FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KONVERSI SPUTUM YANG TERTUNDA PADA PASIEN TUBERKULOSIS PARU DI KOTA BANDAR LAMPUNG
Sari
Kata Kunci
Teks Lengkap:
PDFReferensi
Achmadi, Umar F. (2021). Dasar-dasar Penyakit Berbasis Lingkungan. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
Anindita, Wardhani, Dyah., Minerva. (2017). Pengaruh Merokok terhadap Kejadian Konversi Sputum pada Penderita Tuberkulosis Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Panjang. Jurnal kesehatan dan Agromedicine: FK Unila, 6(1), p12-19.
Azwar, Saifuddin. (2008). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Breen RA, Smith CJ, Bettinson H, Dart S, Bannister B, Johnson MA, et al. (2004). Paradoxical reactions during tuberculosis treatment in patients with and without HIV co-infection. Thorax;59:704-7.
Cegielski JP, Mcmurray DN. (2004). The relationship between malnutrition and
tuberculosis : evidence from studies in humans and experimental animals.Int J Tuberc Lung Dis;8:286-98.
Dessy. (2004). Hubungan antara dukungan keluarga dan kepatuhan minum obat. Puskesmas Mangkang.
Dinkes Provinsi Lampung. (2020). Profil Dinas Kesehatan Tahun 2020. Lampung Dinas Kesehatan Provinsi Lampung.
Fatimah Z, H. (2021). Hubungan diabetes melitus dengan kejadian tuberculosis studi case control di RSUD Kota Pinang. Medan.
Hamidah. (2015). Hubungan Kualitas Lingkungan Fisik Rumah Dengan Kejadian TB Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Perawatan Siko Kecamatan Tenate Utara Kota Ternate. Jurnal e-Biomedik 3 (3): 856-864.
Hapsari, R., Faridah, F., Balwa, F., Saraswati, D. (2013). Analisis Kaitan Riwayat Merokok Terhadap Pasien Tuberkulosis Paru (TB Paru) di Puskesmas Srondol. Jurnal Ilmiah Mahasiswa, 3(2), p47-50.
Hardiyanti, D., & Savitri, W. (2016). Kondisi Rumah Penderita Tuberkulosis Paru Dan Non Tuberkulosis Paru Di Wilayah Kerja Puskesmas Piyungan Kabupaten Bantul Yogyakarta (Doctoral dissertation, STIKES Jenderal A. Yani Yogyakarta).
Harnanik. (2014). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan TB Paru di Puskesmas Probodadi II Kabupaten Grobongan. Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan. Aisyiyah, Yogyakarta.
Hidayat, A. (2012). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Salemba Medika.
Husnul, U., Irvani, D. Y. & Veny, E. (2015). Identifikasi Karakteristik Orang Risiko Tinggi HIV dan AIDS Tentang Program Pelayanan Voluntary Counseling and Testing (VCT). Jom, 2(1): 853–862.
Ismarani. (2007). Hubungan kebiasaan merokok dengan beberapa profil penderita TB paru di bangsal rawat inap paru rs dr m djamil Padang, Padang: FK Unand. Penelitian. p. 3- 21.
Khairani, N., Effendi, S. U., dan Izhar, I. (2020). Hubungan Kepadatan Hunian dan Ventilasi Rumah dengan Kejadian TB Paru pada Pasien Dewasa yang Berkunjung ke Puskesmas Karang Jaya Kabupaten Musi Rawas Utara. CHMK Health Journal, 4(2), 140-149.
Kharisma, Elvin Sandra. (2010). Hubungan Jarak Rumah, Tingkat Pendidikan dan Lama Pengobatan dengan Kepatuhan Berobat Penderita Tuberkulosis TB Paru di RSUD DR, Moewardi (Skripsi). Surakarta: FK- UNS.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2011). Terobosan menuju akses universal: strategi nasional pengendalian TB di Indonesia 2010-2014. Jakarta: Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan.
Leung C, Yew W, Mok T, Lau K, Wong C, Chau. (2017). Effects of diabetes mellitus on the clinical presentation and treatment response in tuberculosis. Respirology. 22(6):1225-1232.
Leung C. (2010). Passive smoking and tuberculosis. 170(3);287-92.
Mandalie. (2020). Konversi Sputum pada Pasien TB MDR dan Hubungannya dengan Faktor Non-Genetik dan Genetik. Program Studi Ilmu Mikrobiologi Klinik Jakarta.
Maulidia, D. 2014. Hubungan Antara Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Minum Obat Pada Penderita Tuberkulosis di Wilayah
Ciputat Tahun 2014. Skripsi: Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayahtullah. Jakarta.
Niven, N. (2002). Psikologi Kesehatan. Edisi kedua, EGC, Jakarta.
Notoatmodjo. (2014). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku Edisi Revisi. Jakarta. Rineka Cipta.
Nursalam. (2009). Manajemen Keperawatan : Aplikasi Dalam Praktek Keperawatan Profesional. Edisi 2. Selemba Medika, Jakarta.
Olys, Ferr Ardhiansyah. (2016). Faktor risiko internal terhadap kejadian gagal konversi pengobatan penderita baru tuberculosis paru fase intensif. Jurnal Farmasetis Volume 7 No.1 Hal 1-5.
Pangastuti. 2015. Hubungan Kondisi Lingkungan Fisik Rumah dan Kontak Serumah dengan Penderita TB dengan Kejadian TB Paru BTA Positif. Semarang
Patiung. (2014). Hubungan status gizi dengan CD4 pada pasien tuberkulosis paru
Prasetyo. (2018). Akses Jalan, Hambatan Pelayanan Kesehatan yang Kerap Terlupa. Jakarta. 38.
Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS). (2018). Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian RI tahun 2018. Jakarta.
Riza, L., Sukendra, M. (2017). Hubungan Perilaku Merokok dengan Kejadian Gagal Konversi Pasien Tuberkulosis Paru di Balai KesehataPan Paru Masyarakat (BKPM) Wilayah Semarang. Public Health Perspective Journal, 2(1).
Rumimpunu R, Franckie RRM, Febi KK. 2019. Hubungan antara dukungan keluarga dan dorongan petugas kesehatan dengan kepatuhan berobat penderita tuberkulosis paru di Puskesmas Likupang Kabupaten Minahasa Utara. Jurnal Kesmas 7(4): 1-15.
Sarangi SS & Dutt D. (2014). Risk factors associated with default among retreatment tuberculosis patients on DOTS in Paschim Medinipur district (West Bengal). Indian J Tuberc. Jul;61(3):213-23.
Septia A, Rahmalia S, Sabrian F. (2019). Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan. JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (eJournal) Volume 7, Nomor 1, Januari 2019 (ISSN: 2356-3346) Minum Obat Pada Penderita Tb Paru. Jom PSIK;1(2):1- 10.
Sianturi R. (2014). Analisis faktor yang berhubungan dengan kekambuhan TB Paru. UJPH. 3(1):1-10.
Snewe, F. (2002). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Berobat Penderita Tuberkulosis Paru. Depok : Peneliti Puslitbang Ekologi Kesehatan. Badan Lithbangkes, bul.Panel,Kesehatan vol.30 No.1:31-38.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta, CV.
Syafri KA. (2015). Hubungan Kondisi Fisik Rumah dengan Kejadian Tuberkulosis Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Ngemplak Boyolali. Boyolali.
Sylvie P, Elly R. (2020) . Hubungan pengetahuan tentang penyakit TB Paru dengan petahan minum obat di Puskesmas Peterongan Jombang. Jombang.
Vijay S.,Kumar P.,Chauhan LS., et al. (2010). Risk Factors Associated with Default
among New Smear Positive TB Patients Treated Under DOTS in India. PLoS One. 5(4): e10043: 1-9.
Wahyuni, M., Amir, Z., Rahardjo, W., Yunita, R., Abidin, A. (2016). Pengaruh Merokok Terhadap Konversi Sputumpada Penderita Tuberkulosis Paru Kategori I. Jurnal Respirologi, 36(2)
Wardani D, Wahono E. (2019). Predominant Determinants of Delayed Tuberculosis Sputum Conversion in Indonesia. Indian Journal of Community Medicine.
(1):53-57.
Wiyono. (2008). Penyakit Tropis Epidemiologi, Penularan, Pencegahan & Pemberantasannya. Jakarta : Erlangga.
Yuliawati, Hayatul R, Wely Y, Rizky YP. (2018). Hubungan pengetahuan penderita TB paru, pelayanan kesehatan dan pengawasan menelan obat terhadap tingkat kepatuhan pasien. Riset Informasi Kesehatan 7(3) : 31- 38.
Yulianti, Y. (2018). Hubungan Efikasi Diri Dan Dukungan Keluarga
Dengan Kepatuhan Minum Obat Pada Penderita Tuberkulosis Di Wilayah Kerja Puskesmas Sukabumi Kota Sukabumi. Jurnal Ummi, 12(3), 53–60.
Yulisetyaningrum, et al. (2019). Hubungan Jarak Rumah Dengan Kepatuhan Minum Obat Pada Pasien Tbc Di Rsi Sunan Kudus. Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol.10 No.1.
Zuriya, Y. (2016). Hubungan antara faktor host dan lingkungan dengan kejadian TB Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang Tahun 2016. Jakarta
DOI: https://doi.org/10.33024/jikk.v10i4.9930
Refbacks
- Saat ini tidak ada refbacks.
##submission.copyrightStatement##
##submission.license.cc.by-nc4.footer##
Pendidikan Dokter Universitas Malahayati Lampung
![Creative Commons License](https://i.creativecommons.org/l/by-nc/4.0/88x31.png)
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.