Efektivitas Pemberian Makanan Tambahan (PMT) terhadap Kenaikan Tinggi Badan dan Berat Badan Balita Stunting di Puskesmas Gunung Kaler Tangerang

Nur Laelah, Sukarni Setya Ningsih

Sari


ABSTRACT

 

WHO in 2020 stated that the prevalence of stunting under five worldwide was 22 percent or as many as 149.2 million. The prevalence of stunting in Indonesia (24.4%) is better than Myanmar (35%), but still higher than Vietnam (23%), Malaysia (17%), Thailand (16%) and Singapore (4%). The prevalence of stunting in West Java in 2021 is 24.5%, while in Bekasi Regency it is 21.3%. The impact of stunting is intelligence, impaired physical growth, high risk of diabetes, obesity, cancer, stroke, and low economic productivity. Knowing the effectiveness of giving supplementary food to the increase in height and weight of stunting toddlers. Quasi experimental with one group pretest-posttest design. The sample in this study were all toddlers who were stunted at the Gunung Kaler Health Center as many as 30 people. The sampling technique used the total sampling technique. The average height of stunted toddlers before being given PMT biscuits was 75.59 kg and after that it was 83.36 kg. The average body weight of stunted toddlers before being given PMT biscuits was 8.88 kg and after that it was 13.30 kg. Supplementary feeding (PMT) is effective in increasing the height and weight of stunted toddlers with a p value of 0.000. Provision of additional food is effective in increasing the height and weight of stunting toddlers. It is hoped that health workers will provide counseling more often about the importance of providing balanced nutrition to toddlers to avoid stunting

 

Keywords: Provision of Supplementary Food, Stunting

 

 

ABSTRAK

 

WHO tahun 2020 menyebutkan bahwa  prevalensi balita kerdil (stunting) di seluruh dunia sebesar 22 persen atau sebanyak 149,2 juta. Prevalensi stunting di Indonesia (24,4%) lebih baik dibandingkan Myanmar (35%), tetapi masih lebih tinggi dari Vietnam (23%), Malaysia (17%), Thailand (16%) dan Singapura (4%). Prevalensi stunting di Jawa Barat  tahun 2021 sebesar 24,5%, sedangkan di Kabupaten Bekasi sebesar 21,3%. Dampak dari stunting adalah kecerdasan, gangguan pertumbuhan fisik, risiko tinggi diabetes, kegemukan, kanker, stroke, dan rendahnya produktivitas ekonomi. Mengetahui efektivitas pemberian makanan tambahan  terhadap kenaikan tinggi badan dan berat badan balita stunting. Quasi eksperimental dengan rancangan one group pretest-posttest design. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh balita yang mengalami stunting di Puskesmas Gunung Kaler sebanyak 30 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling. Rata-rata tinggi badan pada balita stunting sebelum diberikan biskuit PMT sebesar 75,59 kg dan sesudahnya sebesar 83,36 kg. Rata-rata berat badan pada balita stunting sebelum diberikan biskuit PMT sebesar 8,88 kg dan sesudahnya sebesar 13,30 kg. Pemberian makanan tambahan (PMT) efektif terhadap kenaikan tinggi badan dan berat badan balita stunting dengan nilai p value 0,000. Pemberian makanan tambahan efektif terhadap kenaikan tinggi badan dan berat badan balita stunting. Diharapkan tenaga kesehatan lebih sering lagi memberikan penyuluhan tentang pentingnya pemberian gizi seimbang pada balita supaya terhindar dari stunting

 

Kata Kunci : Pemberian Makanan Tambahan, Stunting


Teks Lengkap:

Download Artikel

Referensi


Amirullah, A., Putra, A. T. A., & Al Kahar, A. A. D. (2020). Deskripsi Status Gizi Anak Usia 3 Sampai 5 Tahun Pada Masa Covid-19. Murhum: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 1(1), 16-27.

Ayesha, K. (2019). Gaya Hidup Dalam Mengonsumsi Sayur Dan Buah Serta Tingkat Kecukupan Gizi Anak Usia Sekolah Dasar Di Kota Metro.

Depkes Ri, D. R. (2019). Panduan Penyelenggaraan Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan Bagi Balita Gizi Kurang.

Jayadi, Y. I., & Rakhman, A. (2021). Evaluasi Program Pemberian Makanan Tambahan (Mt) Anak Balita Pada Masa Pandemi Covid 19. Poltekita: Jurnal Ilmu Kesehatan, 15(2), 105-117.

Junilawati, L. (2018). Faktor Yang Memengaruhi Efektivitas Pemberian Makanan Tambahan Pada Balita Gizi Kurang Di Wilayah Kerja Uptd Puskesmas Langsa Lama Tahun 2018 (Doctoral Dissertation, Institut Kesehatan Helvetia).

Kemenkes Ri, (2020). Petunjuk Teknis Pemberian Tambahan (Balita, Ibu Hamil, Anak Sekolah)

Kemenkes Ri. (2016). Pedoman Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Saluran Pernapasan Akut. 1–50. Https://Doi.Org/10.3406/ Arch.1977.1322

Kemenkes Ri. (2017). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2017. Retrieved From Http://Hukor.Kemkes.Go.Id/Uploads/Produk_Hukum/Pmk_No._12_Ttg_Penyelenggaraan_Imunisasi_.Pdf

Kementrian Kesehatan Ri. (2018). Laporan Riskesdas 2018. Laporan Nasional

Riskesdas 2018, 53 (9), 181–222. Retrieved From Http://Www.Yankes.Kemkes.Go.Id /Assets/Downloads/Pmk No. 57 Tahun 2013 Tentang Ptrm.Pdf

Kementrian Kesehatan Ri. (2020). Indikator Program Kesehatan Masyarakat Dalam Rpjmn Dan Renstra Kementerian Kesehatan Tahun 2020-2024. Kemenkes Ri.

Kementrian Kesehatan, (2018). Situasi Balita Pendek (Stunting) Di Indonesia

Khamidah, K. (2023). Efektivitas Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan Terhadap Peningkatan Status Gizi Balita Stunting Di Uptd Puskesmas Gandrungmangu Ii (Doctoral Dissertation, Universitas Al-Irsyad Cilacap).

Komalasari, (2021). Efektivitas Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan (Pmt-P)Terhadap Kenaikan Berat Badan Balita Stunting. Journal Of Current Health Sciences. 2021; 1(1): 17-20 Doi: 10.47679/Jchs.V1i1.4 Https://Ukinstitute.Org/Journals/2/Jchs

Pujiastuti, S., Sudiman, H., & Ulfa, L. (2023). Evaluasi Pemberian Makanan Tambahan Pada Ibu Hamil Dengan Kekurangan Energi Kronis (Kek) Dari Program Corporate Social Responsibility (Csr) Di Wilayah Kerja Puskesmas Tegal Angus Kabupaten Tangerang Tahun 2022. Jurnal Untuk Masyarakat Sehat (Jukmas), 7(2), 149-158.

Rohmah, L. (2020). Program Pemberian Makanan Tambahan Pada Ibu Hamil Kekurangan Energi Kronis. Higeia (Journal Of Public Health Research And Development), 4(Special 4), 812-823.

Sari, M. M., Hartiningsih, S. S., & Sastramihardja, H. S. (2022). Pengaruh Kombinasi Biskuit Ikan Gabus Dan Ubi Jalar Ungu Terhadap Berat Badan Anak Usia 12-36 Bulan Di Puskesmas Wilayah Kerja Purwadadi. Jurnal Obstretika Scienta, 10(1), 23-41.

Septikasari, M. (2018). Status Gizi Anak Dan Faktor Yang Mempengaruhi. Uny Press.

Suantari, N. M., Marhaeni, G. A., & Lindayani, I. K. (2022). Hubungan Pemberian Makanan Tambahan Dengan Peningkatan Berat Badan Bayi Usia 6-12 Bulan. Jurnal Ilmiah Kebidanan (The Journal Of Midwifery), 10(2), 101-108.

Verawati, B., Yanto, N., & Nova, C. O. W. (2021). Hubungan Jumlah Konsumsi Biskuit Pmt-P Dengan Kenaikan Berat Badan Pada Balita Gizi Kurang Usia 12-24 Bulan. Prepotif: Jurnal Kesehatan Masyarakat, 5(2), 1353-1358.

Wahfianka, A. (2021). Asuhan Kebidanan Pada Anak N Usia 38 Bulandengan Wasting Didesa Pagar Jaya Kecamatan Lambu Kibang Tulang Bawang Barat (Doctoral Dissertation, Poltekkes Tanjungkarang).




DOI: https://doi.org/10.33024/mnj.v6i5.11261

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.


Penerbit: Universitas Malahayati


 Creative Commons License

Semua artikel dapat digunakan dibawah lisensi Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License