Edukasi dan Implementasi Perawatan Luka Klien dengan Diabetes Melitus di Kota Banjarmasin
Sari
ABSTRAK
Jumlah penderita DM dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. WHO memperkirakan jumlah penderita DM di dunia pada tahun 2015 sebanyak 415 juta dan meningkat menjadi 642 juta di tahun 2019 . Hiperglikemia jangka panjang dapat mempengaruhi sirkulasi pembuluh darah perifer yang kemudian menyebabkan neuropati (Waspadji, S., 2010). Neuropati perifer sering mengenai saraf ekstremitas bawah (Smeltzer & Bare, 2013). Kejadian Diabetic Foot saat ini masih cukup tinggi dan dialami oleh 85% pasien dengan diabetes melitus (DM). Satu dari setiap 20 pasien DM rawat inap menderita diabetic foot menurut tinjauan sistematis pasien dengan diabetes (Gitarja, 2017). Anggota tubuh bagian bawah hilang karena diabetes setiap 20 detik (Yazdanpanah et al., 2018). Metode perawatan luka yang sesuai kebutuhan akan membantu meningkatkan proses penyembuhan.Saat ini, teknik perawatan luka telah banyak mengalami perkembangan, dimana perawatan luka telah menggunakan balutan yang lebih modern. Prinsip dari manajemen perawatan luka modern adalah mempertahankan dan menjaga lingkungan luka tetap lembab untuk memperbaiki proses penyembuhan luka, mempertahankan kehilangan cairan jaringan dan kematian sel (Ismail, Dina Dewi Sartika, Lestari, n.d.). Pelaksanaan pengabdian masyarakat berupa edukasi dan implementasi perawatan luka klien dengan Diabetes Mellitus bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang penyakit diabetes mellitus, metode perawatan yang tepat pada kondisi diabetic foot dan membantu proses penyembuhan luka.
Metode yang digunakan adalah edukasi tentang penyakit diabetes mellitus dan Implementasi perawatan luka modern. keluarga dan klien memahami tentang penyakit diabetes mellitus dan metode perawatan luka klien dengan diabetes mellitus terutama yang mengalami diabetic foot secara tepat, klien merasa nyaman setelah dilakukan tindakan. Pentingnya informasi yang benar mengenai perawatan luka modern pada penderita diabetes mellitus, baik pada anggota keluarga maupun pada klien penderita diharapkan mampu membantu meningkatkan proses penyembuhan luka dan menekan angka kesakitan klien diabetes mellitus yang mengalami diabetic food.
Kata Kunci: Diabetes Mellitus, Diabetic Foot, Perawatan Luka Modern
ABSTRACT
The number of DM sufferers from year to year continues to increase. WHO estimates that the number of people with DM in the world in 2015 was 415 million and increased to 642 million in 2019. Long-term hyperglycemia can affect peripheral blood circulation which then causes neuropathy (Waspadji, 2010). Peripheral neuropathy often affects the nerves of the lower extremities (Smeltzer & Bare, 2013). The incidence of Diabetic Foot is still quite high and is experienced by 85% of patients with diabetes mellitus (DM). One out of every 20 in patients with diabetes mellitus suffers from diabetic foot according to a systematic review of patients with diabetes. Lower limbs are lost due to diabetes every 20 seconds (Yazdanpanah et al., 2018). Appropriate wound care methods will help improve the healing process. Currently, wound care techniques have undergone many developments, where wound care has used more modern dressings. The principle of modern wound care management is to maintain and maintain a moist wound environment to improve the wound healing process and maintain tissue fluid loss and cell death (Ismail, 2010). The implementation of community service in the form of education and implementation of wound care for clients with Diabetes Mellitus aims to increase public understanding about diabetes mellitus, and appropriate treatment methods for diabetic foot conditions, and assist the wound healing process.
The method used is education about diabetes mellitus and the Implementation of modern wound care. Family and clients understand diabetes mellitus and wound care methods for clients with diabetes mellitus, especially those who experience diabetic foot appropriately, the client feels comfortable after the procedure. The importance of correct information regarding modern wound care for people with diabetes mellitus, both for family members and for patients with patients, is expected to be able to help improve the wound healing process and reduce the morbidity of diabetes mellitus clients who experience diabetic food.
Keywords: Diabetes Mellitus, Diabetic Foot, Modern Wound Care
Kata Kunci
Teks Lengkap:
Download ArtikelReferensi
American Diabetes Association (ADA). (2017). Diagnosis and Classification of Diabetes Mellitus. Diabetes Care.
Arisanty, I. P. (2014). Manajemen Perawatan Luka: Konsep Dasar. (EGC, Ed.). Jakarta.
Bare., S. &. (2010). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah (11th ed.). Jakarta: EGC.
Bryant & Nix. (n.d.). Acute and chronic Wound Current Management Concept. St. Louis: Elsevier, Mosby.
Clinical Diabetes Association [CDA]. (2013). Clinical Practice Guidelines for the Prevention and Management of Diabetes. Canada.
Ferawati. (2014). Hubungan dukungan keluarga dan perilaku pengelolaan penyakit diabetes militus tipe 2 di Wilayah Kerja Puskesmas Purnama Kecamatan Kota Pontianak, Pontianak Selatan (Tanjungpura Pontianak). Retrieved from https://media.neliti.com/media/publications/206333-hubungan-dukungan-keluarga-dan-perilaku.pdf
Frykberg, R. et. al. (n.d.). Diabetic foot disorders: a clinical practice guideline (2006 revision). The Journal of Foot and Ankle Surgery, 45(5), S1-S66. Retrieved from www.sciencedirect.com/ science/ article/ pii/ S1067251607600015
Gitarja, W. (2017). Perawatan Luka Diabetes. (Edisi 2.). Bogor.: Wocare Publishing.
International Diabetes Federation IDF. (2011). Clinical Guidelines Task Force. Global Guideline for type 2 diabetes. Brussels, Belgia.
Ismail, Dina Dewi Sartika, Lestari. (n.d.). Jurnal Kedokteran Brawijaya, Vol. XXV, No. 1. Korespondensi:, Jurusan Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya, Malang. Jurnal Kedokteran Brawijaya, Vol. XXV,.
PERKENI. (n.d.). Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Mellitus tipe 2 di Indonesia. Jakarta : PB PERKENI.
Poerwanto, A. (2012). Mekanisme Terjadinya Gangren Pada Penderita Diabetes Mellitus. Surabaya: FK-UWK:
Ratnasari., N. &. (n.d.). Faktor Risiko Mempengaruhi Kejadian Diabetes Tipe Dua. Jurnal Keperawatan Dan Kebidanan Aisyah, 14 (1), 59–68.
Santi, D. (n.d.). Diabetes Melitus dan Penatalaksanaan Keperawatan. Yogyakarta: Nuha Medik.
Sjamsuhidajat R, J. W. (2005). Buku Ajar Ilmu Bedah. (EGC., Ed.). Jakarta.
Smeltzer, S. C., & Bare, B. G. (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth. (8th ed.; EGC, Ed.). Jakarta.
Tanto, Chris, et al. (2014). Kapita Selekta Kedokteran / (Ed. 4; editor, Chris Tanto et al, Ed.). Jakarta: Media Aesculapius.
Wahyuni, A., & Arisfa, N. (2016). Senam Kaki Diabetik Efektif Meningkatkan Ankle Brachial Index Pasien Diabetes Melitus Tipe 2. Jurnal Ipteks Terapan, 2, 155–164. Retrieved from https://doi.org/10.22216/jit.2016.v10i2.440
Waspadji, S., D. (2010). Daftar Bahan Makanan Penukar (Edisi 3.; F. UI, Ed.). Jakarta.
Yazdanpanah, L., Shahbazian, H., Nazari, I., Arti, H. R., Ahmadi, F., Mohammadianinejad, S. E., … Hesam, S. (2018). Incidence and risk factors of diabetic foot ulcer: A population-based diabetic foot cohort (ADFC study)-two-year follow-up study. International Journal of Endocrinology, 2018. https://doi.org/10.1155/2018/7631659
DOI: https://doi.org/10.33024/jkpm.v5i10.6958
Refbacks
- Saat ini tidak ada refbacks.
Disponsori oleh : Universitas Malahayati Lampung dan DPW PPNI Lampung
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.