Peningkatan Pengetahuan Dalam Upaya Penurunan Kasus Diabetes Melitus di Wilayah Kerja Puskesmas Teluknaga
Sari
ABSTRACT
Diabetes Mellitus (DM) stands as a prevalent chronic metabolic condition, especially notable in Tangerang, Indonesia, with significant health implications. This study aimed to employ a community-focused strategy at the Teluknaga Health Center to diagnose, intervene, and assess the impact of lifestyle education on DM prevalence in the region. The study utilized a community-oriented diagnostic approach incorporating Blum's Paradigm, the Delphi technique for issue prioritization, and fishbone analysis to identify root causes of DM. Interventions involved pre/post-test questionnaires and targeted educational sessions within the East Kampung Melayu Village. Monitoring utilized the PDCA cycle. Initial findings revealed that lifestyle factors significantly contributed to the prevalence of DM cases. Educational interventions in East Kampung Melayu resulted in a substantial increase in knowledge scores, with over 80% improvement post-intervention. In 2022, the East Kampung Melayu Village exhibited the highest number of DM cases within the Teluknaga Health Center's purview. The study underscores lifestyle's key role in high DM prevalence. Education in East Kampung Melayu significantly boosted DM awareness. Community-based approaches effectively reduced DM burden in Tangerang, emphasizing their significance and potential for wider application. This highlights the vital role of community engagement and education in managing and reducing DM cases.
Keywords: Diabetes Mellitus, Community Education, Community Diagnosis
ABSTRAK
Diabetes Melitus (DM) merupakan kondisi metabolik kronis yang umum, terutama mencolok di Tangerang, Indonesia, dengan dampak kesehatan yang signifikan. Studi ini bertujuan untuk menerapkan strategi yang difokuskan pada komunitas di Puskesmas Teluknaga untuk mendiagnosis, melakukan intervensi, dan mengevaluasi dampak pendidikan gaya hidup terhadap prevalensi DM di daerah tersebut. Studi ini menggunakan pendekatan diagnostik berbasis komunitas yang mencakup Paradigma Blum, teknik Delphi untuk prioritas masalah, dan analisis fishbone untuk mengidentifikasi penyebab akar dari DM. Intervensi melibatkan kuesioner pra/post-test dan sesi edukasi yang ditujukan di Desa Kampung Melayu Timur. Pemantauan menggunakan siklus PDCA. Temuan awal menunjukkan bahwa faktor gaya hidup secara signifikan berkontribusi pada prevalensi kasus DM. Intervensi pendidikan di Kampung Melayu Timur menghasilkan peningkatan substansial dalam pengetahuan, dengan peningkatan lebih dari 80% setelah intervensi. Pada tahun 2022, Desa Kampung Melayu Timur menunjukkan jumlah kasus DM tertinggi di wilayah Puskesmas Teluknaga. Studi ini menegaskan peran kunci gaya hidup dalam prevalensi tinggi DM. Pendidikan di Kampung Melayu Timur secara signifikan meningkatkan kesadaran akan DM. Pendekatan berbasis komunitas efektif mengurangi beban DM di Tangerang, menekankan signifikansinya dan potensinya untuk aplikasi yang lebih luas. Ini menyoroti peran penting keterlibatan dan pendidikan masyarakat dalam mengelola dan mengurangi kasus DM.
Kata Kunci: Diabetes Melitus, Penyuluhan Masyarakat, Diagnosis Komunitas
Kata Kunci
Teks Lengkap:
Download ArtikelReferensi
Ardiani, H. E., Permatasari, T. A. E., &Sugiatmi, S. (2021). Obesitas, PolaDiet,danAktifitasFisikdalamPenanganan Diabetes Melitus padaMasaPandemiCovid19.Muhammadiyah Journal of NutritionandFoodScience(MJNF),2(1),1.https://doi.org/10.24853/mjnf.2.1.1-12
Ciarambino, T., Crispino, P., Leto, G., Mastrolorenzo, E., Para, O., & Giordano, M. (2022). Influenceof Gender in Diabetes Mellitus and Its Complication. International Journal of MolecularSciences,23(16),8850.https://doi.org/10.3390/ijms23168850
Forbes,J. M., & Cooper, M. E. (2013). MechanismsofDiabeticComplications.PhysiologicalReviews,93(1),137188.https://doi.org/10.1152/physrev.00045.2011
Kementerian Kesehatan RI. (2020). Infodatintetapproduktif,cegah, dan atasi Diabetes Melitus 2020.InPusatDatadanInformasi Kementerian Kesehatan RI (pp. 1–10).Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI.
Pongmesa, T., Li, S.-C., & Wee, H.-L. (2009). A Survey of Knowledge on Diabetes in the Central Region of Thailand. Value in Health, 12, S110–S113.https://doi.org/10.1111/j.1524-4733.2009.00641.x
Punthakee, Z., Goldenberg, R., & Katz, P. (2018). Definition, Classification and Diagnosis of Diabetes, Prediabetes and Metabolic Syndrome. Canadian Journal of Diabetes, 42, S10–S15.https://doi.org/10.1016/j.jcjd.2017.10.003
Rajaei, E., Jalali, M. T., Shahrabi, S., Asnafi, A. A., & Pezeshki, S. M. S. (2019). HLAs in Autoimmune Diseases:DependableDiagnosticBiomarkers?CurrentRheumatology Reviews, 15(4), 269–276. https://doi.org/10.2174/1573397115666190115143226
Sperl-Hillen, J. (2011). Comparative Effectiveness of Patient Education Methods for Type 2 Diabetes. Archives of Internal Medicine, 171(22), 2001. https://doi.org/10.1001/archinternmed.2011.507
Tuomilehto, J. (2013). The Emerging Global Epidemic of Type 1 Diabetes. Current Diabetes Reports, 13(6), 795–804. https://doi.org/10.1007/s11892-013-0433-5
Webber, S. (2013). Five questions on the IDF Diabetes Atlas. Diabetes Research and Clinical Practice, 102(2), 147–148. https://doi.org/10.1016/j.diabres.2013.10.013
DOI: https://doi.org/10.33024/mnj.v6i2.13007
Refbacks
- Saat ini tidak ada refbacks.
Penerbit: Universitas Malahayati
Semua artikel dapat digunakan dibawah lisensi Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License