Optimalisasi Peran Kader Kesehatan dalam Upaya Pencegahan Stunting dan Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) Pada Balita di Desa Linggar Kecamatan Rancaekek Kabupaten Bandung

Sri Hendrawati* -  Departemen Keperawatan Anak, Fakultas Keperawatan, Universitas Padjadjaran, Indonesia
Henny Suzana Mediani -  , Indonesia
Nenden Nur Asriyani Maryam -  , Indonesia

Supp. File(s): Sertifikat Perjanjian Penulis Lampiran Hasil Dokumentasi Kegiatan PPM

ABSTRAK

 

Angka kejadian stunting di Indonesia masih cukup tinggi. Selain itu cakupan deteksi dini tumbuh kembang balita juga masih jauh dibawah target yang ditetapkan yaitu 90%. Upaya pencegahan stunting dan stimulasi, deteksi, dan intervensi dini tumbuh kembang (SDIDTK) yang dilakukan di Posyandu belum optimal. Untuk deteksi tumbuh kembang, di posyandu hanya dilakukan penimbangan dan pengukuran tinggi badan saja. Kader kesehatan belum mampu melakukan deteksi dini dan intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang balita secara komprehensif. Melalui kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat (PPM), tim pelaksana PPM melakukan pemberdayaan terhadap kader kesehatan di Desa Linggar, Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung mengenai upaya pencegahan stunting dan SDIDTK pada balita dengan tujuan untuk membantu kader kesehatan dalam meningkatkan pengetahuan, pemahaman, dan kewaspadaan terjadinya stunting dan deteksi dini tumbuh kembang pada balita serta bagaimana cara menanggulangi dan mengatasinya. Khalayak sasaran pada kegiatan ini adalah kader kesehatan sejumlah 30 orang. Metode kegiatan ini dilakukan melalui tahapan identifikasi/ pengkajian; penetapan masalah; pelaksanaan kegiatan dengan ceramah, simulasi, diskusi, dan praktikum; evaluasi dan pendampingan; dan rencana tindak lanjut. Pengukuran pengetahuan pada kegiatan ini diperoleh menggunakan kuesioner pretest dan posttest, sedangkan pengukuran kemampuan psikomotor berdasarkan lembar cheklist observasi. Data dianalisis dengan distribusi frekuensi, nilai mean, dan dependent t-test. Hasil kegiatan menunjukkan terdapat perbedaan rata-rata skor pengetahuan kader sebelum 65,82 (SD = 12,39) dan setelah 84,23 (SD = 11,51) kegiatan pemberdayaan, dengan rata-rata peningkatan skor 18,41 (SD = 12,94) (p=0,000; α=0,05). Pada kemampuan psikomotor kader kesehatan menunjukkan peningkatan yang signifikan setelah dilakukan kegiatan. Melalui kegiatan ini pengetahuan dan kemampuan kader kesehatan dapat meningkat dalam upaya pencegahan stunting dan SDIDTK pada balita. Hasil kegiatan ini merekomendasikan perlunya rencana tindak lanjut yaitu pencegahan stunting dan SDIDTK pada balita oleh kader kesehatan yang sudah dilatih dan dilakukan evaluasi secara berkelanjutan bekerjasama dengan puskesmas sekitar.

 

Kata Kunci: Balita, Kader Kesehatan, Pencegahan, Stunting, Tumbuh Kembang

ABSTRACT

 

The incidence of stunting in Indonesia is still quite high. In addition, the coverage of early detection of toddler growth and development is still far below the set target of 90%. Efforts to prevent and stimulate, detect, and early intervention for growth and development at posyandu have yet to be optimal. For growth and development detection, at posyandu, only weighing and measuring height are carried out. Health cadres have yet to comprehensively carry out early detection and intervention of deviations in the growth and development of toddlers. Through Community Service activities, the team empowered health cadres in Linggar Village, Rancaekek District, Bandung Regency, regarding efforts to prevent stunting and stimulate, detect, and early intervention for growth and development in toddlers to assist health cadres in increasing knowledge, understanding, and awareness of the occurrence stunting and early detection of growth and development in toddlers and how to overcome it. The target audience for this activity is 30 health cadres. This activity is carried out through the stages of identification/assessment; problem determination; implementation of activities with lectures, simulations, discussions, and practicum; evaluation and assistance; and follow-up plans. Measurement of knowledge in this activity was measured using a pretest and posttest questionnaire, while psychomotor abilities were measured on observation checklist sheet. Data were analyzed by frequency distribution, mean value, and dependent t-test. The results of the activity showed that there was a difference in the average knowledge score of cadres before 65.82 (SD = 12.39) and after 84.23 (SD = 11.51) empowerment activities, with an average score increase of 18.41 (SD = 12 .94) (p=0.000; α=0.05). The psychomotor abilities of health cadres showed a significant increase after the activity was carried out. Through this activity, the knowledge and skills of health cadres can increase efforts to prevent stunting and stimulate, detect, and early intervention for growth and development in toddlers. The results of this activity recommended the need for a follow-up plan, namely stunting prevention and stimulate, detect, and early intervention for growth and development in toddlers, by health cadres who have been trained and evaluated continuously in collaboration with the health center.

 

Keywords: Growth and Development, Health Cadres, Prevention, Stunting, and Toddlers.

Supplement Files

Kata Kunci : Balita, kader kesehatan, pencegahan, stunting, tumbuh kembang

  1. Aguayo, & Menon. (2016). Introduction stop stunting: Improving child feeding, women’s nutrition and household sanitation in South Asia. Maternal & Child Nutrition, 12(1), 3–11. https://doi.org/10.1111/mcn.12283.
  2. Aguayo, V. M., Nair, R., Badgaiyan, N., & Krishna, V. (2016). Determinants Of Stunting And Poor Linear Growth In Children Under 2 Years Of Age In India: An In-Depth Analysis Of Maharashtra’s Comprehensive Nutrition Survey. Maternal and Child Nutrition, 12, 121–140. https://doi.org/10.1111/mcn.12259
  3. Akbar, N., & Suryanti. (2022). Pelatihan Pemantauan Tumbuh Kembang Bayi Balita dalam Rangka Penguatan Peran Kader di Desa Paddinging Kecamatan Sandrobone Kabupaten Takalar. Panrita Abdi: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 6(3), 691–698. https://journal.unhas.ac.id/index.php/panritaabdi/article/view/14498%0Ahttps://journal.unhas.ac.id/index.php/panritaabdi/article/download/14498/8435
  4. Anugraheni, H. S., & Kartasurya, M. I. (2012). Faktor Risiko Kejadian Stunting Pada Anak Usia 12-36 Bulan Di Kecamatan Pati, Kabupaten Pati. Journal of Nutrition College, 1(1), 30–37. http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jnc
  5. Astuti, S. (2018). Gerakan Pencegahan Stunting Melalui Pemberdayaan Masyarakat Di Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang. Dharmakarya, 7(3), 185–188. https://doi.org/10.24198/dharmakarya.v7i3.20034
  6. Black, R. E., Victora, C. G., Walker, S. P., Bhutta, Z. A., Christian, P., & De Onis, M. (2013). Maternal and child undernutrition and overweight in low-income and middle-income countries. Maternal and Child Nutrition, 382(9890), 427–451. https://doi.org/https://doi.org/10.1016/S0140-6736(13)60937-X
  7. Crookston, B. T., Penny, M. E., Alder, S. C., Dickerson, T. T., Merrill, R. M., Stanford, J. B., Porucznik, C. A., & Dearden, K. A. (2010). Children who recover from early stunting and children who are not stunted demonstrate similar levels of cognition. Journal of Nutrition, 140(11), 1996–2001. https://doi.org/10.3945/jn.109.118927
  8. Djazari, M., & Sagoro, E. M. (2011). Evaluasi Prestasi Belajar Mahasiswa Program Kelanjutan Studi Jurusan Pendidikan Akuntansi Ditinjau Dari Ipk D3 Dan Asal Perguruan Tinggi. Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, 9(2), 103–112. https://doi.org/10.21831/jpai.v9i2.970
  9. Hendrawati, S., Adistie, F., & Maryam, N. N. A. (2018). Pemberdayaan Kader Kesehatan dalam Pencegahan dan Penatalaksanaan Stunting pada Anak di Wilayah Kerja Puskesmas Jatinangor. Dharmakarya, 7(4), 274–279. https://doi.org/10.24198/dharmakarya.v7i4.19527
  10. Hendrawati, S., Mardhiyah, A., Mediani, H. S., Nurhidayah, I., Mardiah, W., Adistie, F., & Maryam, N. N. A. (2018). Pemberdayaan Kader Posyandu Dalam Stimulasi Deteksi Dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Pada Anak Usia 0-5 Tahun. Media Karya Kesehatan, 1(1), 39–58. https://doi.org/10.30587/ijpn.v3i2.4920
  11. Kemenkes. (2013). Situasi balita pendek. Kementerian Kesehatan RI.
  12. Kemenkes. (2018). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2017. Jakarta: Pusat Data Dan Informasi Kementerian Kesehatan RI.
  13. Kemenkes RI. (2017). Situasi dan Analisis ASI Eksklusif. In Infodatin.
  14. Kemenkes RI. (2018a). Buletin Stunting. Kementerian Kesehatan RI, 301(5), 1163–1178.
  15. Kemenkes RI. (2018b). Hasil Utama Riset Kesehatan Dasar 2018. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. https://doi.org/1 Desember 2013
  16. Kementerian Kesehatan RI. (2016). Buku Pedoman Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang. Kementerian Kesehatan RI.
  17. Kementerian Kesehatan RI. (2017). 100 Kabupaten/Kota Prioritas untuk Intervensi Anak Kerdil (Stunting). TNP2K.
  18. Kementerian Kesehatan RI. (2018). Situasi Balita Pendek (Stunting) di Indonesia.
  19. Kementerian Kesehatan RI. (2019). Cegah stunting, itu penting.
  20. MCA Indonesia. (2013). Stunting dan Masa Depan Indonesia. Millennium Challenge Account - Indonesia, 2010, 2–5.
  21. Notoatmodjo. (2012). Ilmu kesehatan masyarakat: Prinsip-prinsip dasar. Rineka Cipta.
  22. Notoatmodjo. (2014). Ilmu Perilaku Kesehatan. Rineka Cita.
  23. Prastiwi, M. H. (2019). Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Usia 3-6 Tahun. Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada, 10(2), 242–249. https://doi.org/10.35816/jiskh.v10i2.162
  24. Purwandini, K., & Kartasurya, M. I. (2013). Pengaruh pemberian micronutrient sprinkle terhadap perkembangan motorik anak stunting usia 12-36 bulan. Journal of Nutrition College, 2(1), 50–59. http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jnc
  25. Ramadhan, K., Maradindo, Y. E., Nurfatimah, N., & Hafid, F. (2021). Kuliah Kader sebagai Upaya Meningkatkan Pengetahuan Kader Posyandu dalam Pencegahan Stunting. JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri), 5(4), 1751–1759. http://journal.ummat.ac.id/index.php/jmm/article/view/5091
  26. Samsudin, S. (2005). Manajemen sumber daya manusia. Pustaka Setia.
  27. Soetjiningsih. (2014). Tumbuh Kembang Anak. EGC.
  28. Sutarto, Mayasari, D., & Indriyani, R. (2018). Stunting, Risk Factors and Prevention. J Agromedicine |, 5(1), 540–545. https://doi.org/10.1201/9781439810590-c34
  29. Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K). (2017). 100 Kabupaten/kota prioritas untuk intervensi anak kerdil (stunting) (Vol. 1).
  30. Umeta, M., West, C. E., Verhoef, H., Haidar, J., & Hautvast, J. G. A. J. (2003). Factors associated with stunting in infants aged 5-11 months in the Dodota-Sire District, Rural Ethiopia. Journal of Nutrition, 133(4), 1064–1069. https://doi.org/10.1093/jn/133.4.1064
  31. Victora, C. G., Adair, L., Fall, C., Hallal, P. C., Martorell, R., Richter, L., & Sachdev, H. S. (2008). Maternal and child undernutrition: consequences for adult health and human capital. The Lancet, 371(9609), 340–357. https://doi.org/10.1016/S0140-6736(07)61692-4
  32. WHO. (2010). Indicators for assessing infant and young child feeding practices: part 2: measurement.
  33. Wijirahayu, A., Pranaji, D. K., & Muflikhati, I. (2016). Kelekatan Ibu-Anak, Pertumbuhan Anak, dan Perkembangan Sosial Emosi Anak Usia Prasekolah. Jurnal Ilmu Keluarga Dan Konsumen, 9(3), 171–182. https://doi.org/10.24156/jikk.2016.9.3.171