Pembentukan Konseling Kelompok Warga Binaan di Lembaga Pemasyarakatan di Bandar Lampung
Sari
ABSTRAK
Pembinaan mental di lembaga pemasyarakatan harus dilaksanakan, tetapi bila hanya mengandalkan konseling individu tentu sulit, oleh karena itu Konseling kelompok sangat dibutuhkan karena jumlah staf lapas bila dibandingkan dengan jumlah warga binaan sangat tidak seimbang. Keterampilan menjadi pembimbing konseling kelompok, sebaiknya dimiliki staf lapas sebagai alternatif pembinaan mental dan perilaku. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan membentuk dan melaksanakan konseling kelompok di lapas-lapas di Bandar Lampung. Metode yang dilakukan dengan mengadakan pelatihan konseling kelompok, pembentukan kelompok konseling, pelaksanaan di masing-masing lembaga pemasyarakatan dan pendampingan pada saat pelaksanaan agar sesuai dengan panduan. Hasilnya pelaksanaan pelatihan berhasil dilakukan, kemampuan pengetahuan dan keterampilan petugas meningkat, adanya kelompok konseling dan terselenggara konseling-konseling kelompok di masing-masing lembaga pemasyarakatan dan adanya pendampingan staf lapas pada saat pelaksanaan. Konseling kelompok ini baik karena memungkinkan pembinaan dilakukan serentak pada beberapa warga binaan dengan permasalahan yang sama. Perubahan perilaku, kerja sama para peserta, proses pembelajaran dapat dicapai dalam konseling kelompok dan warga binaan gembira karena ada kegiatan yang bervariasi. Konseling kelompok tidak hanya untuk membina mental dan perilaku, tetapi juga bisa dipakai untuk program pembinaan yang bertujuan ketertiban yang dikelola bagian keamanan. Konseling kelompok cepat memulihkan, memberi pelajaran bagi warga binaan, lebih efektif dan efisien karena dalam waktu cepat bisa menjangkau banyak orang. Sebaiknya program ini tetap dijalankan di lembaga-lembaga pemasyarakatan secara terstruktur dan terprogram.
Kata Kunci: Konseling Kelompok, Staf, Warga Binaan
ABSTRACT
Mental development in prison must be carried out, but relying solely on individual counseling is certainly difficult, therefore group counseling is very much needed because the number of prison staff compared to the number of inmates is very unbalanced. The skills to become a group counselor should be owned by prison staff as an alternative to mental and behavioral development. This community service activity aims to establish and implement group counseling in prisons in Bandar Lampung. The method is carried out by holding group counseling training, forming a counseling group, implementing it in each correctional institution and providing assistance at the time of implementation to comply with the guidelines. As a result, the training was successfully carried out, the knowledge and skills of officers increased, there were counseling groups and group counseling was held in each correctional institution and there was assistance for prison staff at the time of implementation. This group counseling is good because it allows coaching to be carried out simultaneously on several inmates with the same problem. Changes in behavior, the cooperation of the participants, the learning process can be achieved in group counseling and the inmates are happy because there are various activities. Group counseling is not only for mental and behavioral development, but can also be used for coaching programs aimed at order that are managed by the security department. Group counseling is quick to recover, provides lessons for the inmates, is more effective and efficient because it can reach many people in a short time. It is better if this program is carried out in prisons in a structured and programmed manner.
Keywords: Group Counseling, Staff, inmates
Kata Kunci
Teks Lengkap:
Download ArtikelReferensi
Aji, G. R. (2022). Model Pembinaan Narapidana Sebagai Upaya Pencegahan Residivis di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Magelang. Amnesti Jurnal Hukum, 4(1), 1–10.
Anggit, F., & Ni, A. (2017). Tingkat Stres dan Harga Diri Narapidana Wanita Di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Kota Bogor. Jurnal Riset Kesehatan.
Bradley, R. G., & Follingstad, D. R. (2003). Group therapy for incarcerated women who experienced interpersonal violence: A pilot study. Journal of Traumatic Stress. https://doi.org/10.1023/A:1024409817437
Burlingame, G. M., McClendon, D. T., & Alonso, J. (2011). Cohesion in Group Therapy. Psychotherapy. https://doi.org/10.1037/a0022063
Dahirsan, M. R. (2021). Pelaksanaan Pembinaan Narapidana Wanita Di Lapas Perempuan Kelas II B Bengkulu. NUSANTARA: Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial, 8(2), 288–292.
Fazry, R. N., & Ravena, D. (2022). Proses Pembinaan Kepribadian dan Kemandirian Terhadap Warga Binaan Pemasyarakatan oleh Lembaga PemasyarakatanProses Pembinaan Kepribadian dan Kemandirian Terhadap Warga Binaan Pemasyarakatan oleh Lembaga Pemasyarakatan. Bandung Conference Series: Law Studies, 2(1).
Lianti, L., Saam, Z., & Rosmawati, R. (n.d.). Pengaruh Layanan Bimbingan Kelompok terhadap Kesehatan Mental Warga Binaan Anak (Kasus Non Narkoba) di Lapas Anak Pekanbaru. Riau University.
Lumongga, D. R. N. (2017). Konseling Kelompok. Kencana.
Malik, S., & Sovitriana, R. (2021). Studi Kasus Gangguan Kecemasan Umum Warga Binaan Wanita di Lapas Jakarta. Jurnal Ilmiah Psikologi MIND SET, 1(01), 146–156.
Manurung, I., Amperaningsih, Y., & Kohir, D. S. (2020). TERAPI KELOMPOK PENINGKATAN KEMAMPUN INTERAKSI SOSIAL PADA WARGA BINAAN LEMBAGA PERMASYARAKATAN DI BANDAR LAMPUNG. Sakai Sambayan Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 4(3), 168–172.
PRATAMA, F. A. R. I. (n.d.). KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA NARAPIDANA DI LEMBAGA.
Prayitno, P., Afdal, A., Ifdil, I., & Ardi, Z. (2017). Layanan Bimbingan Kelompok dan Konseling Kelompok yang Berhasil: Dasar dan Profil.
SALEHA, S., Rafika, R., & Harahap, A. P. (2020). Pembinaan Narapidana Wanita Di Lapas Perempuan Kelas II B Jambi. UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
Sanyata, S. (2010). Teknik dan srategi konseling kelompok. Paradigma, 5(09).
Siregar, R. H., Sutatminingsih, R., Saragih, J. I., & Lubis, A. J. (2019). Stress management to reduce prisoner stress levels (Community service training in class I Tanjung Gusta prison, Medan). ABDIMAS TALENTA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 4(2), 324–328.
Tuasikal, H., Siauta, M., & Embuai, S. (2019). Upaya Peningkatan Harga Diri Rendah Dengan Terapi Aktivitas Kelompok (Stimulasi Persepsi) di Ruang Asoka (Sub Akut Laki) RSKD Provinsi Maluku. Window of Health: Jurnal Kesehatan, 345–351.
Waldani, J., Saam, Z., & Umari, T. (n.d.). Pengaruh Layanan Bimbingan Kelompok terhadap Tingkat Stres Warga Binaan Wanita (Kasus Non Narkoba) di Lapas Anak Pekanbaru. Riau University.
Yudiana, I. A., Cikusin, Y., & Sekarsari, R. W. (2019). Pembinaan Narapidana dalam Pengembangan Sumber Daya Manusia (Studi pada Lembaga Pemasyarakatan Kelas 1 Kota Malang). Respon Publik, 13(5), 16–23.
Zakri, M., Saam, Z., & Arlizon, R. (n.d.). Pengaruh Layanan Bimbingan Kelompok terhadap Kesiapan Kembali ke Masyarakat Bagi Warga Binaan Anak Kasus Non Narkoba di Lapas Kelas II B Anak Pekanbaru. Riau University.
………. (2020), Petunjuk Tehnis Pengabdian Kepada Masyarakat Poltekes Tanjungkarang, Poltekes Tanjung Karang.
DOI: https://doi.org/10.33024/jkpm.v5i6.6247
Refbacks
- Saat ini tidak ada refbacks.
Disponsori oleh : Universitas Malahayati Lampung dan DPW PPNI Lampung
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.