Edukasi Kesehatan mengenai Penyakit Asam Lambung (Gerd) pada Remaja di Kel. Sangkrah, Kota Surakarta

Sunaryo Joko Waluyo, Siti Nur Solikah

Sari


 

ABSTRAK

 

Di Indonesia GERD (Gastroesofageal Reflux Disease) merupakan suatu penyakit yang jarang terdiagnosa oleh dokter karena jika belum muncul keluhan yang berat seperti refluks esofagitis dokter belum bisa mendiagnosa. Refluks gastroesofagus adalah isi lambung yang masuk ke dalam rongga esofagus dan terjadi secara intermiten yang dialami oleh seseorang, terutama setelah makan (Karina et al., 2016). Remaja sebagai salah satu golongan yang produktif dan enerjik, memiliki energi yang baik dalam menjalankan rutinitas dan aktifitas sehari-hari. Remaja yang  terlalu fokus pada aktivitasnya seperti sekolah, mengerjakan tugas-tugas sekolah menjadikan kurang memperhatikan pola asupan makanan (Syam et al., 2016). Memberikan edukasi tentang pencegahan dan cara mengatasi nyeri lambung pada penyakit peningkatan asam lambung / GERD pada remaja. Melalui pemberian penyuluhan kesehatan kepada masyarakat. Peserta memahami dengan baik tentang penyakit peningkatan asam lambung, penyebab dan cara mengontrolnya. Peserta juga telah memahami bahwa teknik relaksasi napas dalam dengan cara yang tepat akan membantu mengurangi rasa sakit saat terjadi kekambuhan. Kegiatan berjalan dengan lancar dan tercapainya tujuan kegiatan yaitu remaja sebagai generasi muda dengan kegiatan ini memiliki pengetahuan yang meningkat khususnya tentang cara pencegahan dan penanganan penyakit peningkatan asam lambung serta mampu mendemonstrasikan teknik relaksasi dengan napas dalam untuk penanganan nyeri saat terjadi peningkatan asam lambung.

 

Kata Kunci: Edukasi, GERD, Remaja

 

 

ABSTRACT

 

In Indonesia, GERD (Gastroesophageal Reflux Disease) is a disease that is rarely diagnosed by doctors because if there are no severe complaints such as reflux esophagitis, doctors cannot diagnose it. Gastroesophageal reflux is gastric contents that enter the esophageal cavity and occurs intermittently, especially after eating (Karina, 2016). Teenagers, as one of the most productive and energetic groups, have good energy in carrying out daily routines and activities. Adolescents who are too focused on their activities, such as school, doing school assignments, pay less attention to food intake patterns (Syam, A. F., 2016). To provide education about prevention and how to overcome gastric pain in acid reflux disease/GERD in adolescents. Through the provision of health education to the community. Participants had a good understanding of acid reflux disease, its causes, and how to control it. Participants also realized that using deep breathing relaxation techniques correctly can help reduce pain during relapse. The activity went smoothly and the goal of the activity was achieved; namely, teenagers as the younger generation with this activity had increased knowledge, especially about how to prevent and treat diseases of increasing stomach acid and were able to demonstrate relaxation techniques with deep breaths for pain management when there was an increase in stomach acid.

 

Keywords : Education, GERD, Youth


Kata Kunci


Keperawatan; Edukasi; GERD; Remaja

Teks Lengkap:

Download Artikel

Referensi


Apriyani, L., L, M. W., & Puspitasari, I. (2021). Hubungan Pola Makan Dengan Gastritis Pada Remaja Masa New Normal di SMA Negeri 1 Muaragembong. Jurnal Keperawatan Merdeka (JKM), 1(1), 74–80.

Dyson, T. (2016). Gastroesophageal reflux disease (GERD). Primary Care for Emergency Physicians, 125–132. https://doi.org/10.1007/978-3-319-44360-7_11

Eka Novitayanti. (2020). Identifikasi Kejadian Gastritis Pada Siswa Smu Muhammadyah 3 Masaran. Infokes: Jurnal Ilmiah Rekam Medis Dan Informatika Kesehatan, 10(1), 18–22. https://doi.org/10.47701/infokes.v10i1.843

Ikhsan, N. (2021). Nur Ikhsan, 2021 Gambaran Pola Makan Pada Remaja Penderita Gastritis Di Wilayah Kerja Puskesmas Cimalaka Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu.

Karina, R., Yulianto, F. A., & Astuti, R. D. I. (2016). Karakteristik Penderita Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) berdasarkan Usia , Jenis Kelamin dan Keluhan Utama di Poli Penyakit dalam Rumah Sakit Al Islam Bandung tahun 2015. Pendidikan Dokter, 2(2), 224–230.

Mayasari, C. D. (2016). Pentingnya Pemahaman Manajemen Nyeri Non Farmakologi Bagi Seorang Perawat. Jurnal Wawasan Kesehatan, 1(1), 35–42. https://stikessantupaulus.e-journal.id/JWK/article/view/13/5

Monika, K., Heri Wibowo, T., & Tri Yudono, D. (2021). Hubungan Pola Makan dengan Kejadian Gastritis pada Remaja di SMA N 1 Paguyangan. SNPPKM, 252–256.

Mutmainah Handayani, T. A. T. (2018). Terapin. Drugs of Today, 15(6), 296–301.

Ndraha, S., Oktavius, D., Sumampouw, J. L., Juli, N. N., & Marcel, R. (2016). Artikel Penelitian Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Keberhasilan Terapi GERD Factors Associated with The Success of GERD Therapy. Journal Kedokteran Meditek, 22(60), 7–13.

Permana, S., & Denny Nugraha, N. (2020). Perancangan Media Edukasi Dispepsia Untuk Kesehatan Lambung Terhadap Remaja Di Kota Bandung Designing Dyspepsia Education Media for Gastric Health on Teenagers in Bandung. 7(2), 1917–1924.

Rahman, A. A., Maulidina, W., & Kosasih, E. D. (2019). Terapi Awal Pada Pasien Gerd (Gastroesophageal Reflux Disease) Di Poliklinik Penyakit Dalam RSUD dr. Soekardjo Tahun 2018. Jurnal Kesehatan Poltekkes Kemenkes Ri Pangkalpinang, 6(2), 69. https://doi.org/10.32922/jkp.v6i2.81

Ramdhan, A., & Bunga, N. A. (2021). Perancangan Aplikasi “Kenali Gerd” Untuk Remaja. Reka Makna: Jurnal Komunikasi Visual, 1(1), 10. https://ejurnal.itenas.ac.id/index.php/rekamakna/article/view/4806

Risnah, R., HR, R., Azhar, M. U., & Irwan, M. (2019). Terapi Non Farmakologi Dalam Penanganan Diagnosis Nyeri Pada Fraktur :Systematic Review. Journal of Islamic Nursing, 4(2), 77. https://doi.org/10.24252/join.v4i2.10708

Shalahuddin, I. (2018). Hubungan Pola Makan Dengan Gastritis Pada Remaja Di Sekolah Menengah Kejuruan Ybkp3 Garut. Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada: Jurnal Ilmu-Ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan Dan Farmasi, 18(1), 33. https://doi.org/10.36465/jkbth.v18i1.303

Siregar M A., T. N. R. (2022). Edukasi Pencegahan Sindrom Dyspepsia Pada Remaja Putri Di Sma Swasta Amanah Tahfidz Kabupaten Deli Serdang. 20(1), 105–123.

Supetran I Wayan. (2016). 223803-Efektifitas-Penggunaan-Teknik-Relaksasi. Jurnal Kesehatan, 6(1). http://dx.doi.org/10.31934/promotif.v6i1.2

Syam, A. F., Hapsari, P. F., & Makmun, D. (2016). The Prevalence and Risk Factors of GERD among Indonesian Medical Doctors. Makara Journal of Health Research, 20(2). https://doi.org/10.7454/msk.v20i2.5740

Tandarto, K. (2022). Diagnosis Dan Tatalaksana Gastroesophageal Reflux Disease ( Gerd ) Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama. Internal Medicine, January. https://www.researchgate.net/publication/358081589_Diagnosis_Dan_Tatalaksana_Gastroesophageal_Reflux_Disease_Gerd_Pada_Fasilitas_Kesehatan_Tingkat_Pertama

Tarigan, R., & Pratomo, B. (2019). Analisis Faktor Risiko Gastroesofageal Refluks di RSUD Saiful Anwar Malang. Jurnal Penyakit Dalam Indonesia, 6(2), 78. https://doi.org/10.7454/jpdi.v6i2.306

Utami, S. (2016). Efektifitas relaksasi napas dalam dan distraksi dengan latihan 5 jari terhadap nyeri post laparatomi. Universitas Riau, 4(1), 1–13.

Wafa, D. (2021). Aplikasi Teknik Relaksasi Nafas Dalam Terhadap Intensitas Nyeri Pada Pasien Gastritis Di Kampung Bunijaya Kec. Pagelaran Kab. Cianjur. 50, 2–6.




DOI: https://doi.org/10.33024/jkpm.v6i1.8100

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.


Disponsori oleh : Universitas Malahayati Lampung dan DPW PPNI Lampung


Creative Commons License
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.