Penerapan Teknologi Tepat Guna: Pembuatan Alat Penurun Kadar Air Madu di PT. Suhita Lebah Indonesia, Bandar Lampung

Abdul Muhyi, Tantri Liris Nareswari, Achmad Gus Fahmi, Evasus Tamba, Isnina Isnina, Suyadi Suyadi, Winda Septiani

Sari


ABSTRAK

 

Madu merupakan salah satu hasil hutan bukan kayu (HHBK) potensial yang menjadi komoditas unggulan dan memiliki nilai ekonomis untuk menunjang aktivitas perekonomian masyarakat. Salah satu pelaku bisnis madu, yaitu PT. Suhita Lebah Indonesia (SLI), memiliki masalah dalam penurunan kadar air madu. Mitra menggunakan oven dengan suhu 50˚C yang lama pengeringannya dapat berhari-hari. Proses ini memerlukan waktu lama yang beresiko dapat merusak komponen dalam madu. UMKM merupakan pilar penting sektor ekonomi nasional yang membutuhkan perhatian sebelum memasuki masa mapan. Masalah pada UMKM tentunya dapat menjadi ancaman perekonomian nasional. Oleh karena itu, pengabdian kepada masyarakat ini dimaksudkan untuk menerapkan teknologi tepat guna (TTG), yaitu pembuatan alat penurun kadar air madu dengan sistem cool drying. Prinsip alat yang dibuat adalah pendinginan dimana madu yang berada didalam ruang pengeringan diaduk dengan menggunakan piringan yang diputar menggunakan motor listrik. Di dalam ruang pengering dialirkan udara dingin dari Air Conditioner (AC) yang akan membawa partikel air dari madu dan dialirkan kembali ke AC dengan siklus tertutup. Udara lembab yang mengalir keluar dari ruang pengering akan masuk kembali ke AC untuk dikondensasi menjadi tetesan air yang akan ditampung dalam wadah khusus. Alat penurun kadar air madu yang dibuat telah terbukti meningkatkan efisiensi produksi dengan menurunkan lama proses pengeringan madu yang awalnya memakan waktu 7 hari dapat direduksi menjadi 1 hari. Pengabdian kepada masyarakat ini telah berhasil meningkatkan efisiensi produksi Mitra, sehingga dapat menjadi solusi strategis dalam upaya untuk mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya alam Indonesia serta meningkatkan kualitas dan produktivitas produk kesehatan dari Indonesia.

 

Kata Kunci: Madu, Alat Penurun Kadar Air, Kesehatan, Hasil Hutan, Teknologi Tepat Guna

ABSTRACT

 

Honey is one of the potential non-timber forest products (NTFPs) which is a superior commodity and has economic value to support community economic activities. One of the honey business actors, namely PT. Suhita Lebah Indonesia (SLI), has a problem in reducing the water content of honey. Mitra uses an oven with a temperature of 50˚C which can take days to dry. This process takes a long time which risks damaging the components in the honey. MSMEs are an important pillar of the national economic sector that requires attention before entering a stable period. Problems with MSMEs can certainly be a threat to the national economy. Therefore, this community service is intended to apply appropriate technology (TTG), namely making a tool to reduce honey water content using a cool drying system. The principle of the tool made is cooling where the honey in the drying chamber is stirred using a disc that is rotated using an electric motor. In the drying room, cold air flows from the Air Conditioner (AC), which carries water particles from the honey and flows back to the AC in a closed cycle. The moist air flowing out of the drying room will re-enter the AC to be condensed into water droplets which will be collected in a special container. The device for reducing honey water content has been proven to increase production efficiency by reducing the length of the honey drying process, which initially took 7 days, which can be reduced to 1 day. This community service has succeeded in increasing Mitra's production efficiency, so that it can become a strategic solution in an effort to optimize the use of Indonesia's natural resources and increase the quality and productivity of health products from Indonesia.

 

Keywords: honey, water reducer, health, forest products, technology


Kata Kunci


madu; alat penurun kadar air; kesehatan; hasil hutan; teknologi tepat guna

Teks Lengkap:

Download Artikel

Referensi


Hanjani, A., & Wulaningrum, P. D. (2019). Pemberdayaan dan Strategi Marketing Petani Madu Desa Giri Tengah Kecamatan Borobudur-Magelang. ABDIMAS: Jurnal Pengabdian Masyarakat, 2(1), 79–85. https://doi.org/10.35568/abdimas.v2i1.261

Hariska, Dewantara, I., & Muflihati. (2021). PENGELOLAAN MADU LALAU OLEH MASYARAKAT DESA NANGA LAUK KECAMATAN EMBALOH HILIR KABUPATEN KAPUAS HULU. JURNAL HUTAN LESTARI, 9(1), 37–44.

Hidayat, D. R., & Madiawati, P. N. (2023). Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Minat Beli Pada CV Madu Apiari Mutiara. 10(3), 1594–1605.

Mooy, B. Z. (2020). Identifikasi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Dinamika Produksi Madu Lebah Hutan (Apis dorsata) di KDHTK Diklat Sisimeni Sanam, Kabupaten Kupang. Jurnal Widyaiswara Indonesia, 1(4), 171–186.

Sarah, D., Suryana, R. N., & Kirbrandoko, K. (2019). Strategi Bersaing Industri Madu (Studi Kasus: CV Madu Apiari Mutiara). Jurnal Aplikasi Bisnis Dan Manajemen, 5(1). https://doi.org/10.17358/jabm.5.1.71

Suherman, D., Kadarsih, S., & Gusmantoro, M. G. (2017). Strategi Pemasaran Madu Berdasarkan Karakteristik Konsumen di Kota Bengkulu. Jurnal Sain Peternakan Indonesia, 12(2), 171–183. https://doi.org/10.31186/jspi.id.12.2.171-183

Yuliana, Y., Lubis, M. S., & Kristiana, V. (2021). Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Potensi Lokal Melalui Peningkatan Produktivitas Lebah Madu Trigona Batu Katak. JURNAL KREATIVITAS PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PKM), 4(6), 1331–1337. https://doi.org/10.33024/jkpm.v4i6.4354




DOI: https://doi.org/10.33024/jkpm.v8i3.17871

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.


Disponsori oleh : Universitas Malahayati Lampung dan DPW PPNI Lampung


Creative Commons License
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.