PENYULUHAN GIZI SEIMBANG PADA REMAJA DI SMPN 29 BANDAR LAMPUNG

Satria Nandar Baharza, Dian Utama Pratiwi Putri

Sari


ABSTRAK

 

Status gizi dapat ditentukan melalui pemeriksaan laboratorium maupun secara antropometri. Kekurangan kadar hemoglobin atau anemi ditentukan dengan pemeriksaan darah. Antropometri merupakan cara penentuan status gizi yang paling mudah dan murah. Indeks Massa Tubuh (IMT) direkomendasikan sebagai indikator yang baik untuk menentukan status gizi remaja. Masalah gizi pada remaja akan berdampak negatif pada tingkat kesehatan masyarakat, misalnya penurunan konsentrasi belajar, risiko melahirkan bayi dengan BBLR, penurunan kesegaran jasmani. Banyak penelitian telah menunjukkan kelompok remaja mengalami banyak masalah gizi. Masalah gizi tersebut antara lain Anemi dan IMT kurang dari batas normal atau kurus. Prevalensi anemi berkisar antara 40%, sedangkan prevalensi remaja dengan IMT kurus berkisar antara 30%. Banyak faktor yang menyebabkan masalah ini. Dengan mengetahui faktor-faktor penyebab yang mempengaruhi masalah gizi tersebut membantu upaya penanggulangannya dan lebih terpengaruh dan terfokus. Para remaja khususnya siswa SMPN 29 Bandar Lampung sebagai penerus bangsa merupakan satu elemen yang tentunya sangat dibutuhkan kreatifitasnya dalam memberikan ide-ide yang cemerlang untuk kemajuan sekolah dan lingkungan sekitar, dengan memberikan informasi mengenai makanan sehat dengan nilai gizi yang seimbang tentunya akan berdampak positif bagi kesehatan mereka.

 

Kata Kunci: Status gizi, Remaja, Penyuluhan

 

 

ABSTRACT

 

Nutritional status can be determined through laboratory examination or anthropometry. Lack of hemoglobin or anemia is determined by a blood test. Anthropometry is the easiest and cheapest way to determine nutritional status. Body Mass Index (BMI) is recommended as a good indicator to determine the nutritional status of teenagers.

Nutritional problems in teenagers will have a negative impact on the level of public health, for example a decrease in the concentration of learning, the risk of giving birth to babies with low birth weight, a decrease in physical fitness. Many studies have shown teenagers groups to experience many nutritional problems. These nutritional problems include anemia and BMI less than normal or thin. The prevalence of anemia ranges from 40%, while the prevalence of teenager with thin BMI ranges from 30%. Many factors cause this problem. By knowing the causal factors that influence these nutritional problems help the prevention efforts and are more affected and focused.

Teenagers, especially 29 Bandar Lampung Junior High School students as the nation's successor, are one element which is certainly very much needed creativity in providing brilliant ideas for the progress of schools and the surrounding environment, by providing information on healthy foods with balanced nutritional value, of course, will have a positive impact on health they.

 

Keywords: Nutritional Status, Teenager, Counseling


Kata Kunci


Status gizi, Remaja, Penyuluhan

Teks Lengkap:

PDF

Referensi


Depkes. (2010). Kesehatan Remaja Problem Dan Solusinya. Jakarta : PT Salemba Medik.

Mc. Williams, Margareth. (1986). Nutrition For The Growing Years, 4th Edition.

Rody Rolfes, Sharon. (1990). Life Span Nutrition.

Ricket, Voughn. (1996) Adolescent Nutrition.

MB, Arisman. (2003). Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta : EGC.

Sulaeman, Dadang. (1995). Psikologi Remaja. Bandung : Rosdakarya.

Proverawati, A. (2010). Ilmu Gizi Untuk Keperawatan & Gizi Kesehatan. Yogyakarta: PT Muha Medika.

Koko. (2011). Masalah Gizi pada Remaja. Blog Himpunan Mahasiswa Bontang. http//www.hmb.blogspot. com.

Sayogo, Savitri. (2004). Gizi Remaja Putri. Jakarta : Universitas Indonesia.

Jeong A. Kim. (2007). Dietary Pattern And Metabolic Syndrome In Korean Adolescent. Korean National Health And Nutritional Survey. Diabetes Care. Volume 30. At http//www.nutritionj.com Diakses pada tanggal 15 November 2011.

Lena Hallstrom. (2011). Breakfast Habits and Factors Influencing Food Choices at Breakfast in Relation to Socio-demographic and Family Factors Among European Adolescents. The HELENA Study. Appetite Volume 56, Issue 3, June 2011, Pages 649-657. At http//www.j.appet.com.

Cara S. De Jong., Frank J. van Lenthe., Klazine van der Horst., Anke Oenema. (2009). Environmental and Cognitive Correlates of Adolescent Breakfast Consumption. Preventive Medicine: Volume 48, Issue 4, April 2009,Pages 372-377. At http//www.preventivemedicine.com. Diakses pada tanggal 15 November 2011.

Departemen Kesehatan RI. (2007). Riset Kesehatan Dasar (Riskesda) Laporan Nasional. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Depkes RI.




DOI: https://doi.org/10.33024/jkpm.v2i2.2083

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.


Disponsori oleh : Universitas Malahayati Lampung dan DPW PPNI Lampung


Creative Commons License
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.