesia 2010-2014. Jakarta: Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan.

Leung C, Yew W, Mok T, Lau K, Wong C, Chau. (2017). Effects of diabetes mellitus on the clinical presentation and treatment response in tuberculosis. Respirology. 22(6):1225-1232.

Leung C. (2010). Passive smoking and tuberculosis. 170(3);287-92.

Mandalie. (2020). Konversi Sputum pada Pasien TB MDR dan Hubungannya dengan Faktor Non-Genetik dan Genetik. Program Studi Ilmu Mikrobiologi Klinik Jakarta.

Maulidia, D. 2014. Hubungan Antara Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Minum Obat Pada Penderita Tuberkulosis di Wilayah

Ciputat Tahun 2014. Skripsi: Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayahtullah. Jakarta.

Niven, N. (2002). Psikologi Kesehatan. Edisi kedua, EGC, Jakarta.

Notoatmodjo. (2014). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku Edisi Revisi. Jakarta. Rineka Cipta.

Nursalam. (2009). Manajemen Keperawatan : Aplikasi Dalam Praktek Keperawatan Profesional. Edisi 2. Selemba Medika, Jakarta.

Olys, Ferr Ardhiansyah. (2016). Faktor risiko internal terhadap kejadian gagal konversi pengobatan penderita baru tuberculosis paru fase intensif. Jurnal Farmasetis Volume 7 No.1 Hal 1-5.

Pangastuti. 2015. Hubungan Kondisi Lingkungan Fisik Rumah dan Kontak Serumah dengan Penderita TB dengan Kejadian TB Paru BTA Positif. Semarang

Patiung. (2014). Hubungan status gizi dengan CD4 pada pasien tuberkulosis paru

Prasetyo. (2018). Akses Jalan, Hambatan Pelayanan Kesehatan yang Kerap Terlupa. Jakarta. 38.

Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS). (2018). Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian RI tahun 2018. Jakarta.

Riza, L., Sukendra, M. (2017). Hubungan Perilaku Merokok dengan Kejadian Gagal Konversi Pasien Tuberkulosis Paru di Balai KesehataPan Paru Masyarakat (BKPM) Wilayah Semarang. Public Health Perspective Journal, 2(1).

Rumimpunu R, Franckie RRM, Febi KK. 2019. Hubungan antara dukungan keluarga dan dorongan petugas kesehatan dengan kepatuhan berobat penderita tuberkulosis paru di Puskesmas Likupang Kabupaten Minahasa Utara. Jurnal Kesmas 7(4): 1-15.

Sarangi SS & Dutt D. (2014). Risk factors associated with default among retreatment tuberculosis patients on DOTS in Paschim Medinipur district (West Bengal). Indian J Tuberc. Jul;61(3):213-23.

Septia A, Rahmalia S, Sabrian F. (2019). Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan. JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (eJournal) Volume 7, Nomor 1, Januari 2019 (ISSN: 2356-3346) Minum Obat Pada Penderita Tb Paru. Jom PSIK;1(2):1- 10.

Sianturi R. (2014). Analisis faktor yang berhubungan dengan kekambuhan TB Paru. UJPH. 3(1):1-10.

Snewe, F. (2002). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Berobat Penderita Tuberkulosis Paru. Depok : Peneliti Puslitbang Ekologi Kesehatan. Badan Lithbangkes, bul.Panel,Kesehatan vol.30 No.1:31-38.

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta, CV.

Syafri KA. (2015). Hubungan Kondisi Fisik Rumah dengan Kejadian Tuberkulosis Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Ngemplak Boyolali. Boyolali.

Sylvie P, Elly R. (2020) . Hubungan pengetahuan tentang penyakit TB Paru dengan petahan minum obat di Puskesmas Peterongan Jombang. Jombang.

Vijay S.,Kumar P.,Chauhan LS., et al. (2010). Risk Factors Associated with Default

among New Smear Positive TB Patients Treated Under DOTS in India. PLoS One. 5(4): e10043: 1-9.

Wahyuni, M., Amir, Z., Rahardjo, W., Yunita, R., Abidin, A. (2016). Pengaruh Merokok Terhadap Konversi Sputumpada Penderita Tuberkulosis Paru Kategori I. Jurnal Respirologi, 36(2)

Wardani D, Wahono E. (2019). Predominant Determinants of Delayed Tuberculosis Sputum Conversion in Indonesia. Indian Journal of Community Medicine.

(1):53-57.

Wiyono. (2008). Penyakit Tropis Epidemiologi, Penularan, Pencegahan & Pemberantasannya. Jakarta : Erlangga.

Yuliawati, Hayatul R, Wely Y, Rizky YP. (2018). Hubungan pengetahuan penderita TB paru, pelayanan kesehatan dan pengawasan menelan obat terhadap tingkat kepatuhan pasien. Riset Informasi Kesehatan 7(3) : 31- 38.

Yulianti, Y. (2018). Hubungan Efikasi Diri Dan Dukungan Keluarga

Dengan Kepatuhan Minum Obat Pada Penderita Tuberkulosis Di Wilayah Kerja Puskesmas Sukabumi Kota Sukabumi. Jurnal Ummi, 12(3), 53–60.

Yulisetyaningrum, et al. (2019). Hubungan Jarak Rumah Dengan Kepatuhan Minum Obat Pada Pasien Tbc Di Rsi Sunan Kudus. Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol.10 No.1.

Zuriya, Y. (2016). Hubungan antara faktor host dan lingkungan dengan kejadian TB Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang Tahun 2016. Jakarta




DOI: https://doi.org/10.33024/jikk.v10i4.9930

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.


##submission.copyrightStatement##

##submission.license.cc.by-nc4.footer##

Pendidikan Dokter Universitas Malahayati Lampung



Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.