Proses Coaching Terhadap Perawat untuk Meningkatkan Motivasi Kerja dan Kinerja Perawat pada Rumah Sakit XYZ Kabupaten Manggarai, NTT
Sari
ABSTRAK
Rumah sakit sebagai tempat pelayanan kesehatan, sudah seharusnya mempunyai kualitas pelayanan kesehatan yang baik dan bermutu. Untuk meningkatkan kualitas pelayanan tersebut, perlu dilakukan pendidikan dan pelatihan kepada para perawat yang bekerja di lingkungan rumah sakit. Pemberdayaan staf, dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai metode, yaitu metode pelatihan, mentoring, counselling atau Coaching. Coaching merupakan salah satu cara atau kunci pembuka potensi seseorang untuk memaksimalkan kinerja. Inti dari coaching adalah memberdayakan orang dengan memfasilitasi pembelajaran diri, pertumbuhan pribadi, dan perbaikan kinerja. Coaching menekankan pada aspek hubungan interpersonal yang mensyaratkan adanya hubungan saling percaya, saling menghormati, dan saling bebas mengungkapkan pikiran dan isi hatinya masing- masing. Permasalahan yang terdapat di Rumah Sakit XYZ adalah belum pernal dilakukan Coaching pada perawat, walaupun metode pendidikan dan pelatihan lainnya sudah pernah dilakukan. Pengabdian masyarakat ini dilaksanakan selama 5 bulan, dengan melibatkan 30 perawat yang bekerja di Rumah Sakit XYZ. Metode pendekatan/ solusi yang ditawarkan dalam pengabdian masyarakat ini adalah pelaksanaan sesi coaching grup, dalam satu grup sesi coaching terdiri dari 5 orang perawat. Hasil pengabdian ini, sebelum dilakukan sesi coaching di ukur motivasi dan kinerja perawat dengan hasil mean 1,68 dan SD 0,48 dan setelah dilakukan proses coaching dikur lagi motivasi dan kinerja perawat meningkat dengan mean 2,94 dan SD 0,71 dengan p-value 0,005. Dengan melihat nilai pengukuran diatas, dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan motivasi dan kinerja perawat setelah dilakukan proses sesi coaching.
Kata Kunci: Coaching, Motivasi Kerja dan Kinerja Perawat
ABSTRACT
Hospitals as places of health services, should have good and high quality health services. To improve the quality of these services, it is necessary to provide education and training to nurses who work in the hospital environment. Staff empowerment can be done using various methods, namely training, mentoring, counseling or coaching methods. Coaching is one way or key to unlock a person's potential to maximize performance. The essence of coaching is to empower people by facilitating self-learning, personal growth, and performance improvement. Coaching emphasizes aspects of interpersonal relationships which require a relationship of mutual trust, mutual respect, and mutual freedom to express one's thoughts and feelings. The problem at XYZ Hospital is that coaching has never been carried out for nurses, even though other education and training methods have been carried out. This community service was carried out for 5 months, involving 30 nurses who worked at XYZ Hospital. The approach/solution method offered in this community service is the implementation of group coaching sessions, in one coaching session group consisting of 5 nurses. The results of this service, before the coaching session was carried out, nurses' motivation and performance were measured with a mean of 1.68 and SD 0.48 and after the coaching process was carried out, nurses' motivation and performance were measured again with a mean of 2.94 and SD 0.71 with p- value 0.005. By looking at the measurement values above, it can be concluded that there is an increase in nurses' motivation and performance after the coaching session.
Keywords: Coaching, Work Motivation and Nurse Performance
Kata Kunci
Teks Lengkap:
Download ArtikelReferensi
Hartono, B. (2016). Pemberdayaan SDM Melalui Metode Coaching (Seri Hospital Coaching). http://www.harianbernas.com/berita-17788- Pemberdayaan SDM Melalui Metode Coaching Seri Hospital Coaching.html. Diunduh Pada Tanggal 10 Agustus 2022. Jakarta: www.harianbernas.com.
Hendri, A. I. (2003). Manajemen Motivasi. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.
Ilyas, Y. (2002). Kinerja: Teori, Penilaian dan Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Kaswan. (2012). Coaching Dan Mentoring. Bandung: Alfabeta.
Keith Davis, J. W. (1995). Perilaku dalam organisasi . Jakarta: Erlangga.
Kemenkes. (2009). Undang- undang Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Tenaga Kesehatan. Jakarta: Kemenkes.
Kemenkes. (2014). Undang- Undang Nomor 36 Tahun 2014 Tentang Tenaga Kesehatan. Jakarta: Kemenkes.
Kemenkes. (2014). Undang- Undang Nomor 38 Tahun 2014 Tentang Keperawatan. Jakarta: Kemenkes.
Passmore, J. (2010). A grounded theory study of the coachee experience: The implications for training and practice in coaching psychology. International Coaching Psychology Review,. Washington, DC: American Psychological Association.
Priansa, S. &. (2014). Manajemen SDM Dalam Organisasi Publik Dan Bisnis. Alfabeta: Jakarta.
Purdie, J. (2010). Life Coaching For Dummies.
Roziqin, Z. (2010). Kepuasan Kerja. Malang: Averroes Press.
Sharon B. Buchbinder, N. H. (2014). Buku Ajar Manajemen Pelayanan Kesehatan. Jakarta: ECG.
Sulistyani, R. (2003). Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Whitemore, J. (2009). Coaching For Performance, Fourth Edition. Nocholas Brealey Publisihing: London- Boston.
Wibowo. (2015). Perilaku Dalam Organisasi Edisi Kedua Cetakan Ketiga. Rajawali Pers: Jakarta.
DOI: https://doi.org/10.33024/jkpm.v7i7.13010
Refbacks
- Saat ini tidak ada refbacks.
Disponsori oleh : Universitas Malahayati Lampung dan DPW PPNI Lampung
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.