Kemandirian Masyarakat dalam Pencegahan dan Deteksi Dini Diabetic Foot Ulcer (DFU) pada Penderita Diabetes Melitus di Desa Pulau Lemukutan Kecamatan Sungai Raya Kepulauan Kabupaten Bengkayang Provinsi Kalimantan Barat
Sari
ABSTRAK
Deteksi dini risiko DFU dapat dilakukan dengan memeriksa kaki secara teratur dan mendeteksi jika terdapat luka atau sesuatu yang mencurigakan. Dengan demikian, hal tersebut dapat mencegah munculnya luka bahkan meminimalisir terjadinya luka yang berkembang menjadi ulkus. Lemukutan merupakan daerah pesisir yang mayorits masyarakat berprofesi sebagai nelayan yang mana konsep ini berarti masyarakat sangat memanfaatkan potensi laut untuk kehidupan sehari dan peningkatan kesejahteraan yang sejalan dengan negara Indonesia sebagai negara kemaritiman. Salah satu yang paling berpengaruh masyarakat pulau lemukutan cenderung mengkonsumsi hanya hasil lautan salah satunya rumput laut yang dibikin manisan yang jelas mengandung kadar gula yang tinggi yang merupakan salah satu faktor penyebab diabetes melitus. Tujuan pengabdian kepada masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dan kemampuan dalam melakukan upaya pencegahan dan deteksi dini sehingga menimalisir resiko terjadinya penyakit tersebut. Metode palaksanaan pengabdian kepada masyarakat adalah penyuluhan tentang pencegahan dan deteksi dini diabetic foot ulcer (DFU) kepada masyarakat Desa Pulau Lemukutan. Hasil pengabdian kepada masyarakat didapatkan data sebelum diberikan edukasi dan latihan tentang kemandirian masyarakat dalam pencegahan dan deteksi dini diabetic foot ulcer (DFU) pada penderita diabetes melitus sebagian besar peserta memiliki pengetahuan dan kemampuan pada kategori rendah yaitu 86,6%, kategori sedang yaitu 13,3% dan kategori tinggi yaitu 0 %. Sedangkan setelah diberikan edukasi dan latihan tentang kemandirian masyarakat dalam pencegahan dan deteksi dini diabetic foot ulcer (DFU) pada penderita diabetes melitus diperoleh pengetahuan dan kemampuan pada kategori sedang yaitu 73,3,7% dan kategori tinggi yaitu 16,6 % dan kategori rendah yaitu 10%. Hasil pengabdian kepada masyarakat menjelaskan bahwa kemandirian masyarakat dalam pencegahan dan deteksi dini diabetic foot ulcer (DFU) pada penderita diabetes mellitus dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan masyarakat.
Kata Kunci : Diabetic Foot Ulcer (DFU), Deteksi Dini, Edukasi, Pengetahuan
ABSTRACT
Early detection of the risk of DFU can be done by checking the feet regularly and detecting if there is a wound or something suspicious. Thus, it can prevent the appearance of wounds and even minimize the occurrence of wounds that develop into ulcers. Lemukutan is a coastal area where the majority of people work as fishermen, which means that the community utilizes the potential of the sea for daily life and welfare improvement in line with Indonesia as a maritime country. One of the most influential people on the island of Lemukutan tends to consume only marine products, one of which is seaweed made into sweets which clearly contains high sugar levels which is one of the factors causing diabetes mellitus. The purpose of community service is to increase awareness and ability to make prevention and early detection efforts so as to minimize the risk of the disease. The method of implementing community service is counseling on the prevention and early detection of diabetic foot ulcer (DFU) to the people of Lemukutan Village. The results of community service obtained data before being given education and training about community independence in the prevention and early detection of diabetic foot ulcers (DFU) in patients with diabetes mellitus most participants had knowledge and abilities in the low category, namely 86.6%, medium category, namely 13.3% and high category, namely 0%. Meanwhile, after being given education and training on community independence in the prevention and early detection of diabetic foot ulcer (DFU) in patients with diabetes mellitus, knowledge and abilities were obtained in the moderate category, namely 73.3.7% and the high category, namely 16.6% and the low category, namely 10%. The results of community service explain that community independence in the prevention and early detection of diabetic foot ulcer (DFU) in patients with diabetes mellitus can increase community knowledge and abilities.
Keywords: Diabetic Foot Ulcer (DFU), Early Detection, Education, Knowledge
Kata Kunci
Teks Lengkap:
Download ArtikelReferensi
Armstrong, D. G., Boulton, A. J. M., & Bus, S. A. (2017). Diabetic foot ulcers and their recurrence. New England Journal of Medicine, 376(24), 2367–2375.
Association, A. D. (2017). 2. Classification and diagnosis of diabetes. Diabetes Care, 40(Supplement_1), S11–S24.
Boulton, A. J. M., Vileikyte, L., Ragnarson-Tennvall, G., & Apelqvist, J. (2005). The global burden of diabetic foot disease. The Lancet, 366(9498), 1719–1724.
Cho, N. H., Kirigia, J., Mbanya, J. C., Ogurstova, K., Guariguta, L., & Rathmann, W. (2017). IDF Diabetes Atlas, Eight Edition. International Diabetes Federation (IDF).
Ernawati, U., Wihastuti, T. A., Kp, S., Utami, Y. W., & Kp, S. (2021). Pengaruh Edukasi Manajemen Diri Diabetes (EMDD) Terhadap Manajemen Diri Pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 di Poli Penyakit Dalam RSUD Dr. Harjono Kabupaten Ponorogo. Universitas Brawijaya.
Hurtado, M. D., & Vella, A. (2019). What is type 2 diabetes? Medicine, 47(1), 10–15.
Ignatavicius, D., & Workman, L. (2013). Medical-Surgical Nursing : Patient- Centered Collaborative Care. In 7 th Edition. Elsevier Inc.
Jeong, E.-G., Cho, S. S., Lee, S.-H., Lee, K.-M., Woo, S.-K., Kang, Y., Yun, J.-S., Cha, S.-A., Kim, Y.-J., & Ahn, Y.-B. (2018). Depth and combined infection is important predictor of lower extremity amputations in hospitalized diabetic foot ulcer patients. The Korean Journal of Internal Medicine, 33(5), 952.
Li, X., Xiao, T., Wang, Y., Gu, H., Liu, Z., Jiang, Y., Liu, Y., Lu, Z., Yang, X., & Lan, Y. (2011). Incidence, risk factors for amputation among patients with diabetic foot ulcer in a Chinese tertiary hospital. Diabetes Research and Clinical Practice, 93(1), 26–30.
Marquis, B. L., & Huston, C. J. (2010). Kepemimpinan dan manajemen keperawatan : teori dan aplikasi. EGC.
Namgoong, S., Jung, S., Han, S., Jeong, S., Dhong, E., & Kim, W. (2016). Risk factors for major amputation in hospitalised diabetic foot patients. International Wound Journal, 13, 13–19.
Nazier.S.A, Karma, A. (2021). Foot Screening dan Pengaruh Edukasi terhadap Pengetahuan dan Perilaku Pencegahan Diabetic Foot Ulcer pada Individu dengan Diabetes Mellitus.
Notoadmodjo, S. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta.
Noventi, I., & Khafid, M. (2019). Prevalensi, Karakteristik dan Faktor Resiko Prediabetes di Wilayah Pesisir, Pegunungan dan Perkotaan. Jurnal Ners Dan Kebidanan, 6(3), 371–381.
Pemayun, T. G. D., & Naibaho, N. M. (2016). Diabetic Foot Ulcer Registry at a Tertiary Care Hospital in Semarang, Indonesia: an Overview of its Clinical Problem and Management Outcome. Diabetes Management, 6(4), 82–89.
Sitompul, Y., Budiman, B., Soebardi, S., & Abdullah, M. (2015). Profil Pasien Kaki Diabetes yang Menjalani Reamputasi di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Tahun 2008-2012. Jurnal Penyakit Dalam Indonesia, 2(1), 9–14.
Zhang, P., Lu, J., Jing, Y., Tang, S., Zhu, D., & Bi, Y. (2017). Global epidemiology of diabetic foot ulceration: a systematic review and meta-analysis. Annals of Medicine, 49(2), 106–116.
Zubair, M., Malik, A., & Ahmad, J. (2012). Incidence, risk factors for amputation among patients with diabetic foot ulcer in a North Indian tertiary care hospital. The Foot, 22(1), 24–30.
DOI: https://doi.org/10.33024/jkpm.v6i7.10091
Refbacks
- Saat ini tidak ada refbacks.
Disponsori oleh : Universitas Malahayati Lampung dan DPW PPNI Lampung
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.