Upaya Preventif Malaria: Pelatihan Juru Pemantau Jentik Cilik di SD Negeri 2 Koya Barat, Kota Jayapura

Eva Sinaga* -  Universitas Cenderawasih, Indonesia
Yunita Kristina -  Universitas Cenderawasih, Indonesia
Evi Sinaga -  Universitas Cenderawasih, Indonesia

Supp. File(s): Instrumen Riset

ABSTRAK

 

Papua sampai kini belum mencapai status ‘bebas’ malaria dengan Annual Parasite Incidence (API) >5. Koya Barat merupakan area dengan kasus malaria tertinggi di Kota Jayapura. Upaya pemerintah yang melibatkan kelompok usia anak sekolah dalam menekan angka kejadian malaria dan pemberantasan sarang nyamuk masih terbatas. Pengabdian ini bertujuan untuk melatih anak usia sekolah sebagai Juru Pemantu Jentik (Jumantik) cilik dan membentuk Tim Jumantik Cilik di SD Negeri 2 Koya Barat. Metode pre-post test dengan intervensi pelatihan tentang malaria dan identifikasi jentik nyamuk dilaksanakan pada 30 murid. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunaan kuesioner dan lembar observasi, data dianalisis dengan menggunakan Uji Wilcoxon. Hasil pengabdian menunjukan terdapat perbedaan pengetahuan dan keterampilan siswa/i tentang malaria dan identifikasi jentik nyamuk setelah dilakukan pelatihan (ρ= 0.000) dengan peningkatan pengetahuan dalam kategori sedang (Rerata N-Gain: 0.61). Mayoritas (96%) formulir pemantauan jentik nyamuk terisi dengan lengkap dan benar. Keterlibatan seluruh sektor dalam masyarakat diperlukan guna mengoptimalkan peran juru pemantau jentik cilik secara berkelanjutan.

 

Kata Kunci: Anak Sekolah, Juru Pemantau Jentik, Malaria

 

 

ABSTRACT

 

Papua has yet to achieve malaria elimination status with an Annual Parasite Incidence (API) >5. Koya Barat is the area with the highest malaria burden in Jayapura City. Malaria control programs involving school-age children in reducing malaria incidence and eradicating mosquito nests are still limited. The aim of this program was to train school-age children as Larval Control Personnel (LCP) and create a Child-LCP Team at SD Negeri 2 Koya Barat to carry out malaria prevention. A pre-post test method with health education intervention on malaria and mosquito larvae identification training was conducted on 30 students. Data collection was carried out using questionnaires and observation sheets, data were analyzed using the Wilcoxon Test. The results showed that there was a difference in knowledge and skills of students about malaria and mosquito larvae identification before and after training (ρ = 0.000) with an increase in knowledge in the moderate category (Mean N-Gain: 0.61). The involvement of all sectors in the community is needed to optimize the role of Child-LCP sustainably.

 

Keywords : Larval Control Personnel, Malaria, School-Age Children

Supplement Files

Kata Kunci : Anak Sekolah; Juru Pemantau Jentik, Malaria

  1. Aluk, M., Kase, E. B. S., & Rusae, Y. (2020). Peran Pendidikan Usia Dini bagi Perkembangan Kognitif Anak dalam Mengikuti Pelajaran di Sekolah Dasar Inpres Wekakeu, Desa Ekin, Kecamatan Lamaknen Selatan, Kabupaten Belu. Jurnal Pastoralia, 1(2), 1–20. https://pastoralia.net/index.php/pastoralia/article/view/28
  2. Astuti, F., Mahendra, M. A., Wahyuningtyas, R., Izhati, Q. A., Cahmawati, W., Saputri, E. I., & Fauziah, K. (2022). Juru Pemantau Jentik Anak Sebagai Upaya Pemberantasan Penyakit DBD di Dusun Plumbon, Banguntapan, Bantul. Jurnal Inovasi dan Pengabdian Masyarakat Indonesia, 1(3), 25–28. https://doi.org/10.26714/jipmi.v1i3.28
  3. Astuti, F., & Susanti, A. (2017). Perbedaan indeks entomologi pemantauan jumantik dewasa dan jumantik anak di Dusun Mejing Kidul, Ambarketawang, Gamping, Sleman, Yogyakarta. 11(1), 33–42. https://doi.org/10.22435/vektorp.v11i1.6488.33-42
  4. Cavalli, F. S., Seben, J. T., Busato, M. A., Lutinski, J. A., & Andrioli, D. C. (2019). Controlling the Vector Aedes Aegypti and Handling Dengue Fever Bearing Patients / Controle do Vetor Aedes Aegypti e Manejo dos Pacientes com Dengue. Revista de Pesquisa Cuidado é Fundamental Online, 11(5), 1333–1339. https://doi.org/10.9789/2175-5361.2019.v11i5.1333-1339
  5. Dinkes Provinsi Papua. (2022). Situasi Malaria di Kota Jayapura. Dinkes Prov. Papua.
  6. Farida, N. (2015). Kid and Global Disease. Grasindo PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.
  7. Hakim, L., Astuti, E. P., Prasetyowati, H., & Ruliansyah, A. (2020). Pemberdayaan Keluarga Sebagai Upaya Menurunkan Kepadatan Larva Aedes spp. Dalam Pencegahan Penularan Demam Berdarah Dengue. ASPIRATOR - Journal of Vector-borne Disease Studies, 12(2), 73–84. https://doi.org/10.22435/asp.v12i2.3140
  8. Hastuty, H. S. B., & Setyowati, D. W. (2021). Distribusi Spasial Penderita Malaria di Distrik Sentani Timur Kabupaten Jayapura. Sebatik, 25(1). https://doi.org/10.46984/sebatik.v25i1.1295
  9. Kemenkes RI. (2017). Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 50 Tahun 2017 tentang Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan Untuk Vektor Dan Binatang Pembawa Penyakit. Kementerian Kesehatan RI.
  10. Kemenkes RI. (2020). Buku Saku Tatalaksana Kasus Malaria. Direktorat Jenderal Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
  11. Kemenkes RI. (2021). Data Malaria di Indonesia. Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
  12. Koraag, M. E. (2022). Inovasi Program Kesehatan Masyarakat dalam Pengendalian Demam Berdarah Dengue di Kabupaten Poso Sulawesi Tengah.
  13. Lusiyana, N. (2022). Peran Anak sebagai Juru Pemantau Jentik Cilik di Desa Naena Muktipura Timika. Jurnal Education And Development, 10(1), 92–96. https://doi.org/10.37081/ed.v10i1.3265
  14. Porogoi, V. D., Kaunang, W. P. J., & Mantjoro, E. M. (2019). Hubungan antara Peran Juru Pemantau Jentik dengan Perilaku Keluarga dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue di Kelurahan Ranotana Weru. KESMAS: Jurnal Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi, 8(6). ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/kesmas/article/view/25760
  15. Sari, H., Jafar, N., & Malasari, S. (2017). Healthy environment development in school health units of public primary schools in Bontobahari Bulukumba. Indonesian Contemporary Nursing Journal, 1(2), 76–85. https://doi.org/10.20956/icon.v1i2.3448
  16. Sukayuni, N. P. E., Prihandhani, I. S., & Artana, I. W. (2021). Peran Jumantik pada Kejadian Demam Berdarah Dengue: Studi Potong Lintang di UPTD Puskesmas Kuta Selatan. Jurnal Ilmu Keperawatan Komunitas, 4(1), 1–5. https://doi.org/10.32584/jikk.v4i1.889
  17. Sukesi, T. W., Sulistyawati, S., & Mulasari, S. A. (2017). Efektivitas Kader Jumantik Cilik terhadap Kepadatan Populasi Aedes aegypti di Kecamatan Umbulharjo Kota Yogyakarta. Jurnal Vektor Penyakit, 10(2), 45–50. https://doi.org/10.22435/vektorp.v10i2.6258.45-50
  18. Susianti, N. (2019). Strategi Pemerintah Dalam Pemberantasan Demam Berdarah Dengue (Dbd) Di Kabupaten Merangin. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan, 22(1), 34–43. https://doi.org/10.22435/hsr.v22i1.1799
  19. Tokan, P. K., Paschalia, Y. P. M., & Artama, S. (2022). Pencegahan Demam Berdarah Melalui Program Juru Pemantau Jentik (Jumantik) di SD Inpres Watujara Kabupaten Ende. I-Com: Indonesian Community Journal, 2(2), 310–319. https://doi.org/10.33379/icom.v2i2.1534
  20. WHO. (2022). World Malaria Report 2022. World Health Organization.
  21. Widyastutik, O., Suprabowo, A., Atika, D., Syafitra, F., & Testiani, Y. (2020). Pembentukan Kader Jumantik Cilik dalam Upaya Pencegahan Demam Berdarah di SDN, Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Ambawang. Jurnal Buletin Al-Ribaath, 17(2), 158. https://doi.org/10.29406/br.v17i2.2173